Setelah beberapa meter dari rumah, Jakkub membuka kaca helmnya, lalu main mata ke arahku ,dan membelokkan arah motornya dia pulang sedangkan aku terus menatap sampai dia hilang dari pandangan.
"Hhheeeemmm", suara Rain dari arah sampingku membuat aku sadar dia dan orang tuanya memperhatikanku.
Tapi aku bersikap biasa saja, karena aku tahu mereka juga tahu kalau aku dan Jakkub saling mencintai.
Di rumah aku langsung pergi ke kamar mandi membersihkan diri sambil tersenyum membayangkan saat-saat indah bersama Jak.
Selesai mandi dan berpakaian aku pergi ke kamar Vito mengunci pintu dari dalam dan tidur di samping putraku.
Baru terlelap hv ku bergetar, aku lirik ternyata panggilan dari Jakkub.
(Kamu sudah tidur?).
(Belum,,,eeemm aku minta maaf atas semua salahku,,,), ucapku padanya sambil menggigit bibirku sendiri.
(Kamu tidak perlu minta maaf,,, aku sudah tahu semuanya), jawab Jakkub membuat aku tersenyum bahagia.
(Boleh kita video call?, aku ingin melihat wajahmu sebelum aku tidur!).
(Oke,,), jawabku lalu mengaktifkan video call.
Jakkub tersenyum indah di dalam video call, begitu juga denganku, seperti waktu pacaran dulu rasanya.
(Aku kangen kamu bisiknya di video call), tapi aku hanya jawab dengan senyuman.
Sampai akhirnya kami sama-sama tertidur dengan video call yang masih aktif.
_________________
Jakkub pagi sekali sudah berenang di kolam renang yang ada rumah mewah miliknya.
Seorang gadis cantik ikut terjun ke dalam kolam ,dan berenag mengimbangi cepatnya Jakkub tapi sayangnya gadis itu tidak bisa mengimbangi.
Mengetahui kehadiran gadis asing yang tiba-tiba ikut berenang bersamanya Jakkub langsung keluar dari dalam kolam ,dan memakai baju handuk.
"Kamu siapa?, teriak Jakkub dengan wajah tidak suka pada gadis yang baru keluar dari dalam kolam renang.
"Jak,,,, kenalkan dia Tassa putrinya tante Dian yang kemarin papa ceritakan!, kata tuan Malik pada putranya.
"Dengar pa,,, aku bukan Jakkub yang dulu", kata Jakkub mulai emosi.
Tapi papanya tertawa sambil menepuk pundak putranya.
"Jakkub sebenarnya,,, Tassa akan jadi adikmu", ucap papanya Jakkub.
"Ooo my god,,,, papa serius", tanya Jakkub dengan wajah tidak percaya.
"Ya,, papa serius,,, dan miggu depan papa akan melangsungkan pernikahan di rumah dengan sederhana", ucap papanya .
Jakkub langsung memeluk papanya dengan bahagia.
"Semoga papa bahagia, dan aku harap tante Dian bisa menjadi pendamping seumur hidup buat papa ".
"Thank you , kamu putra papa satu-satunya dan papa selalu mendukungmu", ucap tuan Malik pada Jakkup.
__________________
Undangan pernikahan mantan papa mertuaku di antar secara husus untukku, bahkan gaun yang akan ku kenakan juga di antar .
Rain tidak bisa berbuat apa-apa karena tuan Malik adalah penanaman saham terbesar di perusahaannya.
Saat tengah melihat gaun yang begitu indah, Rain meragkulku dari belakang.
Aku mendorong tubuhnya, tenaganya sangat kuat tapi aku menggigitnya sehingga dia meninju , dan menampar wajahku sampai aku linglung hampir pingsan, darah segar juga keluar dari dalam mulut dan hidungku.
"Kamu tidak boleh menyentuhku, pernikahan kita tidak sah, aku sedang hamil anak Jakkub saat kamu memaksaku untuk menikah", ucapku pelan dengan keadaan masih linglung.
Mendengar itu Rain pergi sambil menahan amarahnya.
Saat makan malam aku menyembunyikan apa yang telah terjadi dengan menutupi sebagian wajahku dengan rambut lebat milikku.
"Aina mata kamu kenapa kok lebam?, tanya mamanya Rain.
"Aku kurang hati-hati jadi kena pintu ", jawabku berbohong dengan suara pelan karena rasa sakit sampai ke telingaku, sedangkan Rain melihatku dengan tatapan seperti menyesal.
Selesai makan malam aku kembali ke kamar dan minum obat anti nyeri.
"Aina,,, apa istimewanya Jakkub sampai kamu begitu mencintainya,walaupun dia pernah membuatmu sakit?.
"Jawabannya kamu tanya pada dirimu sendiri, aku menolakmu tapi kamu memaksa,aku menyakitimu tapi kamu masih berharap aku bisa mencintaimu,dari perasaan mu itu kamu bisa dapat jawaban", ucapku tanpa melihatnya.
"Ya aku mengerti,,,", jawab Rain sambil tertawa.
"Tapi Jakkub lebih keren dari aku jadi wajar kamu sangat mencintainya ", kata Rain lagi.
"Bukan dengan kerennya, tapi setelah berpisah darinya aku baru sadar ,kalau aku sangat mencintainya begitu juga dia"", jawabku, lalu pergi ke kamar Vito dan tidur di sana.
______________
Aku mulai sedikit merias wajahku dengan mek up tipis, memakai gaun biru tua yang sangat indah dengan belahan dada yang sedikit terekspos , kubiarkan rambut lurus hitam tebal sebahuku menutupi sebagian wajah lebam Ku.
Dengan menggendong Vito aku dan keluarga Rain berangkat ke pesta pernikahan papanya Jakkub.
Rumah mewah milik tuan Malik sudah di penuhi para tamu, semua yang datang dari kalangan atas,ada juga yang datang jauh-jauh dari luar negeri, mungkin cuma aku dan orang tuaku yang dari kalangan menengah.
Papanya Jakkup sangat bahagia begitu melihat ku datang membawa cucunya, bahkan dia langsung memangkunya bergantian dengan istri barunya.
"Terimakasih sayang kamu telah datang", ucap Jakkub padaku dan mulai memperhatikan wajahku walaupun sudah aku poles dengan bedak tapi karena Rain meninju ku terlalu keras ,membuat memar di sekitar mataku menimbulkan bekas biru kehitaman bahkan mataku juga menimbulkan bercak darah.
"Kenapa dengan wajahmu?, tanya Jakkub membawaku sedikit menjauh dari papanya.
"Aku kepeleset dan terbentur ", jawabku pelan karena untuk bicara aku kesakitan.
"Terbentur,,,",jawab Jakkub lalu menyentuh wajahku, membuatku langsung meringis.
"Siapa yang memukulmu,, Aina,,,", teriak Jakkub begitu keras,membuat semua orang pemandang ke arah kami, Jakkub memang tidak bisa di bohongi.
Aku diam tidak berani menjawab pertanyaannya.
Tampa bicara Jakkub pergi menuju Rain , dan langsung meninju wajah Rain sampai linglung dan jatuh terkapar.
Next
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Janda ku Dia Miliki ku (Dia Milikku)
General FictionTiga kali ketukan di atas meja pengadilan agama, hari ini aku resmi menjadi janda cerai hidup dari pria tampan dan mapan, walaupun ada rasa sakit yang tidak bisa di gambarkan tapi sebagai wanita yang sudah bergelar ibu dari dua anak yang masih kecil...