Dia Janda Ku Dia Miliki Ku (Dia Miliki Ku) Bab; 29

107 4 0
                                    

Pagi sekali aku sudah selesai buat sarapan dengan menu roti telur daging panggang dengan sedikit saus tomat.

"Kamu gak sarapan dulu?, tanyaku pada Jak begitu melihatnya sudah rapi.

"Aku ada rapat penting, kalian sarapan dulu nanti kalau mau pulang telpon sopir!, pesan Jakkup lalu pergi.

"Ting,, tong,,", suara bel pintu, beberapa kali saat aku sedang mandikan putri kecilku.

Begitu aku selesai mandikan Berlian ternyata Rain sudah di dalam apartemen.

"Kamu bisa masuk?, tanyaku padanya.

"Vito yang bukain om Rain ", jawab putraku yang sudah masuk tk, aku melihat ke arah pintu di sana ada kursi yang di pakai Vito sebagai pijakan untuk melihat siapa yang datang dan membuka pintu.

"Aku cuma mau mampir sebentar ", kata Rain menatapku dengan tatapan yang tidak biasa.

Aku hanya memakai celana pendek dan baju kaos putih longgar tanpa bra membuat dua daging bulat montok dan berukuran cukup besar terlihat menantang dari luar baju kaos yang aku kenakan.

"Silahkan duduk!,aku tinggal sebentar", ucapku pada Rain, lalu pergi ke kamar memakai baju yang pantas.

"Aina entah sampai kapan aku berhenti mencintaimu dan berpantasi dengannu".

"Lupakan semua tentangku masih banyak wanita yang lebih cantik dan lebih baik!.

"Tidak semudah yang kamu katakan,sama seperti kamu yang tidak bisa berhenti mencintai Jakkup ", jawab Rain.

"Kamu harus cepat pergi!, karena aku sudah punya suami, aku tidak mau ada fitnah ".

"Mana buktinya kamu udah nikah?, tanya Rain buat aku diam karena aku belum nikah resmi jadi gak punya bukti.

"Aku sudah nikah rujuk secara agama jadi aku tidak punya bukti", jawabku.

"Hanya wanita bodoh yang mau nikah siri apa lagi dengan laki-laki seperti Jak lihat saja nanti awal nya saja baik tidak dengan seterusnya".

"Dulu kamu yang menjebaknya ".

"Ya benar tapi kalau kamu gak datang Carla pasti di pakai juga ", kata Rain tersenyum sinis ke arah ku.

_________________

Gak terasa sudah satu bulan aku kembali menjadi nyonya Jakkup Adam Malik.

Jak setiap hari semakin perhatian walaupun dengan hal kecil sekalipun tidak seperti dulu setiap hari harus gaduh.

(Aina malam ini aku lembur , kamu harus tidur awal!), kata Jak memberi tahuku lewat aplikasi Whatsapp.

(Oke, sehat selalu ya), jawabku.

Tapi aku tidak bisa tenang karena malam ini Jenny tidak pulang ,dia bilang mau ginap di rumah temannya pikiran buruk mulai muncul, Jak punya daya tarik yang luar biasa bagi wanita dan Jenny wanita cantik tidak kalah menarik.

Karena perasaan ini aku langsung ganti baju dan pergi ke garasi mobil tancap gas menuju kantor perusahaan Jakkup.

Masuk ke tempat parkir gedung sangat sepi hanya ada tiga mobil entah mobil siapa di sini tidak ada mobil Jak membuat hatiku makin suuzon.

Masuk ke dalam lif menuju lantai atas, sampai di sana sangat sepi lampu hampir di matikan semua, hanya beberapa yang masih menyala.

Aku berjalan cepat menuju ruangan presiden direktur .

Masuk ke ruangan Jakkup dia tidak ada, hanya cahaya redup di dalam ruangan tapi cukup jelas untuk melihat bahwa Jak tidak ada, aku masuk ke dalam kamar husus tempat istirahatnya juga tidak ada membuat jantungku panas.

Saat akan keluar tiba-tiba pintu ruangan ini terbuka aku cepat sembuyi di balik sofa,agak lucu sih gintip suami sendiri.

Jak masuk dengan membawa mi instan lalu makan sambil sesekali memeriksa leptopnya, mengecek beberapa dokumen penting dan sebagainya.

Aku terus memperhatikannya dia mengambil hv nya sepertinya mau menghubungi orang , aku harus tau siapa yang dia telpon tengah malam begini.

Eeeeee malah hv aku yang bunyi dan untungnya aku udah nonaktifkan volume deringnya, ternyata Jak menghubungiku sampai tiga kali, karena gak tega aku agkat dan bicara berbisik.

(Sayang kamu udah tidur?), tanya Jak.

(Eeem,, yaaa), jawabku dengan suara kecil pura-pura gantuk.

(Good night love you,mmmuah), jawab Jak menciumku lewat telepon selulernya.

Jak kembali sibuk dengan pekerjaannya dan sesekali menguap tapi tetap terlihat ganteng.

Aku mulai gantuk tanpa sadar tertidur di balik sofa.

____________

Azan subuh membangunkan ku, dengan keadaan masih mengantuk dan tubuh pegel semua karena tidur di atas lantai aku mengintip ke arah Jak yang ternyata tertidur di atas meja kerjanya.

Dan mulai berjalan pelan menuju kamar husus tempat istirahatnya untuk salat subuh gak mungkin salat di rumah bisa habis waktu.

Selsai mandi subuh dan wudhu langsung berpakaian dan memakai mukena dan mulai menunaikan kewajiban dengan husuk.

Saat berdiri di rakaat kedua pintu kamar terbuka membuat husuk ku kacau oleh teriakan Jak.

"Seeeeetaaannn,,,,", teriak Jakkup begitu masuk ke dalam kamar , aku cuma nyalakan lampu agak redup dan epek dia yang baru bangun tidur jadi tidak mengenalku.

Jak melempar ku dengan bantal guling yang ada di atas ranjang, tapi aku terus lanjutkan salatku sampai selesai walaupun perut udah kembang kempis menahan tawa.

Pintu kembali tutupnya dan kembali di buka mungkin dia ingin memastikan kalau dia tidak berhalusinasi.

"Jakkup ini aku",,, teriakku sambil membuka mukena yang aku pakai.

"Aina", kata Jak mendekatiku berlahan membuat aku tertawa terpingkal-pingkal.

"Kapan kamu datang ?.

"Semalam ", jawabku membuat Jak menyipitkan matanya karena heran.

"Udah salat subuh sana!, aku menyuruh Jak sambil tersenyum.

Selsai mandi dan salat subuh Jak pergi ke meja kerjanya membuka leptop, menyambungkan ke dalam rekaman cctv di ruangannya dan melihat aku yang masuk ke dalam ruangannya,menjawab panggilannya dan tertidur di balik sofa.

"Aina kamu ini apa-apaan, seharusnya gak usah sembuyi sampai tidur di atas lantai gimana kalau kamu sakit", marah Jak padaku.

"Aku cuma ingin memastikan bahwa kamu benar lembur", jawabku.

"Astaghfirullah gila kamu Aina", kata Jak lalu menutup leptopnya.

"Aku gila karena rasa sayangku".

"Aina dengar,aku tahu sampai kapan pun kamu akan terus di bayangi dengan penghianatan ku di masa lalu, tapi berikan aku kesempatan untuk membuktikan bahwa aku bukan Jakkup yang dulu".

"Aku minta maaf mungkin kamu merasa gak nyaman dengan ulahku tapi ini membuat aku lebih tenang ", jawabku membuat Jak diam.

"Baiklah aku tidak akan melarang mu melakukan apapun yang membuat hati mu tenang, tapi semalam kamu kesini di antar sopir?, tanya Jak.

"Aku nyetir sendiri".

"Kamu gila, benar gila, apa kamu gak pikir saat melewati jalan sepi terus ada begal, di atas jam 12 malam wanita nyetir sendiri bisa jadi incaran keriminal", Jak terlihat kesal denganku.

"Aku bisa ilmu bela diri, seperti ini ", jawabku sambil meninju ke arah wajahnya tapi tanganku di tarik ke dalam tubuh kekarnya.

"Bela diri apa?, untungnya aku gak tau kamu semalam ada di sini, kalau tidak kerjaanku tidak akan beres",bisik Jak padaku.

"Kok bisa,kan aku bisa bantu malah lebih cepat kelar".

"Gak kan bisa kelar, malah kamu yang kelar aku ajak lembur di sana ", jawab Jak menunjuk ke arah kamar sambil tertawa memperlihatkan lesung pipi kecil di wajah tampannya.

"Gatal kamu, udah aku lapar kita pulang!, ajakku mencubit pipinya karena gemes.

Next







Dia Janda ku Dia Miliki ku (Dia Milikku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang