Dia Janda Ku Dia Milikku Bab 19

253 2 0
                                    

Sudah cukup sore Jak menggiringku pulang dari belakang dengan motor Kawasaki ninja hitam miliknya, sedangkan aku hanya bisa melihat tubuh gagahnya di atas motornya dari spion motorku.

Saat akan memasuki komplek,
ku hentikan motorku,begitu juga Jakkup langsung berhenti di sampingku.

Dia turun dari motornya, membuka helmnya lalu mencium keningku cukup lama lanjut mencium pipi tembem putranya, dan kembali naik ke atas motornya langsung pergi sambil memberikan isyarat dengan tangannya kalau dia akan menghubungiku nanti.

Gila,,, gayanya bisa bikin aku tidak akan tidur nyenyak .

*******************

Hari ini sudah resmi perpisahan ku dengan Rain, walaupun ibuku dan orang tuanya Rain keberatan karena kondisiku yang sedang hamil, tapi aku jujur pada mereka , bahwa Rain menikahi ku dalam keadaan hamil tapi anak yang aku kandung bukan milik Rain, melainkan milik Jak.

Ibuku langsung menamparku setelah mendengar itu, tapi Rain membuka suara bahwa dia dan ibuku yang salah, karena sudah jelas aku menolak tapi mereka yang memaksa.

"Dengar Aina jika Jak menyakiti mu lagi, jangan pernah injak kan kaki di rumah ini lagi, apa pun yang terjadi kamu hadapi sendiri!, kata ibuku lalu meninggalkan kami di ruang tamu.

Rain dan orang tuanya pamit setelah mengantar ku pulang ke rumah orang tuaku.

Melihat ibu sangat marah karena kesalahan ku, aku pun langsung pamit pada bapakku.

"Memangnya kamu mau tinggal di mana?, tanya bapakku saat aku mau pergi.

"Aina akan tinggal di apartemen, atau kontrakan", jawabku.

"Apakah ibu mengusir mu, sehingga kamu harus pergi dari rumah ini?, tanya ibuku yang tiba-tiba muncul di ruang tamu.

"Gak bu, tapi Aina sudah buat ibu sama bapak malu", jawabku.

"Apa pun yang terjadi kamu tetap putri ibu anak ibu, dan semarah apa pun ibu pada anak-anak ibu tidak boleh ada yang minggat dari rumah", jawab ibuku sambil menagis.

Aku pun langsung mendekatinya memeluknya erat dan berlutut mohon ampun padanya.

"Bangun, telpon Jak sekarang suruh dia datang ke rumah!.

"Baik bu ", jawabku.

(Assalamualaikum), ucapku begitu Jak menjawab panggilan ku.

(Waalaukum salam Aina ), jawab Jak.

Tapi hv ku langsung di ambil alih oleh ibuku.

(Jak, kalau kamu mencintai Aina cepat datang ke rumah!), ucap ibuku lalu memutuskan panggilan.

Setelah beberapa lama, akhirnya suara mobil Jakkub terdengar di luar, dia lalu mengucapkan salam dan langsung di suruh masuk ke dalam oleh orang tuaku.

"Kamu lama?, tanya ibuku pada Jak.

"Tadi aku masih tidur saat Aina telpon, jadi aku mandi dulu sebentar ", jawab Jakkub tersenyum kecil memperlihatkan lesung pipi diwajah gagahnya.

"Tidur kok sampai siang, itu malas namanya ", ucap ibuku lagi.

"Semalam saya lembur kerja bu", jawab Jak lagi.

"Bagus itu, asal jangan lembur dengan wanita simpanan,awas kamu ,, jika berani mempermainkan putriku lagi!, sekarang kamu lihat perutnya udah buncit ", kata ibuku dengan wajah sangar.

"Saya sangat mencintai Aina, kesempatan kedua ini akan saya jaga lebih dari segalanya ", kata Jak.

"Awas kalau kamu gombal, ibu patahkan semua tulang-tulangmu", jawab ibuku.

"Ibu sama bapak ada urusan sebentar, jangan macam-macam di rumah!, kata ibuku lalu meninggalkan kami berdua.

"Kamu mau makan sesuatu?, tanya Jak padaku, saat kami berdua sedang duduk di kursi rotan teras belakang, sengaja pindah ke teras belakang biar bisa menghirup udara segar .

"Ini",tunjukku pada gambar bakso ektra pedas di layar hpnya.

"Lebih baik kamu gak usah makan", jawab Jak.

"Kan kamu yang nawarin?, jawabku.

"Ya,,, tapi gak harus yang pedes, nanti perut kamu sakit ", kata Jak.

"Ya udah kalo gitu makan kamu aja ", jawabku .

"Sebelum kamu memakan ku, aku yang lebih dulu menerkam ", jawab Jak mulai mendekan wajahnya ke wajahku, jarak yang begitu dekat kutatap wajah sempurna miliknya tanpa berkedip .

Jak perlahan mencium bibirku ku balas ciuman lembut dari bibir sedikit tebal dan merah alami miliknya.

"Aku harap kamu tidak menolak memakainya lagi", kata Jak sambil mengeluarkan cincin berlian bermata biru yang menjadi ikatan suci di hari pernikahan kami dulu.

"Tentu saja aku tidak bisa,,, menolak", jawabku dengan senyuman bahagia.

Jak dengan wajah berbinar memakaikan kembali cincin itu di jariku, lalu sepontan menggendongku membuat aku terkejut dan sedikit berteriak.

"Eeeeeee,,,,", teriak ibuku yang membuat aku dan Jak kaget.

"Ibu kenapa?, tanyaku sambil melihat ke arahnya yang masih berdiri di tengah pintu belakang.

"Kenapa-kenapa tanyamu , kenapa di gendongan kayak gitu?, cepat turunnin nanti Aina jatuh brojol!, marah ibuku pada Jak.

"Gak mungkin aku jatuhin Aina, lah bu", jawab Jak sambil menurunkanku pelan.

Next













































Dia Janda ku Dia Miliki ku (Dia Milikku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang