Setelah mendengar rekaman suara Aina dan Rain, aku sebagai papanya Jakkup sangat menyesali keadaan ini, seharusnya aku ikut membantu putraku agar bisa kembali bersama.
Aku tidak tahu sekarang bagaimana perasaan Jakkup setelah tahu semua ini, tapi ada bagusnya dia tahu kalau yang Aina kandung adalah anaknya.
'Ttttrrrrttttt', bunyi getaran hv.
(Hello,,,pa,,, aku pulang hari ini dan besok jam sembilan pagi aku sudah di airport), kata Jakkub langsung mematikan panggilan tanpa menunggu aku bicara.
Entah apa yang akan Jakkup lakukan setelah pulang , apa dia akan merebut kembali Aina atau akan megihlaskannya.
____________
Hv ku berbunyi, sebelum mengangkat panggilan aku melihat ke layar, ini panggilan dari Jakkub.
Saat akan mengangkatnya Rain mengambil hv ku dan mematikannya.
"Kenapa kamu mematikannya?, tanya ku marah.
"Kamu istriku", jawabnya.
"Dengar,, ya!, pernikahan kita tidak sah, karena aku sedang hamil, dan kita sudah membuat perjanjian".
"Ya,, benar, jadi selama belum satu bulan kamu harus mematuhi peraturanku kalau tidak ,aku akan membatalkan perjanjian kita", jawab Rain membuat aku kesel.
Mamanya Rain memanggilku ke kamar ,mengajakku membuat berbagai macam jenis kue di dapur mamanya Rain memang hobi membuat kue ,dan ini yang membuat kami semakin dekat karena hobi yang sama.
Di dapur aku dan mamanya Rain tertawa bercanda bahagia sambil membuat berbagai macam kue kering.
Melihat aku dan mamanya begitu akrab Rain tersenyum bahagia, dan memotret kebersamaan kami lalu di ungganya di media sosial , yang tentunya langsung di banjiri like dan komentar.
____________
"Jak,,, bukannya ini mantan istrimu?, tanya rekannya saat duduk di kursi airport menunggu jemputan.
Jakkub menatap wajah bahagiaku bersama mamanya Rain yang sedang membuat kue.
'Aina sudah bahagia, apa mungkin aku harus datang membuatnya menagis lagi?', kata Jakkub dalam hatinya.
"Maaf tuan muda, saya terlambat karena lagi macet ", kata sopir pribadi milik Jakkub begitu sampai di airport.
"Tidak apa, kamu bawa koper saya!, jawab Jakkub lalu pamit pada beberapa rekannya yang juga sudah di jemput keluarganya.
Di rumah papaku sudah menunggu bersama seorang wanita cantik yang mungkin sudah kepala empat tapi masih cantik ,dan sangat serasi dengannya , walaupun usianya sudah lima puluh tahun masih terlihat gagah dan tampan dengan wajah timur tengah milikinya .
"Jak,, kenalkan ini tante Dian, dia teman bisnis papa dan punya anak gadis yang masih kuliah di luar negeri", kata papaku membuat pikiranku jadi tidak senang.
Karena aku bisa merasakan papaku ingin menjodohkan aku dengan anak temannya.
Aku menatap tajam ke arah papaku membuat wanita yang berdiri di sebelahnya menyenggol lengannya.
"Jak,, kamu jangan salah paham, papa tidak ada maksud apapun, jadi kamu jangan melihat papa dengan tatapan seperti itu, tidak baik!.
Setelah papaku bicara seperti itu, aku langsung pamit ke kamarku.
________________
Malam ini aku dan orang tua Rain, dan juga orang tuaku akan mengadakan dinner makan malam di restoran mewah.
Aku tentunya di tuntut untuk dandan cantik dan mewah, mamanya Rain memberikan aku dress mewah selutut warna hitam, dengan perhiasan berlian dengan batu permata hitam yang indah.
Rain masuk ke kamar dan menemukan ku sudah dandan dengan begitu cantik, kulit putihku seperti bersinar di balik gaun yang ku pakai.
"Kamu sangat indah Aina",bisik Rain di telinga ku.
"Rain,,, cepat turun!!!, teriak mamanya Rain dari bawah.
Kami berdua turun ke kelantai bawah, orang tuanya Rain tersenyum bahagia melihat kami berdua yang tampil serasi.
Mobil mewah melaju menuju restoran mewah di mana orang tuaku sudah menunggu.
"Sayang,, Bagaimana kabar mu?, tanya ibuku begitu kami sampai di restoran.
"Aku baik ", jawabku sambil duduk di kursi.
Setelah memesan beberapa menu semua kembali gobrol sedangkan aku hanya diam, merasakan gerakan kecil seperti cacing di dalam perutku , yang aku perkirakan mungkin sudah masuk empat bulan lebih.
Saat semua tengah asik gobrol aku mendengar nama yang tidak asing lagi bagiku.
"Jakkub,,, kamu harus coba menu paporit tante Dian", suara bariton milik papanya Jakkup membuat aku menoleh ke arah samping.
Aku seperti membeku melihat Jakkub duduk bersama papanya dan seorang wanita yang cantik yang mungkin seusia mamanya Rain.
Jakkub hanya mengunakan baju kaos biru tua yang pas di tubuh putih atletisnya dengan rambut yang di cukur rapi, dia tersenyum kecil ke arah papanya memperlihatkan gigi indah dan sedikit lesung pipi di wajah sempurna miliknya.
"Aina,, kamu kenapa begong?, tanya ibuku membuat Jakkub langsung menoleh ke arahku dengan ekspresi terkejut.
Saat Jakkup akan berdiri ingin menemui ku, papanya menggelengkan kepala mengasih isyarat kalau dia akan memicu keributan.
Akhirnya dia kembali duduk, dan sekarang Rain dan orang tuanya juga tahu kalau Jakkub ada di restoran ini.
Menu di hidangkan aku tidak berselera lagi untuk makan, tapi demi anak yang sekarang tumbuh di rahimku aku harus makan.
"Aina,,, kamu coba ini!,, enak sekali", kata Rain sambil menyuapiku, aku tidak mungkin menolak tentu aku menerima suapan dari Rain sambil melihat ke arah Jakkub yang pura-pura tidak melihat.
Karena tidak tahan dengan keromantisan yang di berikan Rain padaku, Jakkup pergi ke luar restoran meniggalkan papanya.
Next
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Janda ku Dia Miliki ku (Dia Milikku)
General FictionTiga kali ketukan di atas meja pengadilan agama, hari ini aku resmi menjadi janda cerai hidup dari pria tampan dan mapan, walaupun ada rasa sakit yang tidak bisa di gambarkan tapi sebagai wanita yang sudah bergelar ibu dari dua anak yang masih kecil...