Dia Janda Ku Dia Miliki Ku (Dia Miliki Ku)Bab:37

78 3 0
                                    






"Kamu gak bosan?, tanyaku begitu kami selesai .

"Bosan mana bisa Aina kamu tiap-tiap hari buat aku pingin, tapi karena kamu lagi hamil jadi harus di kurangi dan lebih lembut caranya ", jawab Jakkup langsung memelukku.

"Kalau kamu bosan gak?, tanya Jak kembali.

"Gak pernah bosan tapi kalau minta duluan malu nanti kamu bilang aku gatel ", jawabku membuat Jak tertawa.

"Kamu ini ada aja jawabannya,mana mungkin aku bilang kayak gitu justru dirimu yang selalu bilang gitu sama aku ", kata Jak terus tertawa .

______________

Gak terasa udah masuk dua bulan kehamilanku,perut masih rata tapi bokong dan bagian dada tidak bisa di ajak kompromi membuat aku tiap-tiap hari pakai baju longgar dan daster.

"Mbak Aina sekarang kok gak pernah dandan hari-hari cuma pakai baju kaos longgar dan daster?, tanya Jenny saat aku sedang menemani kedua anakku belajar.

"Aku agak risih Jen para penjaga di rumah suka curi pandang kalau aku pakai baju seperti biasanya,epek hamil jadi semua semakin berisi", jawabku.

"Tapi kan nanti Jak bosan, kalau Mbak Aina gak jaga penampilan apalagi badan ", kata Jenny lagi.

"Kalau papa bosan sama mama aku yang akan pukul papa ", jawab Vito pada Jenny membuat kami berdua tertawa .

'Kita lihat aja Aina aku akan mampatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya ', kata Jenny dalam hati.

"Sayang nanti malam kita ada acara di luar", kata Jak begitu pulang dari kantor.

"Nanti malam, kenapa gak bilang dari kemarin kamu kan tahu aku gak pernah keluar beli baju semenjak hamil, dan baju yang sekarang gak ada yang muat", ucapku pada Jak dengan wajah sedikit kesel.

"Gak usah cemberut aku udah belikan gaun pasti pas buat kamu".

"Bagaimana kalau gak pas kamu bisa ajak Jenny dari pada aku malu-maluin!.

"Coba dulu baru tawarkan suamimu bersama wanita lain", jawab Jakkup membuat aku membelalakkan mata ke arahnya.

Setelah mandi dan memoles mek up tipis di wajah ,aku membuka tas branded yang sudah di letakkan di atas meja hiasku oleh Jak, gaun yang sangat indah warna hijau lumut tua dengan sepasang sepatu yang senada dengan warna gaun.

"Aina", kata Jak begitu masuk ke ruang ganti , aku berbalik menatap laki-laki tampan yang sudah rapi dengan setelan jas hitam dan kemeja putih pres body di tubuh putih kekarnya.

Jakkup terus menatapku dengan senyuman manisnya.

"Kenapa,apa aku terlihat aneh dengan gaun ini?, tanyaku.

"Beautiful you my wife, I'love you", jawab Jakkup lalu menganding tanganku.

Kami sampai di sebuah hotel bintang lima di mana di adakan acara yang begitu mewah semua di hadiri oleh pengusaha sukses .

Ini adalah acara peresmian hotel bintang lima milik sahabat tuan Malik papanya Jak.

Aku bergabung dengan mertuaku dan yang lainnya sedangkan Jakkup berbincang dengan beberapa rekan bisnisnya.

"Hai Jak", seorang wanita cantik menegurnya.

" Sindy kamu", kata Jak begitu melihat wanita yang menegurnya.

"Jak apa kabar",tegur orang tua Sindy juga,yang ternyata adalah pemilik hotel bintang lima ini.

"Alhamdulillah baik", jawab Jakkup.

"Sindy pulang terlambat karena kamu sudah menikah padahal aku dan papamu tuan Malik sudah sepakat untuk menjodohkan kalian, tapi Sindy yang terus menunda kepulangannya, seharusnya keluarga kita bersatu", kata tuan Alex sambil menarik nafas panjang.

"Aku boleh kenalan sama istrimu?, tanya Sindy.

"Tentu saja ", jawab Jakkup lalu mengajak Sindy dan orang tuanya menemui ku.

"Aina kenalin ini Sindy dan orang tuanya pemilik hotel ini", kata Jak padaku.

Aku pun langsung mengulurkan tangan untuk salim sama mereka, tapi mereka tidak menerima tangan yang sudah aku ulurkan membuat tuan Malik dan lainnya menatapku dengan wajah pias.

"Orang tua mu mana Aina?, tanya papanya Sindy.

"Orang tuaku ada di kampung, mereka petani bukan pengusaha seperti tuan dan nyonya yang ada di sini ", jawabku.

"Oh maaf Aina aku kira kamu putri seorang pengusaha sukses dan sebagai pewaris tunggal, karena setahu saya Jak putra tunggal seorang milyuner ", kata tuan Alex membuat aku tersenyum manis tapi hatiku cuma tuhan yang tahu.

"Aina memang gadis kampung putri kesayangan seorang kepala desa, tapi darinya aku menemukan kasih sayang dan cinta yang tidak pernah aku dapat dari seorang ibu , Aina selalu membuat aku bahagia dia istri dan ibu yang baik itu adalah hadiah terbesar dari tuhan untukku", kata Jak pada tuan Alex.

"Semua wanita yang ada di posisi istrimu pasti akan menjadi istri dan ibu yang baik karena semua kebutuhannya terpenuhi ", jawab istri tuan Alex.

"Anda salah nyonya, mamaku buktinya semua kebutuhannya terpenuhi oleh papaku tapi dia menelantarkan anaknya dan suaminya, sampai aku mendoakan ibuku mati karena sakit hati, ini aif tapi anda harus tau ,wanita seperti Aina hanya satu dalam seribu wanita yang pernah hadir dalam hidupku ", kata Jak mulai emosi.

"Kecilkan suara mu nanti ada yang dengar gak enak!, tegur tuan Malik pada putranya .

"Aina kita pulang!, ajak Jakkup langsung menganding tanganku untuk pergi.

"Nak Jakkup, aku minta maaf kalau kamu merasa tersinggung ", kata tuan Alex dan istrinya.

"Anda merendahkan istriku, dan aku tidak terima ", jawab Jakkup lalu membawaku pergi meninggalkan pesta.

"Tuan Malik, nyonya Dian, tolong sampaikan maaf kami pada putra dan menantimu", pinta tuan Alex pada papa dan mama tiri Jak.

"Kalau menyangkut Aina Jak akan sulit menerima, temui istrinya di rumah minta maaf sama dia !, jawab tuan Malik.


Next

















Dia Janda ku Dia Miliki ku (Dia Milikku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang