🏅 Chapter 51- MADIUN MEMORIES 🏅

494 22 3
                                    

ASSALAMU'ALAIKUM...
JUMPA LAGI DENGAN CERITAKU

GIMANA GAES KABAR KALIAN MASIH SEHAT DONG? UDAH BOSEN BELUM SAMA CERITA INI?

JANGAN DONG, JANGAN BOSEN SAMA ELBHA😭
TETAP STAY DISINI YA GAES YAA..
SAMPEK CERITA INI TERBIT.

HAPPY READING!

HAPPY READING!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🥇🥈🥉

Sembari berjalan Kyai Musthofa, kakak tertua dari Kyai Qusyairi itu terus melafalkan kalimah dzikir. Beliau hendak menuju ruang tamu, karena seorang khodim baru saja memberitahu beliau bahwa ada tamu agung dari Yogyakarta. Untung saja, jadwal ngaji beliau bersama para santri sudah usai. Jadi beliau benar-benar leluasa untuk menemui tamu.

" Alhamdulillah, nduk Afwa to iki mau. " Kyai Musthofa begitu bersyukur dengan kehadiran keponakannya yang sudah lama tak berkunjung.

Kyai Adnan beserta keluarga buru-buru menyalami beliau dengan penuh takdzim. Diikuti pula oleh ketiga putranya.

" Pangapunten pakde, nembe saged sowan. " Kyai Adnan mengutarakan ketidakenakan pada beliau.

" Pinarak-pinarak ayo!! " Beliau mempersilahkan tamunya untuk duduk.

" Anak-anakmu wes gede-gede ya? Alhamdulillah. " ucap beliau menatap ketiga putra Kyai Adnan.

" Alhamdulillah, Pakde. Sampun ageng sedanten, " Balas Bunyai Afwa sumringah.

Tak lama kemudian, Bunyai Ruqayyah, Gus Hilmy, Ning Hilya dan Ning Malikha turut bergabung diruang tamu. Memang momen sowan sudah diprediksi oleh Bunyai Afwa agar dapat bertemu seluruh keluarga. Karena jam-jam sholat dhuha seperti ini pasti jadwal mengajar mereka sudah selesai. Ruang tamu semakin ramai dengan perbincangan dan tawa.

" Dek Shaf, anakmu ganteng banget ini kembar? " tanya Ning Hilya yang memang sudah lama tak bertemu dengan keponakannya.

" Kenalin Amah, saya Elbha. Dan ini adik saya Elni'am. Kita ndak kembar. Cuma kebetulan wajahnya mirip, " kata Elbha dengan nada meniru upin-ipin. Membuat semua orang tertawa.

" Kan Upin-Ipin kumat, " Syakila mencibir.

" Mereka beda tahun lahir, Mbak. Tapi enggak tau kenapa mirip banget, " Ujar Bunyai Afwa geleng-geleng kepala.

" Alhamdulillah... Miqbal sebentar lagi lamaran. Dia masih harus mengkhatamkan kitab Ihya'nya satu bulan lagi. Kalau Irsyad juga sudah lamaran. Naufal pasti sudah cerita sama Elbha. " Cerita Ning Hilya. Miqbal adalah anak Ning Hilya satu-satunya. Sedangkan Irsyad dan Naufal adalah anak dari Ning Malikha.

" Hanana baru lulus Aliyah juga dan milih mondok lagi di Yanbu'a. " Ujar Gus Hilmy.

" Alhamdulillah. Ndak kerasa ya, Mas Mbak, padahal dulu kita masih main bareng sekarang malah udah mau punya menantu. " ujar Bunyai Afwa terkekeh.

 GUS ELBHARRA ( TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang