28

127 19 9
                                    

"INI???" Arin membulatkan matanya tidak percaya ketika melihat poster di tangannya. Sebagian besar mahasiswa berhampiran dengannya sudah membicarakan poster itu. Poster yang menampilkan foto-foto di mana tubuh Winter yang sedang mengayah tinggi di udara. Dengan skateboard yang setengah terbalik beberapa inci dari kakinya. Mengenakan hotpant dan babytee. Rambut dikuncir kuda. Tanpa topi, tanpa masker. Foto yang kedua menampilkan Winter yang mengenakan gaun kembang berwarna biru selama Dream Night. Tulisan pada poster itu cukup menarik perhatian.

Goddezs Wintry of Thunder adalah Kim Minjeong, mahasiswa di Universitas Kwangya.

Arin menggelengkan kepalanya tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Ia harus segera memberitahu Mark. Gadis itu segera berlari menuju tempat yang selalu Mark nongkrong santai bersama anak-anak klannya yaitu lobi gedung pengajian mereka.

⭐⭐⭐

SUNGCHAN melihat poster di tangannya yang hampir renyuk gara-gara rasa amarah. "Ini siapa yang menyebarkan?"

"Seseorang pasti menjatuhkan Winter. Lo cari tau aja di internet. Udah banyak malah yang keluar kejadian waktu Winter cedera. Cerita lima tahun lepas malah kembali diungkit-ungkit. Setan emang siapa yang melakukannya." Chenle menggelengkan kepalanya tidak percaya dan kesal dengan apa yang terjadi hari ini. "Oknum gila itu malah udah menyebarkan foto-foto Winter kemana-mana."

"Winter di mana?" Mark bertanya dengan suara cemas. Namun, alisnya sedikit berkerut saat melihat Arin berlari ke arahnya.

"Mark, kamu udah tahu?"

Empat orang lainnya menatap Mark dan Arin dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.

"Mark, aku mau minta maaf. Aku emang tahu kalo Winter itu anak skater dari klan kamu tapi aku bersumpah, bukan aku yang menyebarkan cerita ini. Aku sendiri gak punya motif untuk melakukan semua itu." Suara Arin hampir putus soalnya ia berlari dengan kecepatan tak biasa mencari keberadaan Mark.

Haechan mendekati Arin yang berdiri di depan Mark. "Ya udah kalo bukan Kak Arin, kita gak nuduh sembarangan. Tapi siapa sih yang tega melakukan semua ini?"

"Chan..."

Keadaan menjadi sedikit tegang ketika bibir Haechan mulai bergerak-gerak menandakan bahwa ia marah. Renjun memegang pundak temannya itu meminta untuk sedikit bertenang.

Mark menatap Arin yang terlihat khawatir. Arin memang bertanya kepadanya tentang Winter saat Dream Night tetapi ia sendiri tidak menyangkal dan Arin hanya mendengarkan tanpa menunjukkan tanda-tanda aneh yang membuatkan Mark percaya kalau Arin tidak akan menyebarkan sembarangan atau... apa jangan-jangan Arin? "Arin, apa kamu gak sengaja cerita hal ini ke siapa-siapa?"

Arin menggigit bibirnya saat ia teringat akan sesuatu. Ia menatap Mark dengan takut-takut. "Waktu itu, Yeri ada bertanya ke aku soal Win..."

Sungchan meletakkan poster dengan kasar ke atas meja. Tak perlu banyak bertanya karena sepertinya ia sudah menduga siapa yang melakukannya. "Apa yang Kak Arin omongkan ke Yeri? Emangnya Kak Arin gak tahu kalo Yeri itu gak senang dan gak suka dengan Winter?"

"Aku minta maaf. Aku benar-benar melupakan fakta itu waktu ngobrol dengan Yeri. Aku gak sengaja."

"Gak sengaja..." Mark merenungkan Arin sejenak sebelum mendengarkan notifikasi yang tidak berhenti masuk ke ponsel. Mark sudah menduga kalau notifikasi itu dari klan skate yang lain. Mereka pasti sedang menanyakan apa yang sedang terjadi. Betapa cepatnya berita ini menyebar. "Aku salah menilai kamu selama ini, Arin." Mark meraih tas yang tadi sempat diletakkan di bangku. "Sungchan, hubungi Winter. Tanyakan di mana ia sekarang."

It's Always Been You✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang