Setelan kemeja putih lengan panjang yang pas di tubuh putih kekarnya, Jak pulang meganding seorang gadis cantik berwajah blesteran.
Sopir pribadi dan orang tuanya sudah lama menunggu di airport.
"Jak,,",peluk bahagia tuan Malik pada putranya yang ternyata masih hidup dan tidak kurang satu apapun, bahkan semakin gagah.
"Kenalin ini Jenny calon istriku!, Jak memberi tahu papanya dengan merangkul mesra pinggang ramping gadis cantik yang dia bawa pulang.
"Kamu serius, lalu bagaimana dengan Aina?, tanya tuan Malik dengan wajah tidak suka.
"Sudah waktunya aku mulai hidup baru dan sudah waktunya Aina berhenti menangis karena aku", jawab Jak.
Mendengar jawaban putranya tuan Malik diam.
Jenny yang baru tiba di rumah besar milik Jak sangat terkejut melihat pasilitas lengkap yang ada.
"Kamu punya helikopter dan pesawat pribadi?, wanita itu bertanya pada Jak dengan wajah berbinar .
"Kamu boleh nikmati semuanya sampai habis kontrak ", jawab Jak.
"Aku harap suatu hari nanti kamu akan jatuh cinta denganku dan aku menjadi pendamping hidupmu selamanya ", bisik wanita itu manja.
"Jangan berani merayuku jika kamu tidak mau aku usir ", marah Jak lalu pergi.
"Buat apa kamu membayar wanita hanya untuk membuat Aina bisa memulai hidup barunya dengan laki-laki lain?, tanya tuan Malik pada putranya.
"Aku ingin Aina bahagia tanpa rasa takut dari bayangan masa lalu, jika Aina kembali denganku dia akan terus khawatir kalau aku akan kembali menyakitinya ", jawab Jak pada papanya.
_____________
Dress putih bersih hanya sebatas bawah lutut , rambut hitam lebat sebahu aku biarkan tergerai.
Kulit putih mulusku semakin terlihat glow dengan dress putih bersih yang aku kenakan.
Aku orang tuaku dan Dion di undang makan siang oleh tuan Malik dengan membawa kedua cucunya sekaligus.
Masuk ke dalam rumah mewah yang lebih pantas di bilang sebuah kastil saking luasnya.
"Aina sayang kamu semakin cantik", puji mama Dian padaku.
"Mama juga ", jawabku dengan senyuman manis.
Jak turun ke lantai bawah dengan mengenakan kemeja warna abu tua yang di lipat rapi sampai siku sangat pas di tubuh putih kekarnya.
"Honey", kata Jenny dengan manja sambil menggandeng tangan kekar milik Jak menuju ruang di mana kami sedang gobrol.
"Siang pa,ma", suara manja Jenny membuat kami semua menoleh.
"Jakkup,,,", ucapku langsung berdiri menatapnya.
"Apa kabar semuanya, kenalin ini calon istriku Jenny,dia yang telah menolong dan merawatku saat aku kecelakaan pesawat", Jak memberi tahu dengan senyuman indahnya.
Sedangkan aku hanya diam tidak tahu harus bicara apa, kakiku terasa tidak mampu menopang tubuhku tanpa terasa air mataku luruh begitu saja.
"Aina kamu baik-baik saja?, tanya mama Dian.
"Aku mau lihat Vito dan Berlian ", jawabku lalu pergi meninggalkan mereka .
Begitu aku pergi Jak melerai gandengan tangan Jenny dari lengannya, wajahnya langsung berubah drastis jelas sekali dia sedang menahan sedih.
Tidak lama aku datang dengan mengendong Berlian dan meganding Vito.
"Maaf aku harus pulang", famitku pada tuan Malik berusaha untuk tidak menangis.
Aku pergi membawa kedua anakku di ikuti oleh kedua orang tuaku, sedangkan Dion mendekati Jak dengan marah.
"Aina wanita gila karena menuggu kepulangan laki-laki yang begitu mudahnya berpindah hati", marah Dion lalu pergi.
"Sekarang kamu akan benar-benar kehilangan Aina Jakkup ", marah tuan Malik pada putranya.
Jek menarik nafas panjang lalu berlari menuju mobilnya menyusul ku.
____________
"Hapus air matamu laki-laki seperti Jak tidak pantas di tangisi!, tegur Dion pada adiknya.
"Aina maafkan aku ", Jak tiba-tiba masuk ke dalam rumah dan meraih tanganku.
"Lebih baik sekarang kamu pulang urus calon istrimu!, Kata Dion pada Jak .
"Aku bukan calon istrinya", jawab Jenny yang baru datang bersama orang tua Jakkup.
Jenny menjelaskan semuanya dan di benarkan oleh tuan Malik dan istrinya.
"Aku minta maaf Aina, aku tidak mau kehilanganmu lagi", kata Jak.
"Apa aku harus memaafkan mu?, tanyaku pada Jak.
"Ya harus kenapa gak!,karena kamu itu istriku ", jawabnya.
"Aku jandamu bukan istrimu ".
"Pak tolong nikahkan aku sekarang dengan Aina aku mohon!.
"Sekarang?, tanya ibuku.
"Ya yang penting sah dulu secara agama setelah itu kami nikah resmi".
"Papa sangat setuju", kata tuan Malik tersenyum bahagia ke arah putranya.
Setelah memanggil beberapa saksi akhirnya aku dan Jakkup kembali sah menjadi suami istri .
Nafas semakin memburu, Jak terus memberikan sentuhan lembut di kulit putih mulusku tanpa sadar tubuhku sudah tidak tertutup sehelai benang pun, begitu juga dengan Jek .
"Kenapa kamu melihatnya seperti itu?, tanya Jak sambil mengarahkan taganku ke sana, terasa hangat dan berdenyut keras.
"Apa kamu takut ",bisik Jak di iringi suara nafasnya.
"Tidak ", jawabku langsung mencium bibir merah ranum nya.
Sampai akhirnya aku menjerit karena rasa sakit dan perih di bagian sensitif ku mungkin karena terlalu lama tidak melakukannya atau Jak terlalu buru-buru.
"You my heart Will love", kata Jak kembali mencium ku.
Next
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Janda ku Dia Miliki ku (Dia Milikku)
Aktuelle LiteraturTiga kali ketukan di atas meja pengadilan agama, hari ini aku resmi menjadi janda cerai hidup dari pria tampan dan mapan, walaupun ada rasa sakit yang tidak bisa di gambarkan tapi sebagai wanita yang sudah bergelar ibu dari dua anak yang masih kecil...