Jenazah Jakkup dan Aina sudah sampai di kediaman mereka yang sebelumnya sempat di larikan ke rumah sakit terlebih dahulu.
Tangis anak-anaknya dan keluarga tidak bisa di elakkan lagi, dalam duka mereka berusaha untuk ikhlas atas semua ketentuan ilahi.
Pemakaman di langsungkan saat itu juga, seperti keinginan mereka dari dulu cukup sekali berpisah dan tidak akan pernah terpisah lagi, mereka berdua di makamkan dalam liang lahat yang sama.
Setelah kepulangan Jak dan Aina untuk selamanya di rumahnya tidak pernah sepi, anak-anaknya selalu mengundang anak yatim untuk mengaji , bersalawat terkadang mengundang anggota pengajian.
"Assalamualaikum,,", suara salam dari depan.
Putra sulung Jakkup pergi ke depan untuk melihat siapa yang datang sepagi ini.
"Selamat pagi tuan muda, perkenalkan saya adalah pengacara almarhum tuan Jakkup Malik Adam atau almarhum papanya tuan ", kata laki-laki paruh baya memperkenalkan diri.
"Mari silahkan masuk",ajak Herry putra sulung almarhum Jakkup pada pengacara.
Di dalam rumah Herry memanggil ke empat adiknya dan keluarga yang lainnya untuk mendengar apa saja yang akan di sampaikan oleh pengacara almarhum papanya.
Setelah semua berkumpul pengacara mulai membuka map yang berisi surat wasiat yang sudah lama di buat oleh Jakkup pada keturunannya.
*Jika aku pergi untuk selamanya maka semua harta akan aku warisan dengan seadil-adilnya pada anakku dan Aina, tapi jika Aina pergi terlebih dahulu maka warisan untuknya akan di berikan kepada pembangunan pondok pesantren ,masjid dan pakir miskin tapi jika kami pergi bersama maka semua hartaku mutlak sepenuhnya untuk anak-anakku untuk di kelola sebaik-baiknya.*
*Papa sangat menyayangi kalian itu sebabnya papa bekerja keras untuk bisa menjadi pengusaha sukses , biar kelak saat papa pergi kalian tidak kesulitan, papa dan mama membangun beberapa pondok pesantren dan beberapa pantai asuhan tolong tetap di perhatikan dan paling di utamakan dari pada yang lainnya!*.
*Tetaplah hidup rukun saling menyayangi kalian saudara, jangan lupa ibadah mama dan papa sangat menyayangi kalian*.
"Itulah surat wasiat terakhir yang di tulis tuan Jakkup , dan soal pembagian harta warisan semua sudah di tulis secara rinci dan adil pada kalian anak-anaknya", kata pengacara sambil memberikan map berisi surat wasiat lainnya pada anak-anak Jakkup untuk mereka baca.
"Kami ingin menggunakan sebagian besar harta warisan ini untuk memperbesar dan mempasilitasi pondok pesantren yang di bangun oleh orang tua kami, dan memberikan lebih banyak biaya siswa bagi yang berprestasi ", kata Herry mewakili adiknya yang lain.
"Dan sebagiannya akan kami kelola dengan sebaik-baiknya ", jawab mereka sambil menyeka air mata.
"Seandainya bisa memilih kami ingin orang tua kami tetap hidup walau harus hidup sederhana", tangis Herry pecah dan langsung di peluk oleh saudaranya.
"Jangan buat orang tua mu sedih di alam sana dengan tangisan kalian , ikhlas dan berbuat baik kepada sesama dan juga semesta biar kelak kalian bersama seperti halnya di dunia!, nasihat pengacara lalu mohon pamit.
______________
Kematian hidup yang sesungguhnya, hidup hanya lah sebuah mimpi panjang, sebuah tipuan , sebuah ujian, dan tempat mencari bekal sebanyak-banyaknya untuk di bawa pulang.
Aku dan adik-adikku berdiri menatap foto keluarga yang sangat besar di ruang tamu.
Laki-laki yang sangat tampan berwibawa di hormati banyak orang, dan pernah membuat mamaku hancur karena kesalahannya, tapi karena cinta mereka kembali bersama sampai akhir hayatnya.
-Mamaku pernah bilang jika wanita berbuat kesalahan yang sama seperti laki-laki belum tentu laki-laki akan menerimanya kembali.
-Lalu papa ku menjawab jika seperti itu, itu namanya bukan cinta, karena cinta itu tidak pernah melihat kesalahan,tapi mau saling menerima dan membing menjadi lebih baik lagi, jangan pernah takut memberikan kesempatan kepada orang yang pernah melukai mu, seperti halnya yang nabi kita contohkan , dan buktinya yang pernah ingin membunuhnya menjadi perisainya dan di makamkan di sampingnya.
Aku dan adik-adikku masih memandangi wajah kedua orang tua kami dalam foto keluarga, papa ku duduk di samping mama dan kami semua berdiri mengelilingi mereka, seolah kami adalah perisainya.
Sekarang kami merasakan apa itu rindu yang paling menyakitkan yaitu rindu pada kedua orang tua yang sudah pulang untuk selamanya🥺.
Semoga kami menjadi anak yang selalu amanah , taat pada Allah sehingga bila waktunya pulang bisa bersama kembali dengan orang tua yang sangat kami cintai.
Mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan karya saya,harap di maklumi karena saya hanya sembilan tahun pendidikan dan hanya menyalurkan hobi nulis.
Mohon maaf atas adegan dewasanya.
Selamat menunaikan ibadah puasa dan hari raya idul Fitri mohon maaf lahir batin, wassalam 💖.
Author:Baiq.salattiah 🙏.
TAMAT.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Janda ku Dia Miliki ku (Dia Milikku)
Ficção GeralTiga kali ketukan di atas meja pengadilan agama, hari ini aku resmi menjadi janda cerai hidup dari pria tampan dan mapan, walaupun ada rasa sakit yang tidak bisa di gambarkan tapi sebagai wanita yang sudah bergelar ibu dari dua anak yang masih kecil...