35

1.2K 89 4
                                    

Play the song👆🏻

Happy reading!!

Karina memutuskan pulang ke rumah dengan pikiran yg kacau. Di satu sisi ia merasa bersalah telah menyakiti Axel, di satu sisi juga ia kesal dengan perasaan Axel. Tak lama ia pun sampai di rumah. Ia melihat tak ada sepatu yg terletak di teras rumah, menandakan ke 3 cewe itu sudah pulang. Saat membuka pintu ia melihat mahen duduk di ruang tamu sembari memejamkan matanya. Karina berniat melewati nya.

"Karin" panggil mahen saat karina hendak menaiki tangga.

"Bisa ngomong sebentar? Gue mau ngasi tau lo sesuatu" ucap mahen terlihat mengambil kamera yg ada di hadapannya.

"Apa?" Datar karina mendudukkan dirinya di single sofa.

"Tentang kejadian kemarin... Gue nemu ini di dalem kamar itu, lo liat aja sendiri" ucap mahen memberikan kamera itu.

"i-ini kan kamera mahen" ucap karina karena sering melihat kamera itu.

"Lo bisa liat isi nya, terserah mau lo percaya atau nggak" pinta mahen. Karina pun melihat rekaman di kamera itu.

DEG

Karina menutup mulutnya terkejut melihat rekaman itu. Kini ia di hantui rasa bersalah pada axel.

"j-jadi-"

"Axel cuma mau jagain lo, walaupun lo berkali-kali nolak perasaan nya dia berusaha selalu ada buat lo, axel itu tulus, dia cuma salah naroh perasaan ke orang kayak lo" ucap mahen terasa menusuk ke hati karina.

"Bukan nya gue maksa lo buat Nerima perasaan dia"

"axel tulus sayang sama lo, dia bakal ngelakuin apapun buat lo. Mau itu ngebahayain dirinya sendiri ataupun enggak, axel tetep lakuin itu demi lo-"

"axel ga pernah lampiasin kesedihan nya dengan menangis, dia lebih milih mendam semua rasa sakit itu, dia gak mau keliatan lemah di depan orang"

"Kemarin waktu dia pulang itu baru balik dari acara pemakaman bunda nya, dan lo yg ga punya hati langsung maki-maki dia, lo juga nampar dia, bayangin aja di hari ulang tahunnya dia bukan nya seneng malah dapet luka, masalah dateng secara bersamaan di hari ulangtahun nya"

karina mematung mendengar itu, ternyata kemarin adalah hari ulang tahun axel. Karina semakin merasa bersalah.

"Kalo sikap lo sama kayak kemarin, gue janji dia bakal pergi dari hadapan lo dan ga usik hidup lo lagi" ucap mahen hendak pergi tapi di tahan oleh karina.

"g-gue salah, gue minta maaf, jangan jauhin axel dari gue" cicit karina dengan air mata yg mengalir di pipinya.

"lo minta maaf ke axel, jangan ke gue" ucap Mahen tersenyum tipis lalu pergi dari rumah axel.

~~

karina memutuskan mengunjungi axel di kamar nya. Saat tiba di depan pintu, ia menggigit bibir bawahnya karena merasa ragu. Rasa bersalah terus menghantuinya. Perlahan ia menekan gagang pintu itu, seperti biasa axel tak pernah mengunci pintunya karena takut karina membutuhkan dirinya. Karina tak melihat axel di sana.

"axel?" Panggil Karina mengedarkan pandangannya.

Samar-samar ia mendengar suara yg berasal dari kamar mandi.

"Huekk..huek..huekkk"

Karena takut axel kenapa-napa, karina berniat menghampiri nya. Tapi baru dua langkah pintu kamar mandi itu terbuka menampakkan seseorang dengan wajah pucat memegangi perutnya dengan tangan kiri yg mendorong tiang infus.

PLUVIOPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang