BAB 16

993 59 9
                                    

     Umariff tidak berkelip mata memandang sang isteri yang sedap tidur dek di urut oleh ibunya. Mata Umariff bergerak nakal.

" Okey... Dah." Ujar Puan Zaleha.

Areena terjaga dari lena pabila kakinya di tepuk oleh ibunya. Areena mengusap matanya dan bangun dari pembaringan.

" Em... Sedapnya!" Geliat Areena.

" Thanks Umi." Ucap Areena dengan senyuman manis.

" Haih... Pegang kain depan dada kamu tu. Dah terlorot dah." Pesan Puan Zaleha.

Pantas Areena mencapai kain yang hampir telorot. Wajah suaminya di pandang. Lelaki itu tersenyum nakal ke arahnya.

" Apa pandang - pandang?" Marah Areena kasar.

" Oi! Apa kau ni!"

Kepala Areena di tolak oleh sang ibu dari arah belakang. Areena tercebik bibirnya ke depan. Kepala di usap dek terasa sakit.

" Apa umi ni..."

" Dah... Umi nak sambung tidur. Bangun pi masuk bilik tidur. Jangan mandi. Hilang minyak tu nanti." Pesan puan Zaleha.

Areena menganggukkan saja kepalanya. Areena bangun dari kedudukan. Kakinya sedikit pulih pabila mendapat tukang urut yang memang A+ dalam kampung!

Umariff memandang isterinya yang sudah berlalu pergi. Gadis itu hilang di balik pintu bilik. Wajah ibu mertuanya di pandang.

" Umi..."

" Hm?"

" Umi nak cucu berapa?" Soal nakal Umariff.

" Umariff!" Panggil Areena dari bilik.

Macam Areena tidak dengar apa yang di borak sang suami di luar. Pantas Umariff bangun dari kedudukan dan masuk ke dalam bilik.

" Ye sayang?" Soal Umariff dengan sengihan.

Areena mencerlumg tajam suaminya sebelum dia menjatuhkan punggung di birai katil.

" Sayang nak tidur dengan pakai macam tu je ke?" Soal Umariff dengan senyuman sengek.

" Asal? Tak boleh? Suka hatilah nak pakai apa pun." Ujar Areena masih merajuk dengan sang suami.

Umariff menghela nafas kecil. Susah benar mahu melembutkan hati sang isteri yang keras itu.

Umariff membuka langkah masuk ke dalam kamar mereka. Pintu di tutup rapat. Kaki melangkah mendekati sang isteri di birai katil.

" Sayang marahkan abang lagi ke?" Soal Umariff.

Umariff mengusap bahu sang isteri. Dia melabuhkan punggung di sisi sang isteri. Pantas Areena menepis.

" Sudahlah tu..." Pujuk Umariff.

Areena masih mendiamkan diri. Suaminya langsung tidak di lihat. Malas mahu lihat! Menyakitkan hati!

" Sayang..."

Dagu sang isteri di cubit. Tetapi Areena melarikan wajahnya. Pantas Umariff mencengkam pipi sanh isteri membuatkan wajah sang isteri tidak dapat bergerak.

" Sudahlah marahkan abang. Abang minta maaf. Abang tahu abanh tak patut marah dan tengking sayang macam tu. Aku akur abang salah. Please... maafkan abang." Rayu Umariff sambil tangannya membelai pipi sang isteri.

" Hm... Yelah. Tapi janji jangan buat lagi!" Keras suara Areena.

Dia jujur. Dia lemah juga akan pujukkan sang suami. Hati wanita mudah cair dengan kata - kata seorang lelaki.

" Janji!" Pantas Umariff.

Umariff mengangkat tangan seperti orang sedang berjanji. Dia mengukirkan senyuman manis untuk sang isteri.

" Dahlah... Saya nak tidur."

" Eh? Nak tidur dah?"

" Yelah... Ngantuk. Kenapa?" Soal Areena pelik.

" Err... Macam mana dengan keperluan saya malam ni?" Soal Umariff dengan sengihan.

Terdiam Areena di buatnya. Air liur tidak berhenti di telan. Mata mereka saling bertentang. Merah padam wajah Areena saat ini.

Usapan di wajah kini menurun ke bahu sang isteri. Di usap lembut bahu putih isterinya yang terdedah.

Mata Areena hanya mengikut saja pergerakkan nakal tangan suaminya ke seluruh wajah dan bahunya.

" Boleh?" Soal Umariff lembut.

Areena memandang suaminya dengan pandangan penuh tanda tanya.

" Bo... Boleh apa?" Gagap Areena.

Umariff menjatuhkan usapannya di perut sang isteri. Perut bunci sang isteri selamba di cuit membuatkan Areena terhenjut dek kegelian.

" Abang nak ada bukti cinta kita kat sini." Ujar lembut Umariff.

Areena tergamam. Cinta? Apa maksud lelaki itu.

Tanpa menunggu lama lagi. Umariff menjatuhkan ciuman hangatnya di atas kening sang isteri. Mata Areena automatik terkatup sendiri. Perlahan - lahan ciuman sang suami makin ke bawah.

     Areena menggeliat di anak tangga dapur. Umariff yang berada di belakangnya mencuit pinggang sang isteri.

" Abang! Gelilah!" Marah Areena geram.

Tertawa kecil Umariff akan wajah garang sang isteri. Mereka menuruni anak tangga dapur. Terlihat banyak makanan yang terhidang di atas meja.

" Hah Areena? Baru bangun tidur?" Sapa satu suara garau.

Areena berkalih. Terlihat wajah ayahnya. Senyuman terlakar bahagia di bibir Areena. Pantas Areena membuka langkah memeluk badan ayahnya.

" Assalamualaikum abah... Baru balik ke?" Soal Areena sambil mengucup tangan ayahnya.

" Waalaikumusalam... Ye."

" Hmm... Areena, Umariff. Jom makan." Ajakka puan Zaleha.

" Sorry Mi. Tadi kita orang lepas subuh terus tido sebab ngantuk. Penat gila malam tadi. " Beritahu Areena.

" Tak pe Umi faham. " Ujar puan  Zaleha dengan senyuman nakal.

" Err... Umi nak tanya. Bunyi apa yang bising malam tadi. " Soal Umi nakal.

" Err..."

Pertanyaan itu membuatkan Areena dan Umariff saling berpandangan. Mereka tersenyum malu.

" Em... Abang nak makan apa? Biar saya amikkan eh?" Ujar Areena cuba mengelak dari menjawab.

" Err... Nak makan sayang boleh?" Seloroh Umariff.

" Nampa ni?" Garang Areena menunjukkan gumpalan tangannya.

" Hehe... Tak - tak..." Tawaan Umariff dengan sengihan.

Umi dan abah Areena hanya melihat saja perangai suami isteri di depan mereka. Bahagia mereka melihat satu - satunya anak mereka bahagia.

" Tak lama lagi... Kita bercuculah ye bang." Bisik puan Zaleha.

Mereka tersenyum bermaksud di depan Areena dan Umariff. Ada - ada saja puan Zaleha itu.

Bersambung...

Jangan lupa vote ye! Tq

Budak SPM itu SUAMI aku!! ( C )Where stories live. Discover now