3

249 33 1
                                    

JISUNG, Ningning, Seunghan dan Lami menunjukkan wajah protes. Wajah Winter sama lunglai tanpa reaksi apa pun saat mendengar Siwon yang sedang berbicara dengan anak-anaknya.

"Ini Kak Minjeong. Mulai hari ini ia akan mengurus kalian berempat." Wajah Winter ditatap bergantian dengan wajah anak-anaknya. "Papa harap kalian gak akan melakukan hal-hal aneh yang sering kalian lakukan ke art yang lain sebelum ini ke Kak Minjeong." Jari telunjuknya terangkat ke atas saat ia memperingatkan mereka.

"Jangan khawatir, aku akan menjaga mereka dengan baik." Winter tersenyum pada mereka berempat. "Lagi pula, mereka semua lucu. Mereka mengingatkan aku pada masa remaja aku." Meskipun dalam hatinya sudah mengumpat saat anak-anak Om Siwon hanya memandangnya kesal terlebih lagi sang kembar. "Jadi pengen punya adek sendiri kalau lihat mereka." Winter haya ingin melihat bagaimana reaksi anak-anak di depannya ini. "Anak-anak, salam kenal!" Winter melambaikan tangannya.

Siwon hanya menggelengkan kepalanya sambil tertawa. "Kamu masih belum mengenal mereka dengan baik. Tapi om berharap kamu bisa bertahan dengan kelakuan mereka, Kim Minjeong."

"Oke! Jangan khawatir. Serahkan semuanya ke aku." Ucap Winter meyakinkan Siwon yang sebegitu khawatir nasib yang akan dialami dirinya saat menghadapi Jisung, Ningning, Seunghan dan Lami.

⭐⭐⭐

WINTER menuangkan minuman ke dalam gelas satu per satu. Jisung, Ningning, Seunghan dan Lami masih terdiam di meja makan. Sesekali mereka saling bertukar pandang satu sama lain. Mengirim sinyal yang hanya mereka mengerti. Anak-anak ini, apa tidak sakit mata mereka saling menjeling seperti itu? Ingin sekali Winter mencucuk mata mereka dengan garpu.

"Mbak Minjeong berapa umurnya?"

Tubuh Winter sedikit menegang saat mendengar suara Ningning bertanya. Ia tahu Ningning bertanya tanpa benar ingin tahu. Winter juga sadar kalau pertanyaan itu hanya untuk mengalihkan perhatiannya karena ia sempat melihat Seunghan menggenggam sesuatu dalam genggaman tangan di bawah meja makan.

"Panggil aja Kak Minjeong kayak yang disuruh papa kalian" Winter melemparkan senyum manisnya pada Ningning.

Ningning tersentak dan mencibir. Kak Minjeong? Kakak? Dalam mimpi kali kalau ia mau memanggil asisten baru ini dengan sebutan kakak.

Jisung juga melihat ke arah Winter. Wajah putih bersih itu terlihat tenang sekali. Tapi pikir Jisung biarkan dulu asisten baru mereka ini bertenang karena Jisung yakin sebentar lagi ketenangan gadis muda ini pasti akan hilang.

"Kenapa aku harus memanggilmu dengan sebutan kakak?" Ningning bertanya dengan sinis. Wajahnya sudah terlihat mendung. Sumpah, ia pasti ingat kalau Winter seumuran dengannya jika papa tidak menyatakan kalau tuaan Winter darinya. Matanya mencuri pandang ke arah Seunghan yang terlihat siap untuk menjalankan rencana mereka.

Seunghan mengeluarkan kotak hitam kecil yang sedari tadi digenggamnya. Tutup kotak itu dibuka dan Seunghan mengeluarkan isi dari dalam kotak tersebut.

"Mbak Minjeong."

Winter menoleh ke belakang saat mendengar namanya dipanggil dan ia mundur beberapa langkah. Menghindari serangan dalam diam. Saat itu juga, Seunghan mengeluarkan sesuatu dari dalam kotak yang dibuka tutupnya. Waktu yang tidak tepat! Sesuatu yang Seunghan keluarkan tadi mendarat dengan selamat di lengan Luna yang baru saja keluar dari dapur.

Winter mengukir senyum sinis. Seunghan menganga ketika mainannya itu melayang. Ningning dan Lami saling berpandangan tak percaya. Jisung juga membulatkan matanya.

Luna menatap penuh kekagetan pada kadal mati yang menempel di lengannya secara tiba-tiba. "Arghhhh!!!"

Winter memejamkan matanya tak tahan mendengar teriakan Luna. Telinganya serasa mau copot mendengar teriakan itu.

It's Always Been You✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang