22. Ngerumpi Bareng Mantan

4.5K 255 0
                                    

Ow ow, aku tertangkap basah.

Dia denger nggak sih?

Apakah aku akan dimusuhi oleh Mbak Sarah?

Aku sendiri tak pernah menyangka akan berada di posisi saat ini. Aku belum siap perasaanku tersebar ke mana-mana. Eh, memang sudah sih, ya tapi nggak Mbak Sarah juga dong. Dia kan mantan istri Mas Lintang, terlebih perbincanganku dengan Sus Emy adalah tentang Mas Lintang. Gimana kalau dia masih ada rasa sama Mas Lintang?

Alina mulai sadar dengan kehadiran ibunya, dia langsung berlari ke arah Mbak Sarah yang hanya berjarak beberapa meter dari kami.

Anak itu memeluk ibunya erat dan terlihat begitu senang dengan kehadirannya. Dia langsung bercerita banyak hal pads Mbak Sarah. Matanya berbinar-binar ketika menceritakan hal-hal menarik yang telah dia lalui sebelumnya. Dia bahkan tak sedikitpun menoleh ke arahku. Dia tak mengacuhkanku.

Ternyata aku tak sespesial itu bagi Alina. Tetap ibunya yang nomor satu. Aku terlalu percaya diri bahwa aku spesial dalam hidup Alina, ternyata aku hanya pengganti sementara sosok ibu baginya.

Ini pertama kali dalam hidupku aku patah hati dan cemburu karena anak kecil.

Hwaaa aku seperti dicampakkan.

Sudah, sudah, memang begitu seharusnya. Akan aneh jika Alina tak mau dekat dengan ibunya dan malah denganku.

Aku memperhatikan Mbak Sarah dari samping karena dia duduk di depanku, mengemper di teras rumah Mas Lintang dengan Alina. Anaknya tak mau menghentikan ceritanya meski hanya untuk mempersilakan mamanya masuk ke dalam. Mungkin dia takut tak memiliki waktu untuk bercerita dengan ibunya atau mungkin dia terlalu excited menceritakan banyak hal yang belum sempat dibagikan kepada Mbak Sarah.

Mantan istri Mas Lintang itu benar-benar super duper cantik seperti selegram. Wajahnya seperti memakai filter instagram alias mouuuuluuss gais. Kulitnya bersih shining, shimmering, splendid. Lalat akan insecure hinggap di sana.

Aku kalo terlahir jadi laki-laki kayaknya bakal kesemsem sama Mbak Sarah.

Kok bisa-bisanya dewi kayak gini disia-siain sama Mas Lintang? Kok bisa gitu loh.

Emang rada aneh pria satu itu, tapi aku sayang. Gimana dooong.

Aku menunduk melihat pakaianku yang compang-camping.

Itu pembaca yang masih ngedukung tim KuTang alias aku dan Mas Lintang, apa kalian nggak sadar aku seperti gelandangan di samping model? Ya Tuhan, ya Tuhan, apa kalian sangat jatuh cinta padaku sehingga kalian buta?

Plakk! Disambit sendal oleh penonton.

Dahlah gais, aku angkat bendera tanda menyerah. Nggak bisa aku tuh nyaingin dewi.

Tiba-tiba Alina izin pamit kepada ibunya karena dia kebelet pipis. Mana pakek ngajak Sus Emy lagi.

Hayoloh, hayoloh.

Jadilah aku hanya berdua dengan Mbak Sarah di teras itu.

Aku merasa begitu canggung karena dia tak kunjung bersuara akibat fokus mengetik sesuatu di ponselnya.

Ini dia nggak beneran musuhin aku karena aku suka mantan suaminya 'kan?

Aduh aduh, dedek takut nih.

Ya Tuhan, jangan biarkan dia menghalangi niatku untuk mendekati Mas Lintang. Masak belum perang udah kalah duluan karena kehadiran Mbak Sarah yang super duper cantik ini?

Namun pikiran-pikiran dramatisku itu menghilang ketika dia mengangkat wajah dan tersenyum kepadaku.

"Aduh maaf, ya, Mbak Bumi, aku jadi fokus sendiri. Masalah kerjaan memang nggak bisa ditunda," katanya dengan ramah.

Jadi Pacar Kakakmu! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang