Dia Janda Ku Dia Miliki Ku (Dia Milikku) Bab;33

100 1 0
                                    



Aku sekarang sudah dekat dengan teman kakakku Dion yang usianya jauh lebih dewasa dari Jakkup, tapi hanya sebatas teman.

"Aina kamu harus jaga jarak dari Dimas ingat setatusmu sebagai istri Jakkup!, nasihat ibuku saat aku berkunjung ke rumah orang tuaku sekaligus melihat perkembangan usahaku.

"Kami hanya berteman tidak lebih, Jak juga tidak pernah marah ", jawabku.

"Terlihat biasa bukan berarti hatinya terima", kata ibuku.

"Baiklah bu gak usah marah, Aina nginap di sini sama anak-anak ", aku memberi tahu ibuku.

"Izin dulu sama suamimu baru nginap, atau kamu ajak juga dia ginap di sini, ibu sama bapak kangen juga sama menantu!.

"Jakkup itu sangat sibuk gak ada waktu ", jawabku sambil membantunya menyiapkan makan siang.

"Aina tadi kakak lihat Jakkup di kelinik, tapi dia masuk ke bagian penyakit kanker", kata kakakku Dion yang baru datang.

"Mungkin kakak salah lihat".

"Gak mungkin Aina, siapa lagi coba yang namanya Jakkup Adam Malik gagah berwibawa buat adik Perempuanku tergila-gila", kata kakakku sambil mencubit pipiku.

"Coba kamu tanya Jak baik-baik, siapa tahu dia ada menyembunyikan sesuatu karena tidak mau kamu kawatir!, ibuku memberi saran, membuatku termenung mengingat akhir-akhir ini Jak sering aku lihat mengkonsumsi obat .

"Kok gelamun, telpon Jak tanya keadaannya!, kata ibuku .

Saat akan menelpon suara mobilnya terdengar di luar, tidak lama dia masuk ke dalam bersama bapak yang memang sedang duduk di teras depan.

"Panjang umur sedang di bicarain malah muncul ", kata ibuku pada menantunya.

"Maaf bu udah lama aku gak berkunjung", kata Jak lalu salim pada ibu.

"Gak apa-apa yang penting kalian semua sehat selamet dan kamu makin guanteng pantas putri ibu telpon pembantu rumah bertanya ,'Jak lagi gapain nanti kalau dia gak turun makan siang kamu antar ke kamarnya', itu pesan istrimu pada asisten rumah kalian tadi", ibuku menceritakan pada Jak buat aku kikuk dan Jak tersenyum melihatku.

Selsai makan siang bersama seperti biasa kami akan gobrol bersenda gurau dan ini yang tidak pernahku dapat di keluarga Jak semua terlalu sibuk.

Aku juga melihat Jak tertawa bahagia dengan cerita lucu ibuku.

Aku dan Jakkup masuk kamar untuk istirahat siang sedangkan anak-anak sudah lebih dulu tidur siang di kamar orang tuaku,kalau berkunjung ke rumah neneknya pasti mereka maunya tidur bareng.

Jak membuka jaketnya menyisakan baju kaos biru tua di tubuh putih atletisnya, lalu megantungnya di balik pintu.

"Kamu tadi gapain di ke rumah sakit?, tanyaku padanya.

"Cuma cek kesehatan biasa, kamu tahu dari mana aku ke rumah sakit?, tanya Jak balik.

"Dion melihatmu dia kan sekarang kerja di sana sebagai dokter bedah dan dia bilang kamu masuk ke dalam ruangan husus penyakit kanker".

"Oh itu aku cuma cek aja ,siapa tahu ada penyakit kanker yang tumbuh tanpa kita sadari", jawab Jak.

"Benar?, tanyaku lagi.

"Ya benar ", jawab Jak sambil memandang wajahku , aku pun membalas pandangan laki-laki yang sangat sempurna di depanku.

Jakkup merangkul tubuhku lalu mencium bibirku dengan lembut.

Dia Janda ku Dia Miliki ku (Dia Milikku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang