Dia Janda Ku Dia Milik Ku (Dia Milik Ku)bab:45

124 0 0
                                    


Aku kehilangan bayi dalam kandungan dan juga kedua anakku.

Hari ini pemakaman Vito dan Berlian  juga bayi yang meninggal dalam kandunganku walaupun baru berusia enam bulan tapi dia sudah berbentuk  manusia dan berjenis kelamin laki-laki, sedangkan zenajah asisten rumah,baby sitter dan sekuriti di pulangkan ke kampung halaman mereka.

Dunia  terasa runtuh apa gunanya harta  berlimpah, tidak akan  habis hingga tujuh turunan , tapi kenyataannya anak-anak pergi pada pemiliknya lalu untuk siapa semua ini.

Orang tuaku ,mertuaku dan juga yang lainnya ikut menangis dengan kejadian tragis yang menimpa kami.

Sedangkan aku hanya duduk di kursi roda menyaksikan ketiga anakku di makamkan.

Selesai pemakaman aku menolak pulang ke rumah, Jak membawaku pulang ke rumah orangtuanya di sana aku hanya diam termenung walaupun di ajak bicara.

"Ini semua salahku, seandainya aku selesaikan pekerjaan di rumah dan cepat pulang seperti janjiku pada Aina",tangis Jak pada papanya.

"Apa yang terjadi sudah digariskan Allah , jangan terus menyalakan diri sendiri ", kata tuan Malik pada putranya .

"Bawa istrimu istirahat, kamu harus lebih kuat darinya!.

Jak lalu membawaku ke dalam kamar,mengangkat tubuhku pelan ke atas ranjang.

Dia mencium keningku berlahan menyelimuti tubuhku, lalu pergi ke arah jendela menatap ke luar mengigat semua kenangan kedua anaknya, tubuhnya bergetar  di iringi isak tangisnya.

Aku yang terbaring juga ikut menangis begitu sakit rasanya kehilangan anak untuk kesekian kalinya dengan cara seperti ini.

Mendengar suara tangisku Jak mendekatiku, memelukku dan minta maaf berulang kali, dia terus berkata ini tidak akan terjadi jika dia pulang awal.

****************

Waktu begitu cepat berlalu,menyisakan banyak kenangan indah dan paling menyakitkan dalam hidup, tapi nyatanya kita mampu melewati semua.

Tepat hari ini tiga bulan kepergian ketiga anak kami, Jak memberikan rumah besarnya pada Dion untuk di jadikan cabang rumah sakit. sedangkan perampok yang telah menghabisi nyawa mereka di hukum mati .

Sekarang ini Jak membeli rumah di daerah pegunungan yang tidak jauh dari rumah orang tuaku, dia juga membeli banyak persawahan dan membangun peternakan sapi, sedangkan bisnisnya yang lagi berkembang begitu pesat di kelola oleh beberapa orang kepercayaannya.

"Aina kamu makan dulu!, kata Jak sambil meletakkan makanan yang dia masak sendiri di atas meja makan.

"Aku tidak lapar ", jawabku lalu pergi ke kamar, entah kenapa sampai saat ini aku masih menyalahkannya atas kematian ketiga anak kami.

Jak tidak menyusul ku ke kamar, dia pergi ke pekarangan rumah dan mulai membersihkan daun kering yang berserakan dengan sapu, aku menatapnya dari jendela kamar, dia menyapu sambil sesekali menyeka air matanya.

Malam ini aku membuat menu masakan kesukaan  anak-anakku , tanpa memanggil Jak aku makan sendiri dengan lahap, begitu selesai makan langsung pergi ke kamar mandi gosok gigi dan istirahat.

Tengah malam aku terbangun  berteriak histeris.

"Aina kamu kenapa sayang?, tanya Jak memelukku.

"Dia melempar tubuh kecil putriku sampai kepalanya terbentur keras di tembok dan juga lantai, mereka juga membunuh putraku dan bayi dalam perutku ", ucapku sambil terus menangis.

Jak tidak bisa berkata apa-apa dia hanya memelukku penuh kasih sayang dan terus mengelus rambutku sampai aku tertidur dalam pelukannya.

Sampai akhirnya aku  bangun saat matahari sudah sepenuhnya memberikan kehangatan pada bumi membuat sisa-sisa embun berguguran ke tanah hingga menimbulkan kabut tipis.

Tanpa mengenakan sandal aku jalan-jalan menelusuri jalan  menikmati indahnya pemandangan alam pegunungan, dan mampir di rumah orang tuaku.

"Aina Jakkup gak ikut?, tanya ibuku begitu aku sampai di rumahnya, tapi  aku diam.

"Aina kamu tidak boleh terus menyalahkan suamimu, kasian dia seandainya dia tau akan terjadi hal seperti itu pasti tidak akan pulang larut ", nasihat ibuku karena dia tahu sampai saat ini aku belum menegur Jakkup .

"Dia sudah berjanji sebelum berangkat ke kantor akan pulang cepat, tapi memang dia saja yang terlalu di perbudak dunia, dan sampai kapan pun Jak harus di salahkan, karena melindungi kami sudah menjadi tanggung jawabnya ", jawabku penuh emosi.

Saat itu aku tidak sadar Jakkup sudah berdiri di dalam rumah orang tuaku.

"Kalau begitu aku akan menyerahkan diri atas kelalaian ku, dan di penjara seumur hidup", jawab Jak tiba-tiba lalu pergi.

Aku dengan cepat pulang menyusulnya pakai motor bapak.

"Jakkup,, apa yang akan kamu lakukan?, tanyaku begitu masuk ke dalam kamar dan melihatnya melipat sajadah dan juga baju muslim.

"Ini akan ku bawa ke dalam penjara", jawab Jak membuat ku terkejut.

"Kalau kamu pergi aku akan bunuh diri", jawabku .

"Apa gunanya aku di sini jika kamu membenciku?.

"Aku tidak membencimu, aku sangat mencintaimu jangan pergi aku mohon, aku masih bertahan karena kamu", jawabku lalu memeluknya.

"Aina seandainya kamu tahu aku yang paling menyalahkan diriku sendiri, tapi aku berusaha kuat demi kamu ", ucapnya dalam tangisnya sambil memelukku erat.

"Aku boleh minta sesuatu? .

"Katakan Aina, apa pun akan ku penuhi!, jawa

"Aku mau punya anak lagi", jawabku.

Mendengar itu Jakkup langsung tersenyum bahagia lalu mencium keningku penuh cinta.

Next


Dia Janda ku Dia Miliki ku (Dia Milikku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang