Dia Janda Ku Dia Milik Ku Bab 14

216 0 0
                                    


"Ini sudah jam sebelas malam, kasian Vito", ucapku pada yang lainnya yang masih asik gobrol sambil menikmati makanan penutup.

Sadar aku mulai kesal Rain, mengajak semua pulang.

Di dalam mobil aku tidak bicara sepatah kata pun, dan saat melewati jalan yang sepi tiba-tiba mobil yang kami Kendari berhenti mendadak, membuat semua kaget.

"Ada apa?, tanya mamanya Rain pada sopirnya.

"Sepertinya ban mobil kempes nyonya ", jawab sopir itu.

Kami semua turun untuk melihat, dan benar saja dua ban mobil kempes di bagian depan.

"Jangan ada yang bergerak!, tiba-tiba muncul sekitar tujuh orang pria tinggi besar hitam dengan membawa senjata tajam, membuat kami tidak berani berkutik.

Kami langsung di giring masuk ke dalam mobil mereka, sedangkan dua orang lainnya megurus mobil kami.

Di dalam mobil salah satu dari mereka meraba pahaku membuat aku menagis ketakutan.

"Jangan nagis ini gak sakit,malah enak", kata pria bertampang seram di sampingku.

Setelah beberapa lama di dalam mobil kami di bawa masuk ke dalam rumah tua ,yang cukup besar yang entah di mana lokasinya.

"Aku boleh ke toilet?,,,perutku mules", ucapku pada mereka.

"Ayok aku antar!, jawab salah satu dari mereka.

Sebelum pergi mamanya Rain menyelipkan hv nya di tanganku yang terikat, kebetulan hv itu ukurannya kecil jadi bisa aku sembunyikan .

Begitu masuk ke dalam toilet aku yang sedikit bisa yoga ,langsung membalikkan tanganku yang terikat di belakang menjadi di depan.

Dengan cepat menulis nomor Jakkub dan menelponnya, karena aku tidak sempat mencari nomor polisi di hv ini terlalu banyak nomor, cuma nomor Jakkub yang aku hapal.

Ku besarkan suara air di kamar mandi biar orang yang menunggu di luar tidak mendengar.

(Hallo ini siapa?), suara Jak dari panggilan telpon.

(Jakkub,, tolong aku,ini aku Aina,,), jawabku.

(Kamu ada di mana sekarang?).

(Aku tidak tahu, tapi seperti hutan dan ada rumah tua di sana), jawabku.

(Jangan matikan hv, biar aku bisa cepat menemukanmu!), jawab Jakkub.

"Cepat keluar, jangan macam-macam kalau kamu tidak mau mati!", teriak orang itu dari luar , yang tentunya Jakkub dengar.

Setelah kembali membuat tanganku terikat di belakang dan terus membiarkan hv aktif yang tentunya dengan nada membisu.

Aku membuka pintu dengan kaki, lalu kembali ke tempat di mana kami di suruh duduk diam.

Orang-orang itu mengambil atm dan meminta nomor pin milik Rain dan orang tuanya .

Tapi mereka tidak mau memberi tahu , yang membuat orang-orang itu marah sampai menghajar Rain habis-habisan.

Saat orang-orang itu tengah menghajar Rain,Jakkub langsung menghajar mereka dari belakang.

"Kamu siapa datang tiba-tiba mau jadi pahlawan?, kata tujuh begal.

"Gak perlu tahu siapa saya, kalau berani sini lawan!,tantang Jakkub pada mereka.

Tujuh begal melawan satu orang.
Hanya dalam hitungan detik mereka semua ambruk, dan langsung di ikat dengan sangat kuat oleh Jakkub.

Dan dalam beberapa menit polisi pun datang,pas kayak di film-film India pak polisi akan datang pas ahir cerita, biar seru kita lihat pemeran utama eksen 😁.

Setelah menangkap tujuh orang begal pak polisi memberikan hormat pada Jakkup dan tentunya di balas hormat pula.

"Waduh sial,, kita begal keluarga ajudan yang sudah terlatih,pantas aja dalam hutan detik kita udah di temukan", gerutu para begal yang langsung di giring ke mobil polisi.

Jakkub membuka ikatan kami lalu membawa kami ke mobil , yang ternyata bannya udah di ganti ama begal tadi.

"Kamu naik apa?, tanya mamanya Rain pada Jak.

"Itu motorku ", jawab Jakkub sambil menunjuk ke arah motor ninja hitam miliknya.

Mobil kami di kawal oleh Jakkub sampai ke tempat yang aman.

Aku sebentar-sebentar melirik ke arah luar melihat Jak yang menunggangi motor Kawasaki ninja hitam miliknya, laki-laki berpostur tubuh tinggi putih atletis yang sangat aku cintai ,yang tidak bisa untuk aku benci seumur hidupku.

Next

Dia Janda ku Dia Miliki ku (Dia Milikku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang