Ini sudah ke delapan bulannya Jak menjalani terapi di luar negeri untuk membunuh sel kanker otak yang tiba-tiba muncul .
Dan hari ini dia menjalani terapi untuk yang kesekian kalinya.
"Bagaimana dok hasilnya ada perubahan?, karena beberapa hari ini aku merasa baik-baik saja ", Jak bertanya dan memberi tahu dokter yang sebenarnya adalah teman kuliahnya.
"Seperti perubahan yang kamu rasakan,100%sel kanker sudah bisa di atasi ", jawab dokter Robert .
"Kamu serius?, tanya Jak memastikan.
Dokter lalu memberikan semua hasil uji lab dan hasil terapi membuat Jak sangat bahagia dan bersyukur.
"Kamu jangan kasih tau istriku!,pinta Jak pada Robert.
"What's ?, tanya dokter dengan wajah bingung.
"Aku masih mau di manja",bisik Jak membuat dokter Robert tertawa.
"Bagaimana keadaan suamiku?, tanya Aina pada dokter yang tiba-tiba masuk.
"Anda bisa lihat sendiri, biasanya setelah menjalani terapi dia sangat kesakitan tapi hari ini dia terlihat lebih baik bisa tersenyum lebar seperti saat anda menerima lamarannya waktu itu ", jawab Robert membuat aku dan Jak tertawa.
Setelah pamit pada dokter aku dan Jak memilih pulang, karena cuaca cukup tidak bersahabat salju turun dengan begitu lebat.
Masuk ke dalam rumah dan langsung membuat teh hangat tanpa gula membawanya ke dalam kamar meletakkannya di atas meja dekat ranjang.
"Aina kamu masih ingat gak saat kamu terus ngejar-ngejar aku biar cintamu ku terima?, kata Jak begitu aku berbaring di sampingnya membuat aku mengerutkan dahi.
"Ngejar kamu iiidiih kapan?, dulu itu aku gak boleh pacaran tapi kamu yang terus ngejar sampai tiap-tiap hari datang ke sekolahku,ke kampung aku ikut kerja bakti biar bisa rebut hati bapak, dan kamu yang malam-malam ketuk jendela kamar terus di tangkap karena di kira maling sama kak Dion dan bapak".
"Dan bodohnya kamu bukan jendela kamarku yang kamu ketuk tapi jendela kamar bapak ",kataku sambil tertawa mengingat waktu masih pacaran.
"Tapi akhirnya kamu mau juga sama aku karena aku ganteng ".
"Ganteng tapi kayak buaya darat paling gatel ", jawabku membuat Jak memencet hidungku.
"Kamu tahu gak pikiran jahatku saat kita masih pacaran?, tanya Jak dengan senyuman indahnya.
"Apa", tanyaku balik.
"Aku ingin membuatmu hamil biar bisa nikahin kamu secepatnya, tapi jangankan hamilin kamu , mau jumpa aja aku sudah gemetaran karena bapak sama ibumu super galak kemana-mana kita di ikuti terus kayak ketempelan ", kata Jak buat aku kembali tertawa .
"Tapi akhirnya aku bisa miliki kamu seutuhnya dan udah bikin kamu ngelahirin tiga anakku, hebat kan aku ", kata Jak lagi sambil main mata ke arahku, aku pun menciumnya karena sayang banget dan gemes.
________________
Aku memandikan Jakkup penuh kasih sayang menggosok punggung kekarnya lalu mengelap tubuh putihnya dengan handuk, dan membantunya berpakaian.
"Terimakasih telah merawat ku dengan baik", kata Jak lalu meraih tanganku dan menciumnya.
Ini hari terakhir kami di sini, karena kondisi Jak sudah membaik kami akan pulang besok.
Tepat pukul empat sore hari aku dan Jak sampai di airport dan di jemput keluarga .
Di rumah juga langsung di sambut dengan menu makanan kesukaanku.
"Jakkup kamu harus berterima kasih pada Jenny!, karena dia bisa mengurus semua pekerjaanmu, bahkan dia selalu menyempatkan diri untuk mengajari anak-anakmu banyak hal ", kata tuan Malik pada putranya.
Mendengar itu aku dan yang lainnya memandang ke arah Jenny yang terlihat begitu bangga dengan dirinya.
"Aku kira Jenny udah pergi dari rumah ini?, tanya Jak pada papanya.
"Papa sudah menganggapnya sebagai keluarga jadi biarkan dia tetap tinggal kalau kalian merasa terganggu biar dia tinggal di rumah papa".
"Tidak terganggu, aku mengucapkan terima kasih pada Jenny telah membantu baby sitter merawat anak-anakku", jawabku pada papa mertuaku yang tidak tahu siapa Jenny sebenarnya .
"Jakkup aku senang kamu udah sembuh",ucap Jenny saat Jak sedang memeriksa beberapa hal penting di ruang kerjanya.
"Jenny aku harap kamu menjauhiku, karena apa yang terjadi semua berawal dari kamu, aku ingin hidup damai bersama anak istriku!.
"Tuan Jak jangan salah paham, aku sekarang murni hanya ingin bekerja dan menganggap tuan sebagai kakakku ", jawab Jenny dengan wajah sedih.
Next
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Janda ku Dia Miliki ku (Dia Milikku)
Ficção GeralTiga kali ketukan di atas meja pengadilan agama, hari ini aku resmi menjadi janda cerai hidup dari pria tampan dan mapan, walaupun ada rasa sakit yang tidak bisa di gambarkan tapi sebagai wanita yang sudah bergelar ibu dari dua anak yang masih kecil...