Besok adalah hari ulang tahunku yang 26 , Rain akan merayakannya di sebuah resto dengan mewah.
Gaun dan perhiasan sudah di siapkan untuk ku pakai besok malam.
Di dalam kamar Vito, aku memutar setiap video kenangan hari ulang tahunku yang di rayakan bersama Mentari putriku dan papanya Jakkup,tak terasa air mataku mengalir aku menagis terisak sambil memeluk bantal.
Malam ini aku dan keluarga sudah datang ke resto di mana akan di rayakan ulang tahunku.
Semua teman dan rekan kerja ataupun bisnis Rain turut hadir.
"Selamat ulang tahun ", kata tuan Malik dan istrinya sambil memberikan aku kado kecil yang tentunya aku tidak tahu apa isinya.
Aku terus melihat ke seluruh tamu yang datang tapi tidak melihat Jakkup, mau bertanya pada papanya aku malu.
Sampai acara potong kue Jakkup belum juga muncul, apa dia tidak akan datang.
Tamu semua berdiri menyaksikan Rain memberikan aku hadiah , sebuah kunci mobil mewah keluaran terbaru dengan gaya romantis.
Dan saat itu aku melihat Jakkup datang mengenakan kemeja biru tua press body yang di lipat sampai siku dengan bawahan celana panjang hitam .
"Selamat ulang tahun", kata Jakkup sambil memberikan aku sebuah kotak berwarna hitam.
"Terimakasih", ucapku.
"Aku ingin kamu memakainya sekarang!, kata Jakkup lagi.
Aku tidak menolak bahkan semua bertepuk tangan , melihat aku membuka kotak dari laki-laki berpostur tinggi putih atletis dan putra tunggal tuan Malik Adam seorang miliarder, yang memiliki karir cemerlang, mungkin separuh dari mereka tidak tahu aku adalah mantan istrinya.
Kotak terbuka, di dalam ada sebuah gelang dengan batu permata hitam yang bentuknya sederhana tapi cantik.
Aku memasukkan gelang itu ketanganku tapi kebesaran, membuat Jakkup tertawa .
"Itu bukan gelang tangan", kata Jakkup, lalu mengeluarkan gelang dari tanganku.
Dia lalu berjongkok di bawahku dan memakaikan gelang itu di pergelangan kakiku.
"So sweet,,,", teriak salah satu tamu.
Aku tersenyum bahagia dengan adegan ini, ingin rasanya aku memeluknya.
Saat semuanya sibuk gobrol dan menikmati hidangan, Jakkup menarik tanganku membawaku ke dalam sebuah ruangan.
Dalam ruangan itu ada banyak lilin, dan kue ulang tahun berukuran kecil berbentuk love ,kami berdua merayakan hari ulang tahunku, Jak menyuapiku kue lalu mencium bibirku.
Nafas segar dan hangat miliknya menghipnotisku,ku raba dada bidangnya dari luar kemeja biru tua di tubuh kekarnya.
Ku sandarkan kepalaku di sana merasakan detak jantungnya.
Kami pun berdansa di terangi cahaya lilin yang begitu banyak
_________________
"Aina,,, aku mau kamu membuka gelang itu!, kata Rain yang sedang merapikan jasnya.
"Apa salahnya jika aku memakainya?, tanyaku.
"Tidak salah, cuma salahnya itu dari Jak, dan aku mau saat aku pulang dari kantor gelang itu sudah kamu lepas, kalau tidak gelang itu tidak akan ada lagi", ancam Rain padaku membuatku sedih.
Rain yang melihat wajahku berubah menjadi sedih langsung mendekatiku.
"Aina,,, aku minta maaf karena memaksamu dalam hubungan ini,jangan sedih , kamu boleh pakai gelang itu!, aku tadi cuma ingin melihat reaksimu ", kata Rain lalu mencium keningku dan berangkat ke kantor.
Sikap keluarganya Rain semakin baik setelah Rain mengatakan kalau yang aku kandung adalah anaknya, padahal aku ingin jujur karena pernikahan ini hanya tipuan.
_________________
Karena bosan di rumah aku keluar membawa Vito jalan-jalan, tapi tidak menggunakan mobil dari Rain, melainkan mengunakan motor.
Aku pergi ke rumah kayu tengah hutan menghirup udara segar di sana, Jak jarang berkunjung karena kesibukannya dia hanya berkunjung di akhir bulan itupun belum tentu.
Dengan mengendong Vito aku berdiri di tepi danau melihat pemandangan yang sangat indah .
"Bukannya itu perempuan yang pernah kita culik dan kita bawa ke rumah tua?,, tanya dua pria tinggi besar pada salah satu rekannya.
"Ya benar, dia yang pura-pura ke toilet terus menghubungi polisi", jawab temannya.
"Sikat,,, sekarang!, kata mereka serempak.
Next
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Janda ku Dia Miliki ku (Dia Milikku)
Fiksi UmumTiga kali ketukan di atas meja pengadilan agama, hari ini aku resmi menjadi janda cerai hidup dari pria tampan dan mapan, walaupun ada rasa sakit yang tidak bisa di gambarkan tapi sebagai wanita yang sudah bergelar ibu dari dua anak yang masih kecil...