Dia Janda Ku Dia Milik Ku Bab 7

341 2 0
                                    

Entah kenapa setelah Jakkub pergi hari-hariku terasa sepi, biasanya dia yang selalu menggangguku,membuatku sebel mengingatnya aku jadi senyum-senyum sendiri seperti masih pacaran dulu.

Aku sudah cukup dewasa dan aku sadar apa yang aku rasakan sampai saat ini, karena aku memang masih mencintainya.

Jam makan siang Rain mengajakku ke luar, sebenarnya aku ingin menolak tapi dia terus memaksa akhirnya aku pun mau.

Kami berdua makan siang di restoran berkelas, saat tengah makan aku mendengar bunyi inbox masuk ke hv ku.

Aku mengambil hv di dalam tasku, lalu membuka aplikasi WhatsApp.

(Kamu udah makan siang, jika kamu capek jangan paksa diri untuk terus bekerja,ingat ayah anak-anakmu bertanggung jawab sepenuhnya, jaga kesehatan mu!).

Aku sedikit tersenyum membaca pesan dari Jakkub.

"Siapa, Jakkub ya,, aku rasa dia masih mencintaimu dan ingin merebut kembali hatimu , tapi aku tidak akan membiarkan dia merebut mu dariku ", kata Rain padaku membuat aku agak bingung.

"Tuan Rain udah tau kan, kalau aku masih takut  untuk memulai sebuah hubungan, jadi aku harap tuan tidak keberatan jika  kita berteman".

Mendengar apa yang aku katakan Rain tidak berkata apa-apa dia hanya terlihat kecewa, lalu pergi meninggalkan aku di dalam restoran.

Aku pergi menyusulnya ke tempat parkir ternyata dia bener ninggalin aku, selama ini Jakkub tidak pernah ninggalin aku sendiri di luar ,semarah apa pun dia padaku.

Saat masih dengan kekesalan seseorang mencolek bahuku dari belakang, aku pun langsung berbalik.

Aku terkejut ternyata tuan Rain sambil memegang boneka beruang besar dan buket bunga mawar merah berbentuk hati.

"Heavy birthday ,love you beautiful", ucap tuan Rain padaku.

Dan kebetulan di tempat parkir  ada beberapa teman Rain, mereka langsung memberikan tepuk tangan dan memotret momen ini.

Aku pun terpaksa menerima boneka beruang dan buket bunga dari Rain.

__________

Setelah jam kantor selesai Rain mengantar ku pulang, ternyata di rumah orang tuaku bersama orang tuanya Rain memberikan kejutan dengan kue ulang tahun, aku meniup lilin dan mengucapkan terima kasih atas semuanya.

"Mama,, selamat ulang tahun, semoga mama sehat makin cantik ,dan mama gak marah lagi sama papa terus kita pulang deh ke rumah papa lagi aamiin ", ucap putriku membuat semua diam.

'Aku tahu putriku merindukan sosok ayahnya yang selalu bermain dengannya, apakah aku juga salah tuhan, terlalu mementingkan luka hatiku tanpa memikirkan luka hati anak-anakku',bisikku dalam hati.

__________________

Empat bulan sudah berlalu Jakkub semakin jarang menghubungiku ataupun menanyakan keadaan anaknya, tapi soal nafkah  tidak pernah lambat di transfer.

Mungkin karena dia terlalu sibuk jadi aku pun belajar untuk terbiasa tampa ada kabarnya , lagi pula aku bukan lagi istrinya, aku hanya boleh kawatir karena dia ayah anak-anakku.

Aku semakin membuat diriku sibuk dan lebih sering mengambil lembur,biar aku semakin bisa membuang segala perasaanku dan bisa melupakan Jakkub.

Rain pun terus mendekatiku, melihat perjuangannya yang begitu tulus aku pun memberikan lampu hijau untuknya, walaupun jauh di lubuk hatiku aku tidak menginginkan hubungan ini.

Bahkan miggu depan Rain menyatakan akan datang bersama keluarganya untuk melamarku.

______________

Hari ini aku sudah dandan cantik dan mengenakan kebaya warna abu tua, semua keluargaku berbahagia, tapi aku tidak.

Dia Janda ku Dia Miliki ku (Dia Milikku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang