Dia Janda Ku Dia Miliki Ku:Bab:27

101 0 0
                                    

Saat masih melakukannya pintu tiba-tiba terbuka membuatku langsung menutup bagian atasku dengan menyilang kan kedua tangan dan Jak menarik selimut menutupi tubuh kami berdua.

"Kenapa kamu masih berdiri di situ,,,?, teriak Jakkup dengan marah.

"Maaf tuan ", kata baby sitter kembali menutup pintu.

Jak benar-benar kesal dia kembali berpakaian begitu juga denganku.

"Saya minta maaf tuan tadi saya mau ambil barang den Vito makanya saya masuk", kata Lastri beby sister kedua anakku, sambil melirik ke arah Jak dan menelan ludah.

"Kenapa ekspresimu seperti itu?, tanyaku padanya.

"Saya wanita normal nyonya, dan apa yang saya lihat tadi sesuatu yang tidak pernah saya lihat pada semua mantan pacar saya, punya tuan sangat wow, sedangkan punya pacar saya kayak cabe rawit", jawab baby sitter sambil cengengesan.

"Oh my God", kata Jak terkejut dengan menutup wajahnya.

"Makanya kunci pintu!, kata ibuku.

"Seharusnya mau di kunci atau tidak kalau mau masuk ketuk pintu dulu ini sangat memalukan, seumur hidup cuma Aina yang pernah melihatnya, sekali lagi kamu lakukan, kamu berhenti kerja", marah Jak.

"Saya minta maaf tuan tidak akan saya ulangi lagi ", jawab baby sitter.

"Hahaha hahaha ", tawa tuan Malik begitu Jak duduk di sebelahnya saat kami akan makan siang bersama.

"Gak lucu ", marah Jak pada papanya tapi tuan Malik masih saja tertawa.

"Bu,pak ,kak Dion Aina pulang", pamitku pada orang-orang yang sangat aku sayangi.

Mereka langsung memelukku mencium pipiku bergantian.

"Jakkup, jaga Aina dengan sebaik-baiknya!, jangan buat dia menangis lagi", kata bapakku lalu merangkul tubuh menantunya.

"Insyaallah aku janji", jawab Jak.

__________________

Aku mulai menyiapkan makan malam untuk Jak, ini sudah kebiasaan dari dulu walaupun banyak asisten rumah kalau soal urusan dapur untuk keluarga aku yang handel.

"Sayang",peluk Jak dari belakang mulai mencumbu leherku putih mulusku, karena geli aku sedikit mendorongnya.

"Jangan menolak sayangku", bisiknya mulai megagkat bagian belakang dressku.Sampai akhirnya tubuh kami mengejang bersamaan di iringi lenguhan panjang, Jak mempererat pelukannya pada tubuhku.

"Berikan urusan masak pada bibi!, aku tunggu di kamar mandi ", kata Jak lalu pergi.

Tidak mungkin menolak aku pergi menyusul Jak.

Di kamar mandi Jak tidak henti membuat aku berteriak sampai beberapa kali tubuhku menggelinjang, Jak membawaku ke ranjang dan kembali melakukannya sampai aku hampir pingsan.

"Maafkan aku, apa kamu merasa sakit?, tanya Jak setelah kami selesai.

"Sakit gak lah, aku cuma lemes ", jawabku malu, Jak langsung mencium ku sambil tersenyum.

Setelah mandi dan berpakaian Jakkup lebih dulu turun ke lantai bawah, sedangkan aku menyusul.

"Tuan Jakkup , bagaimana dengan perjanjian kita?, tanya Jenny saat berpapasan dengannya.

"Aku akan membayar kontrak mu selama satu tahun , setelah itu kamu boleh pergi!.

"Belum satu bulan aku menjadi tunangan kontrak anda tuan, jadi itu sama saja dengan pemerasan", jawab Jenny.

"Lalu ?, tanya Jak.

"Izinkan aku bekerja pada tuan, pekerjaan apa saja ".

"Tidak masalah , besok pagi kamu datang ke kantor bawa ijasah terakhir dan surat lamaran, untuk sementara kamu tinggal di rumah ini anggap saja sebagai tanda terima kasihku karena kamu mau membantu", jawab Jak.

"Terimakasih tuan ", kata Jenny dengan wajah bahagia lalu mencium pipi Jak.

"Heeem", aku berdehem.

"Aina,,, aku bisa jelasin", kata Jak dengan wajah takut.

"Gak usah jelasin aku udah denger, Jenny terlalu senang sampai lupa dia mencium suami orang".

"Aku minta maaf nyonya", kata Jenny.

"Aku maafkan, tapi jangan di ulangi ", jawabku lalu Jen pamit pada kami berdua.

Setelah makan malam aku dan Jak duduk di pinggir kolam renang.

"Kamu semakin menggoda, buat aku selalu pingin", bisik Jak terus memandang wajahku,

"Gatal ", ucapku sambil tertawa.

"Gatal sama kamu itu wajib ", kata Jak mulai megelitik pinggangku.

Next














Dia Janda ku Dia Miliki ku (Dia Milikku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang