22

167 22 6
                                    

"KIRANYA mau pulang langsung ke rumah tapi ngapain kita ke sini?" Jisung menghempaskan dirinya di sofa. Agak bingung ketika Jaemin tiba-tiba mampir ke apartemen setelah kembalinya mereka dari skatepark menyaksikan kompetisi skate sebentar tadi.

"Emangnya gak boleh kita ke sini bentar? Cuma mau ngambil bahan tugasan ketinggalan. Ogah kakak kalo harus patah ke sini dulu sebelum ke kampus besok pagi. Jauh tahu dari rumah papa kalo mau ke sini."

Jisung yang menyandarkan kepalanya di bahu sofa kini mengerutkan kening. "Perasaan dulu sih gak ngeluh-ngeluh kayak gini. Sekarang mah terasa jauhnya? Mana sering banget ke rumah papa. Ini ada apa-apa yang aku gak tahu?" 

Jaemin tidak ambil pusing. Ia tahu betul kalau Jisung sengaja ingin menggodanya. Jisung ingin menggodanya kalau ia sering ke rumah papa sekarang karena adanya Winter di sana. Padahal ia kan sering pulang ke rumah papa gara-gara papa semakin sibuk di China. Kan ia cuma mengikuti amanah papa yang ingin ia menjaga adik-adiknya. Memangnya ia salah? Begitu kuat hatinya menolak andaian lain yang bermain di kepala. Jaemin itu peduli pada adik-adiknya. Malas ingin membiarkan pikiran lain menguasai diri, Jaemin masuk ke kamarnya dan mengambil berkas tugasan sebelum keluar kembali dan meletakkannya di atas meja di hadapan sofa yang diduduki Jisung. "Kakak mah sering pulang ke rumah itu gara-gara papa gak ada. Emangnya gak boleh kakak sering pulang?" Ia menoleh pada Jisung sambil tangannya sibuk memeriksa bahan tugasan karena takut ada yang tertinggal sebelum kembali masuk ke kamar.

"Malah senang." Jisung suka kalau kakaknya selalu ada di rumah. "Rumah jadi gak sepi-sepi amat." Jisung mengeluarkan ponsel saat notifikasi berbunyi menandakan ada chat masuk.

"Yang benar aja kamu padahal sekarang kamu lebih peduli ke Minjeong dibanding kakak sendiri." Balas Jaemin dengan suara yang sedikit keras. Ternyata masih banyak barang yang perlu ia ambil untuk berlama-lama di rumah papa.

"Dih, orang juga sayang sama kakak. Emangnya kakak cemburu? Tapi benar sama Kak Minjeong juga aku udah terlanjur sayang. Emang gak bisa apa kakak nikahi Kak Minjeong biar kita bisa barengan terus?"

"Heh bocah, lo ngomong enteng banget kayak nyuruh kakak beliin kimbap doang." Jaemin menggelengkan kepalanya mendengar permintaan tak masuk akal Jisung.

"Iya kan aku cuma ngasi cadangan ke kakak. Kan kalo kakak nikahi Kak Minjeong, aku sama yang lain bisa ketemu Kak Minjeong setiap hari." Ponsel ditatapnya lama sekali. Wonbin mengirimkan fotonya yang diambil bersama Winter. Mungkin setelah selesai kompetisi tadi soalnya Winter masih mengenakan topi biru sama seperti yang dikenakan sewaktu ia beraksi meski topengnya sudah dilepas. Sudah jelas ternyata kalau Goddezs Wintry yang Wonbin panggil dengan nama Kak Winter adalah orang yang sama dengan yang Jisung panggil Kak Minjeong. "Pasti nanti bakalan susah buat nemuin Kak Minjeong. Kan nanti ia berhenti kerja kalo papa udah menyelesaikan proyeknya di dekat China."

Jaemin keluar dari kamar dengan membawa tas berisi pakaian. Ternyata ia mengambil beberapa helai lagi pakaiannya. Siapa tahu kalau ia memerlukannya. Kan ia ingin tinggal lama di rumah papa kali ini. "Gimana bisa kakak nikahin Kak Minjeong juga Jisung ih. Kalo orangnya udah punya pacar gimana? Orang kakak sendiri masih kuliah." Pintu kamar ditutup rapat.

Jisung hanya tersenyum. Wonbin memang sengaja mempamerkan gambar bersama Winter setelah mengetahui kalau ia tertarik dengan gadis hot itu. Padahal kalau Jisung memberitahu Wonbin ia sebenarnya tinggal serumah dengan goddess yang satu ini, Wonbin bisa pingsan gara-gara terlalu shock. Tapi bagaimana reaksi Winter sendiri kalau gadis itu tahu Jisung sebenarnya ada bersama Wonbin menonton pertunjukkannya? Winter sendiri pasti tidak asing dengan kehadiran Wonbin karena temannya itu sudah sering menonton setiap kali ada skate showdown apalagi kakak Wonbin itu teman satu klan dengan Winter.

It's Always Been You✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang