"LAMI, jangan gini terus dong."
Seunghan hanya menatap dari tempat duduknya ke arah si bungsu yang hanya diam dan merenungi hidangan nasi tanpa menyentuh apapun sejak tadi. Jisung juga mengunyah makanan yang ada di depannya tanpa bersuara pertanda bahwa ia juga sama dengan Lami cumanya masih tahu menghargai Yuri yang sudah lelah memasak buat mereka. Ningning yang hanya terdiam sejak mereka mulai berada di meja makan kini bangkit lalu menghampiri Lami. Yuri yang sedari tadi membujuk si kecil pun bergeser memberi laluan buat Ningning.
"Gak papa, bi. Bi Yuri bisa kembali melakukan pekerjaan bibi di dapur. Biar aku yang bujuk Lami." Ningning tersenyum hambar pada Yuri yang hanya mengangguk lemah padanya sebelum berjalan ke dapur.
"Lami gak mau makan. Lami maunya Kak Minjeong. Lami kangen." Air matanya sudah jatuh membasahi pipinya mengadu pada Ningning bahkan sebelum Ningning sempat mengatakan apa-apa. Ia merindukan Kak Minjeong yang selalu ada di sisinya saat ia ingin makan. Yang selalu berada dengannya sehingga ia tertidur. Yang selalu ada membantunya saat ia bersiap-siap untuk sekolah di pagi hari.
"Lami, bahkan kalo Kak Minjeong gak pergi dari rumah kita sekarang juga, ia emang harus berhenti dari pekerjaannya menjaga kita cepat atau lambat." Ningning mengusap air mata Lami sambil berujar lembut. "Kak Minjeong juga punya kehidupannya sendiri. Lagipula, sejak awal ia cuma menjaga kita sepanjang papa sibuk di China. Proyek papa sendiri udah mau selesai."
"Tapi Kak Minjeong pergi sekarang ini gara-gara bertengkar dengan Kak Jaemin. Terlalu tiba-tiba." Air matanya jatuh semakin deras. "Lami kangen banget sama Kak Minjeong."
"Aku juga kangen sama Kak Minjeong." Seunghan bersuara tiba-tiba tanpa mengangkat wajahnya. Sejak kepergian Winter, suasana di rumah itu seakan berubah. Tidak ada lagi tawa dan canda seperti yang sering mereka lakukan. Bahkan lebih buruk sebelum mereka mengenali Winter.
"Semua orang juga emang kangen Kak Minjeong." Jisung merenungkan wajah kecil sang adik. "Tapi kalo Kak Minjeong tahu Lami gak mau makan, Kak Minjeong pasti bakalan sedih loh."
"Kalo Lami gak mau makan, mungkin Kak Minjeong mau kembali ke rumah kita." Lami terdengar sedih sambil menatap Jisung. "Apa Kak Jisung gak bisa minta Kak Minjeong buat kembali ke rumah kita? Kan Kak Jaemin lagi gak ada di rumah." Lami memasang wajah penuh memohon ke arah tiga pasang mata yang kini memberi perhatian penuh kepadanya.
Sudah seminggu sejak Winter meninggalkan rumah mereka. Sudah seminggu juga, kakak mereka tidak kembali ke rumah dan tidak memberi kabar.
"Lami benaran mau ketemu dengan Kak Minjeong?"
Kali ini tiga pasang mata juga berhenti pada Jisung. Jisung mengukir senyum kecil. Dengan tenang ia meletakkan sumpit di tangan. Segelas air putih yang masih belum disentuh kini diraihnya. Ia meneguk minumannya sebelum meletakkan gelas itu kembali. "Akhir pekan ini, Kak Minjeong bakalan turun buat kompetisi final. Kalo Lami mau ketemu Kak Minjeong, kakak bisa bawa Lami ke sana tapi Lami harus makan yang banyak."
"Benaran?" Lami bertanya penuh antusias. Dan anggukan dari Jisung membuatkan ia menjerit senang.
Ningning dan Seunghan juga tersenyum senang.
⭐⭐⭐
NAMA-NAMA peserta Ladies' Skate Internasional Championship diteliti satu demi satu. Gila... mereka semua pernah punya sejarah menjadi juara. Bahkan ada juara bertahan selama dua tahun. Bisakah ia yang bahkan tidak mempunyai pengalaman yang banyak ini bertanding sudah mereka semua?
Lima jenis trick telah dipilih Mark yang akan ia gunakan nanti selama kompetisi. Satu alis terangkat. Backside fliptrick, backside indy grab, kickside liptrick, freestyle...
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Always Been You✔️
FanfictionWinter, gadis skater dari Thunder Clan yang serba bisa seperti mengalami mimpi buruk saat tiba-tiba diminta bekerja sebagai asisten rumah tangga di rumah keluarga teman kepada orang tuanya. "Kalau adek gak mau, papa akan bakar deck yang ditata indah...