Dia Janda Ku Dia Miliki Ku (Dia Miliki Ku) Bab:39

79 1 0
                                    



"Saya minta maaf dengan ucapan istriku, dan minta maaf atas kejadian semalam", kata tuan Alex pada Kami berdua.

"Aku maafkan tapi saya minta sebelum menghina atau merendahkan orang lain pastikan berpikir dulu apakah anda sudah sekelas malaikat, tapi kalau anda tidak berpikir mungkin anda sekelas Firaun", kata Jak membuat istri tuan Alex memicingkan mata.

"Sekelas Firaun tapi kaya raya", jawab wanita itu membuat suaminya menyikut lengannya.

"Apa gunanya kaya raya tapi kebinasaan anda sesuatu yang di harapkan orang banyak, dan apa ruginya hidup sederhana tanpa hutang, tanpa beban, hidup damai sejahtera dan selalu di rindukan orang banyak , sekali lagi anda menyinggung istriku kita selesaikan di pengadilan ", jawab Jakkup membuat Sindy melihat kedua orangtuanya.

"Aku minta maaf sekali lagi ", kata tuan Alex.

"Anda sangat sombong seperti paling sempurna dan kaya raya ", kata Jak dengan senyuman miring, membuat tuan Alex hanya bisa terdiam.

"Kalau begitu kami pulang dulu", pamit tuan Alex lalu merangkul Jakkup.

"Oya,, ini ada undangan pernikahan kakak ku Dion, saya harap tuan dan nyonya bisa hadir ", ucapku sambil memberikannya pada tuan Alex.

"Dion Abdullah bin Amir Moussa bersama Tassa Dian Nugraha, bukannya Tassa ini adik tirinya Jakkup?, tanya tuan Alex menatap kami begitu selesai membaca nama yang tertulis di kartu undangan.

"Ya benar sekali itu adik tiri ku dan alhamdulillah dia mendapatkan laki-laki yang tepat ", jawab Jakkup.

"Wow beruntung sekali Aina dan kakaknya karena setahuku Tassa putri tunggal nyonya Dian Nugraha pembisnis kaya raya ", kata istri tuan Alex dengan mata terkagum tapi lebih tepatnya mengejek.

"Mereka berdua sama beruntung ", jawab Jakkup.

_______________


Hujan deras malam ini sepertinya akan sampai pagi, aku menemani kedua anakku sampai mereka tertidur pulas sedangkan Jakkup masih di ruang kerjanya.

(Ada satu berkas tertinggal di dalam mobil, kamu bawa ke ruang kerjaku!), pinta Jak pada sopir pribadinya lewat telepon selulernya.

Setelah mematikan panggilan, dia kembali sibuk dengan pekerjaannya.

"Kopi tuan", kata Jenny begitu masuk ke dalam ruangan kerja Jakkup sambil meletakkan secangkir kopi di atas meja.

"Oke", jawab Jak singkat tanpa menoleh ke arah Jenny.

'Sekarang kamu cuek, tapi nanti kamu akan nyosor', bisik Jenny dalam hati lalu pergi.

"Ini tuan berkasnya", ucap sopir pribadi yang baru saja masuk ke dalam ruang kerja .

Jak langsung mengambilnya dan menandatangani berkas itu.

"Besok kamu antar semua berkas ini kekantor papaku!, kata Jak sambil memperlihatkan beberapa map berisi berkas pada sopirnya.

"Baik tuan", jawab Wira yang baru beberapa bulan bekerja sebagai sopir pribadinya .

"Ya sudah aku mau istirahat, kamu matikan semua lampu!, kata Jak lalu beranjak pergi.

"Ini kopi tuan belum di minum", kata sopir megigigatkan.

"Buat kamu saja ", jawab Jakkup lalu pergi.

'Wah lumayan nih buat begadang nonton sepak bola ', kata sopir dalam hati, lalu meminum kopi itu sampai tandas.

Dalam hitungan detik badan Wira merasa lain, seperti tidak biasanya.

Sedangkan Jenny yang sudah yakin sekarang ini Jak sudah meminum kopi buatannya pergi mengeceknya.

Begitu masuk ke dalam ruang kerja Jakkup Jenny tiba-tiba di peluk dari belakang dan di sentuh secara berutal, dia memejamkan mata karena bahagia akhirnya Jak jatuh ke dalam pelukannya.

"Aaaaaa tidak",teriak Jenny begitu membuka mata dan melihat laki-laki yang sekarang menindih tubuhnya adalah Wira sopir pribadinya Jak.

Sekuat apapun Jenny meronta tenaga Wira jauh lebih kuat apalagi setelah minum kopi buatan Jenny sendiri.

Sedangkan Jak sudah tidur pulas dalam pelukan hangat istrinya.

______________

Jakkup terbangun saat mendengarkan suaraku melantunkan ayat-ayat suci al-qur'an.

Dan langsung pergi ke kamar mandi tidak lama dia sudah berdiri di depanku menggenakan baju muslim dan sarung.

Ku sudahi membaca ayat Alquran dan mulai salat subuh berjamaah.

"Sampai mana tadi?, tanya Jak begitu kami selesai salat subuh berjamaah.

"Ini ", jawabku sambil menunjukkan ayat suci al-qur'an yang tadi aku baca.

"Aku mau dengar kamu membacanya!, kata Jak padaku, aku pun mulai membaca setiap bait ayat suci al-qur'an.

"Suara yang indah tapi ada beberapa tempat yang keliru ", ucapnya dengan senyuman indahnya.

"Emangnya buaya darat bisa ngaji?, tanyaku membuat Jak tertawa dan mencubit pipiku.

"Dulu suami mu memang play boy tapi belajar agama itu no satu, walaupun play boy kita nikah aku masih bujang 100%", jawab Jakkup masih tertawa kecil memperlihatkan lesung pipi di wajahnya.

Aku menatap wajah laki-laki yang sangat sempurna di depanku,alis sedikit tebal dan rapi mata teduh, bibir sensualnya begitu indah.

Melihat aku menatapnya Jak menutup al'quran lalu meraih wajahku ke wajahnya lalu mencium bibirku, membuka mukena yang ku kenakan berlahan memberikan kecupan lembut di leherku.

"Kamu semakin menggemaskan Aina", kata Jak tanpa berhenti memandangku.

"Emangnya aku kucing?, ucapku tertawa.

"Bukan kucing tapi buah yang lagi ranum-ranumnya ingin ku gigit ", jawabnya, kembali mencium pipiku dengan gemas dan mengigitnya sedikit keras.

"Aaauuu,,, Jak kamu benaran gigit aku, sakit ", ucapku marah dan meraba pipiku yang ada bekas gigitan.

Jakkup tertawa dan kembali menarikku mencium bibirku dengan sedikit kasar tapi ini yang aku suka, dia membawaku ke atas ranjang membaringkan tubuh putih mulusku yang sudah tidak di tutupi seurat benangpun.

"Jakkup,,,", ucapku lirih dengan napas panjang sedikit terengah saat dia mulai melakukannya.

Hanya dalam beberapa menit aku mencengkeram kuat lengan kekarnya, napasnya juga semakin memburu ,kami mencapainya bersama.

"Aina kamu membuat aku jatuh cinta untuk yang kesekian kalinya", bisik nya sambil mencium keningku.

Aku memeluk tubuh putih kekarnya dengan penuh kasih sayang.

'Terimakasih tuhan atas hadiah yang begitu indah ', ucapku dalam hati sambil mempererat pelukanku pada tubuhnya.


Next

Dia Janda ku Dia Miliki ku (Dia Milikku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang