15

1.5K 78 0
                                    






Play the song👆🏻

Happy reading!!!



"Kalian mirip" ucap axel.

"Kalian? Siapa yg lo maksud?" Bingung karina sembari menutup piano lalu menatap axel serius.

"Temen gue"

"Lo punya temen sebelum gue?" Axel mengangguk. Ia belum siap memberitahu kiara jika orang yg dia sebut 'teman' itu adalah pacar nya.

"Sekarang dia dimana? Gue ga pernah liat temen lo main kesini" tanya karina penasaran.

"g-gue ga tau dia dimana, ada kejadian yg membuat gue harus jauhin dia, kejadian itu juga yg buat gue koma setahun" jelas axel beranjak dari tempatnya lalu berkeliling melihat-lihat alat musik nya.

"Kalo boleh tau...siapa nama dia?" Tanya Karina hati-hati dengan mata yg terus mengikuti axel.

"Kiara"

"Kiara?" Batin karina. Entah mengapa dia merasa tak asing dengan nama itu.

"a-awsh" ringis karina mencengkeram kepalanya dengan kedua tangan. Kepala nya terasa berdengung.


























"Kiara?"

"ah iya, lo belum kenal gue, gue kiara"




























Axel yg mendengar suara ringisan langsung membalikkan badannya. Ia melihat kiara yg bersimpuh di lantai sambil memegang kepalanya. Axel langsung berlari mendekati nya.

"Hey are you okey?" Panik axel menangkup kedua pipi karina. Mata gadis itu terlihat sayu dengan keadaan lemas.

"s-suara itu lagi" jawab karina pelan menetralkan nafasnya.

"Ayo ke rumah sakit" ucap axel memapah Karina berjalan keluar.

"Heh ga usah, ini cuma sakit kepala biasa" cepat karina.

"Tetep aja, takutnya lo kenapa-kenapa" ucap axel khawatir lalu menggendong karina di punggungnya karena harus menuruni tangga.

"Eh-" kaget karina.

Axel membawanya ke kamar milik karina. Ia membaringkan karina sangat pelan.

"Masih sakit ga kepala nya?" Tanya axel.

"Udah gapapa kok"

"Gapapa-gapapa mulu nih orang" gumam axel yg dapat di dengar oleh Karina. Karina langsung menatap nya tajam.

"Tadi lo bilang 'suara itu lagi' berarti lo udah sering gini ya?" Tanya axel duduk di pinggiran kasur menatap Karina.

"Elah di ungkit lagi, gue kira udah lupa" batin karina tentu saja dapat di dengar oleh axel.

"Emang kenapa kalo gue nanya soal itu?"

"e-eh? Gue ga ngomong loh" kaget karina. Axel hanya diam menatap nya.

"Jangan-jangan nih anak indigo ya" batin karina menatap sinis Axel dari atas hingga bawah.

"Gak, gue indihome" jawab axel malas sembari merapikan rambut panjangnya kebelakang.

"LAHH?!! LO INDIGO BENERAN YA?!! KOK BISA BACA PIKIRAN GUE?!!" Pekik karina bangun dan memundurkan badannya hingga menyentuh headbor kasur.

"Dasar" axel terkekeh lalu keluar dari kamar karina.

PLUVIOPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang