Dia Janda ku Dia Milikiku Bab 4

541 11 2
                                    

Sebelum pulang Jakkup mengulurkan tangannya untuk salim pada kedua orangtuaku tapi di tolak oleh mereka.

Dia pun  pergi tanpa berkata apa-apa lagi, suara mobil menjauh pergi sangat cepat, sepertinya Jakkup akan ngebut di jalan.

"Kamu kenapa terlihat kawatir", tanya tuan Rain, tapi aku jawab dengan ajakan makan malam bersama.

'Ttttiiinnggg', suara inbox masuk.

Aku mengecek ternyata itu uang bulanan dari Jak yang baru di transfer, berjumlah seratus juta, walaupun dia rutin memberikan uang bulanan pada kami tapi aku tidak pernah memakainya.

_____________

Aku memasuki ruang kerja dan mulai sibuk dengan semua pekerjaan yang menumpuk ,mungkin pekerjaan ini tidak akan habis hari ini jika aku tidak lembur.

"Jam berapa Rain pulang dari rumahmu?, tanya Jakkob tiba-tiba saja berdiri di depan meja kerjaku.

"Emang apa urusanmu?, tanyaku padanya membuatnya emosi.

"Kamu ibu dari anakku jadi aku berhak tahu ".

"Tapi aku bukan istrimu lagi, apa pun yang aku lakukan bukan lagi urusanmu, lebih baik kamu urus wanita-wanita simpananmu!.

Dia benar-benar terlihat marah sampai wajah putihnya memerah.

Dari mejanya dia terus menatapku tajam tapi aku bodoh amat, aku tetap asik dengan kerjaan ku.

Karena banyaknya kerjaan aku terpaksa harus lembur, dan untungnya stok asiku di rumah tidak pernah kurang.

"Kamu gak pulang ini sudah larut?.

"Aku lembur ", jawabku.

"Oiya, kalau begitu aku tidak lembur sendirian ", jawabnya lalu kembali ke meja kerja.

Dia mulai melonggarkan dasinya, melipat lengan kemejanya sampai siku memperlihatkan lengan kekarnya, dan mulai sibuk dengan leptopnya.

Lampu di ruangan di jadikan redup, untuk menghindari rasa gantuk aku membuat dua cangkir kopi, satu untuknya kasian jika tidak di buatkan.

Aku meletakkan secangkir kopi di mejanya dan aku pergi membawa kopi ku, meminumnya sambil menatap langit malam yang indah dari dalam ruangan.

Sentuhan lembut di leherku membuat aku terkejut dan berbalik melihat ke belakang.

"Jakkub", ungkap ku sambil mendorong tubuhnya menjauh, tapi bukannya menjauh dia langsung mencium bibirku .

"Aku merindukanmu, kita rujuk jangan menolak aku mohon!.

"Maaf aku gak bisa ", jawabku sambil terus mendorong tubuh kekar miliknya.

"Kamu masih mencintai ku, aku tahu itu ".

"Itu cuma perasaanmu, aku sudah tidak mencintaimu ", jawabku kembali ke meja kerjaku tapi aku di tarik lagi, Jakkob kembali merangkul tubuhku.

Tapi aku berontak, saat tengah berontak tiba-tiba Rain masuk,dan langsung menghajar Jakkub bertubi-tubi sampai aku berteriak memintanya untuk hentikan.

"Aku peringatkan jangan pernah berani menyentuh Aina, karena dia bukan istrimu lagi, kalau kamu sekali lagi berani menyentuhnya kamu tidak akan saya ampuni", ancam Rain pada Jakkub.

Rain membawaku pulang meninggalkan Jakkub di ruangannya dengan wajah babak belur.

"Jangan ceritakan semua ini pada siapapun",pintaku.

Aku tahu Jakkub itu hebat ilmu bela diri tapi kenapa dia tidak membalas pukulan Rain  atau menghindar.

Aku pulang ke rumah saat semua sudah tertidur, Rain pun langsung pergi.

Dia Janda ku Dia Miliki ku (Dia Milikku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang