Dia Janda Ku Dia Miliki Ku Bab 22

130 3 0
                                    




"Panggil Jak!, kata tuan Malik pada pelayan laki-laki setelah melihat aku pergi.

"Maaf tuan muda,papa tuan memanggil",bisik pelayan pada Jak di tengah hingar-bingar musik.

Jak langsung pamit sebentar pada teman-temannya.

"Ya pa, ada apa?, tanya Jak masih terlihat bahagia.

"Kejar Aina!, jawab tuan Malik pada putranya, membuat Jak menepuk jidat.

'Ya Tuhan aku kenapa bisa kelewatan batas?, marah Jak pada dirinya sendiri.

______________

Aku menelepon taksi online dan menunggu di tepi jalan raya, langit mulai mendung,rintik hujan mulai turun tapi taksi belum juga datang.

"Aina, maafkan aku !, Kata Jakkup begitu sampai di dekatku.

"Kenapa menyusul ku, tidak perlu minta maaf karena hal yang tadi kamu lakukan bagimu hanya sebatas teman, dan aku wanita bodoh yang di perbudak oleh rasa cinta sehingga aku percaya dengan janji palsu mu", jawabku .

"Kamu benar Aina, yang aku lakukan hanya sebatas teman tidak lebih, dan seharusnya tadi kamu ikut biar wanita-wanita tadi tidak ada yang mendekatiku", jawab Jak membuat aku emosi.

"Ooooya, jadi saat aku tidak bersamamu kamu bebas berpelukan, berciuman dengan semua wanita, dan bagaimana perasaan mu jika teman lelakiku mencium bibirku dengan mesra secara bergantian, dan bagaimana perasaanmu jika kamu jauh terus aku bebas berpelukan berciuman dengan pria manapun?, tanyaku dengan amarah meluap.

"Aku akan menghajar pria yang berani menyentuhmu, apa lagi sampai berani menodaimu dia akan aku tembak sampai mati ", jawab Jak.

"Lantas bagaimana dengan perasaanku?, tanyaku pada Jak tidak mampu lagi menahan air mataku.

"Maafkan aku Aina, aku mohon!,pinta Jakkup padaku dengan wajah sedih.

"Aku akan memaafkan mu, tapi dengan satu syarat", ucapku.

"Katakan apa syaratnya!.

"Syaratnya jika kamu melakukannya lagi aku mohon jangan pernah datang lagi, menghilang lah dari hidupku", jawabku, membuat Jak menatapku tajam lalu memegang tanganku.

"Terimakasih atas kesempatan yang entah keberapa kalinya, aku janji tidak akan membuatmu terluka lagi", ucapnya lalu memelukku.

Dari kejauhan kami tidak sadar Rain memperhatikan kami berdua.

__________________

Tiga bulan telah berlalu setelah kejadian itu hubunganku dengan Jak semakin membaik, apa lagi dua bulan lagi aku akan melahirkan bayi perempuan yang Jak sudah siapkan nama untuknya.

Hari ini aku duduk di kursi rotan sambil merajut topi cantik untuk putriku yang tidak lama lagi lahir.

"Selamat pagi Aina, maaf kedatanganku megaggu", kata Rain yang datang berkunjung.

"Pagi juga, gak mengganggu kok", jawabku tersenyum ke arahnya.

"Kamu hebat Aina, berapa kali di sakiti Jak dia tetap kamu maafkan ", kata Rain.

"Selama Jak tidak melakukan hubungan seks aku akan selalu memaafkannya", jawabku tanpa menatap ke arahnya.

_________________

Hari minggu aku jalan-jalan menikmati pemandangan ladang para penduduk yang sebentar lagi panen.

Baru jalan beberapa menit rintik hujan mulai turun, dan itu hal lumrah jika tinggal di kawasan pengunungan.

Dress hijau cerah sebetis menambah kesan cerah di kulit putihku, karena takut hujan makin deras aku putar arah untuk pulang.

'Tttiiiigggg', suara inbox masuk di Whatsapp.

Ku hentikan langkah dan membuka aplikasi Whatsapp milikku, darahku membeku melihat foto yang baru terkirim dari Whatsapp Jakkup, sebuah foto kaki seorang wanita di atas ranjang miliknya.

"Aina, kamu gapain mematung di sini?, tanya Rain tiba-tiba muncul di sampingku dengan mobilnya.

"Rain,, tolong antar aku ke rumah Jak sebentar!, ucapku dengan bibir bergetar.

"Ok,ayok!, jawab Rain .

Aku minta Rain mempercepat laju mobilnya, dan tidak lama kami sudah sampai di rumah mewah milik Jak.

Tanpa basa-basi aku langsung masuk ke dalam menuju kamar Jak .

Di depan pintu kamar aku mendengar suara manja seorang wanita.

Dengan emosi yang sudah tidak tertahan aku membuka pintu kamar dengan cukup keras.

Melihatku yang tiba-tiba muncul Jak mendorong tubuh wanita yang sedang menindih tubuhnya, wanita itu hanya menggunakan handuk mandi, sedangkan Jak menggunakan celana tanpa memakai baju.

"Aina ,,,", teriak Jakkup tapi aku langsung pergi dari kamarnya.

"Aina tunggu, aku bisa jelasin semuanya ", kata Jak sambil meraih tanganku.

"Apa yang aku lihat sudah cukup, tidak perlu di jelaskan lagi ", jawabku.

"Aina aku mohon Aina, aku tadi di ruang ganti terus keluar dan terkejut dengan kehadiran Carla yang sudah ada di kamarku, dan langsung mendorongku ke ranjang ", jelas Jak padaku.

"Carla tolong jelaskan pada Aina bahwa kita tidak melakukan apapun!, pinta Jakkup pada Carla yang baru saja keluar dari dalam rumah.

"Oya,, apa aku harus jelaskan bahwa kamu laki-laki yang sangat hebat di ranjang", jawab Carla.

Aku melirik kearah wanita itu, bekas tanda merah di leher dan dadanya membuatku ingin mencabik-cabiknya.

Aku membuka cincin pernikahan yang di pakaian kembali oleh Jak.

"Berikan ini pada wanita yang kamu tiduri!,kataku pada Jak sambil meletakkan cincin itu di tangannya lalu mengajak Rain pergi.

"Aina tunggu kamu harus percaya denganku Aina,,,,!, teriak Jakkup dan terus mengejar mobil Rain.

Di rumah aku langsung masuk ke dalam kamar, menangis sejadi-jadinya seperti orang gila.

"Apa yang terjadi dengan Aina?, tanya bapakku pada Rain, dengan terpaksa Rain menceritakan semuanya membuat orang tuaku naik pitam.

"Pak,bu Aina mana aku ingin bicara dengannya?, tanya Jak begitu sampai di rumahku.

"Jangan pernah menyebut nama putriku lagi, sudah cukup kamu membuatnya menangis, sekarang pergi dari rumah ini ,dan dari hidup putriku!, teriak bapakku dengan emosi.

"Pak tolong izinkan aku menjelaskan semuanya!, Jak memohon kepada bapakku.

"Tidak ada yang perlu di jelaskan lagi, sekarang kamu pergi, pergi,,, kataku,,!, teriak bapakku dengan suara lantang mengusir Jak.

"Baiklah saya akan pergi", ucap Jak lemah dengan air mata tertahan.

Next


Dia Janda ku Dia Miliki ku (Dia Milikku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang