Di rumah semua diam aku pun hanya diam dengan mata sembab.
"Aku minta maaf atas semua ini", ucap ibuku pada Rain dan kedua orangtuanya.
"Aku tidak bisa berkata apa-apa, sekarang ini aku serahkan kepada putraku Rain, apa dia akan terus melanjutkan pertunangan ini kejenjang pernikahan, karena di sini sudah jelas kalau Aina dan Jakkub masih saling mencintai dan ingin kembali bersama", kata mamanya Rain.
"Aku mau pernikahanku di percepat, tidak ada yang bisa mengambil wanita yang sudah terlanjur aku cintai!, kata Rain.
________________
Ucapan Rain tidak main-main dalam waktu singkat undangan pernikahan sudah di sebarluaskan, bahkan di media cetak maupun media berita televisi,dan media sosial sudah tersebar.
Rain menginginkan foto prewedding yang mewah, tapi aku menolak untuk melakukan foto prewedding karena bagiku hanya ada satu foto prewedding dalam hidupku yaitu dengan Jakkub.
Aku tidak menginginkan hubungan ini tapi kenapa tuhan gariskan hubungan ini untukku.
Beberapa minggu lagi aku akan melangsungkan pernikahan dengan Rain, untuk menenangkan diri aku pergi membawa Vito ke rumah kayu yang di bangun untukku oleh Jakkub.
Aku turun dari mobilku melihat sekeliling, rumput dan tanaman bunga sudah tak terawat, mungkin Jakkub tidak sempat merapikannya, aku membuka pintu rumah kayu dengan kunci yang Jakkub berikan padaku.
Bayangan Mentari dan papanya langsung muncul begitu aku masuk ke dalam rumah kayu, aku kembali menagis mengenang putri kecilku yang telah pergi lebih dulu menemui sang pencipta .
Aku merapikan dan membersihkan dalam rumah sambil menjaga Vito, setelah Vito tertidur aku kembali merapikan halaman depan.
Selesai semuanya aku kembali masuk ke dalam rumah membersihkan diri.
Karena sebentar lagi malam aku putuskan untuk pulang,karena Jakkub sudah berpesan jangan ginap sendiri takut terjadi apa-apa , tapi sebelum pulang aku meletakkan foto keluarga kecil kami di dalam rumah kayu.
Aku pulang mengendarai mobilku bersama Vito.
Akhirnya aku sampai rumah dan langsung masuk ke dalam kamar.
Sampai hari ini aku jarang bicara dengan siapa pun, karena semua egois jadi aku biarkan saja semuanya mengalir seperti air.
____________
Setiap hari orang sibuk di rumahku menyiapkan segalanya, aku pun tiap hari di suruh pakai lulur, walaupun aku malas tapi tetap saja aku turuti, karena malas berdebat .
Tapi hari ini aku mulai merasa gak enak badan mungkin karena aku jarang istirahat, karena semenjak putriku pergi untuk selamanya aku jarang tidur, makan pun tidak teratur.
Tinggal menghitung hari aku akan melangsungkan akad,dan Jakkub belum juga pulang aku semakin tidak ada semangat , kepalaku juga semakin sering pusing dan badanku terasa lemah, tapi aku gak mau kasih tau siapa pun biar aja aku sakit atau mati sekalian.
Baju kebaya di hari akad ku sudah di antar, rumah ku sudah di hiasi dengan bunga mawar merah bermekaran.
Aku di suruh ibuku untuk tidur awal biar besok tidak bangun telat, karena dari subuh aku akan di rias.
Aku tidak menjawab hanya langsung masuk ke dalam kamar, dan tidur di samping Vito.
"Bu,,, kasian Aina dia tidak pernah bahagia, dan saat dia akan kembali bahagia bersama laki-laki yang cintatai dari dulu,malah kita yang menghalangi ", kata ayahku pada ibuku.
"Maksud ayah,,, laki-laki itu Jakkub?, tanya ibuku.
"Ibu,,, pikir saja sendiri,,, ayah mau istirahat", jawab ayahku lalu pergi meninggalkan ibuku yang hanya terdiam.
*********************
Sebelum subuh aku sudah bangun dan mandi, tubuh benar-benar tidak enak, biasanya setelah mandi subuh aku merasa segar tapi kali ini aku langsung menggigil dan muntah.
Setelah selesai salat subuh aku mengoles beberapa bagian tubuhku dengan minyak angin biar bisa lebih baik.
Ibuku yang baru selesai salat subuh langsung pergi ke kamarku, meminta aku untuk segera memakai kebaya yang akan aku kenakan di acara akad nikah ku hari ini .
Tidak mau mendengar ibuku terus gomel aku pun memakai kebaya modern yang sangat cantik tapi sayangnya sangat ketat di tubuhku membuat aku terasa sesak dan mau muntah, bahkan saking ketatnya sampai bagian atas dadaku menyembul keluar.
"Mbak gak ada kebaya lain, ini kekecilan untukku?, tanyaku pada tukang rias yang baru masuk ke dalam kamarku untuk mulai meriasku.
"Gak ada mbak,, itu mbak Aina cantik banget pakainya,,, itu malah seksi,,buat suami pingin cepat bulan madu yee,,,", jawab dua tukang rias yang buat aku kesel.
Aku sudah mulai di rias, ibuku masuk melihatku dan memakaikan aku sebuah kalung berlian yang sangat cantik sebagai hadiah untukku, tapi aku hanya diam saja seperti patung.
Saat perias sedang sibuk merias wajahku perutku benar mual, aku pun lari ke kamar mandi dan muntah sampai berkeringat dingin lalu kembali ke meja rias.
Next
![](https://img.wattpad.com/cover/362798330-288-k393091.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Janda ku Dia Miliki ku (Dia Milikku)
Fiksi UmumTiga kali ketukan di atas meja pengadilan agama, hari ini aku resmi menjadi janda cerai hidup dari pria tampan dan mapan, walaupun ada rasa sakit yang tidak bisa di gambarkan tapi sebagai wanita yang sudah bergelar ibu dari dua anak yang masih kecil...