Saat aku menegakkan tubuhku setelah sebelumnya mencium kening Mas Langit untuk merelakannya, pintu operasi kembali terbuka diiringi brankar yang didorong keluar oleh dua orang berpakaian scrub.
Aku menoleh dan mataku langsung bertatapan dengan mata merah Mas Lintang yang menyiratkan kesedihan mendalam sepertiku.
Jika beberapa jam lalu dia bersamaku dengan pakaian santainya, saat ini dia berdiri di sana dengan pakaian operasinya mengiringi brankar seseorang yang ditutupi kain putih seperti Mas Langit.
Aku sempat kecewa karena dia menghilang di waktu yang tak tepat sampai membuatku harus memesan taksi online yang sempat beberapa kali dicancel. Namun ternyata dia pergi untuk menyelamatkan nyawa seseorang.
Mas Lintang memalingkan wajahnya lalu berjalan mensejajarkan brankar yang baru keluar bersamanya, persis di sebelah brankar Mas Langit.
Aku terdiam.
Apa pasien itu juga terlibat dalam kecelakaan Mas Langit?
Bertepatan dengan itu, Tante Riana, suaminya serta Mbak Berlin datang dengan langkah cepat dan raut panik. Di belakang mereka ada Mbak Sarah dan Mas Tommy yang tampak mengejar meski dengan tangan dan kepala yang diperban.
Sepertinya kabar kepergian Mas Langit sudah tersebar. Semua orang-orang terdekat datang untuk menguatkanku.
Itu prasangkaku sebelum akhirnya aku mendengar Mas Lintang berkata,
"Alina Ningrum, 5 tahun, meninggal pada Sabtu 30 Juni 2023, pukul 3.10 pagi."
Di situ aku merasa tercekat.
Maksudnya?
Mbak Sarah langsung histeris. Dia berjalan mendekati Mas Lintang dan langsung mendorong dada bidangnya.
"Nggak usah bercanda, Tang," katanya.
Mas Lintang hanya menatap Mbak Sarah dengan tatapan sedihnya yang menyiratkan bahwa hal tersebut bukan candaan semata.
Aku menutup mulutku dan menatap dua brankar di depanku.
Ternyata, aku kehilangan dua orang terkasihku malam ini ....
***
Beberapa jam lalu.
POV Lintang.Saya menggeleng-gelengkan kepala dengan tangan mengelus dada. Semoga Tuhan masih mewaraskan otak saya yang hampir saja belok karena ulah wanita yang baru beberapa bulan ini menjadi pacar saya itu.
Apa menikah besok saja, ya? Susah sekali jika godaannya datang dari Bumi. Wanita itu seperti menguji iman saya. Ingatkan saya minggu besok untuk pergi ke bilik pengakuan dosa karena hampir tergoda oleh godaanya.
Untung saja wajah Bumi hampir sama dengan Langit, jadi hal tersebut saya gunakan sebagai rem mengembalikan otak waras saya karena kelakuan ajaibnya itu.
Saya kembali menggeleng-gelengkan kepala mengingat hal tadi. Jika terjadi lagi, tak segan-segan saya menyeretnya ke gereja untuk menikahinya saat itu juga. Urusan restu Langit itu belakangan.
Sorry, Lang. Soalnya adik lu yang berulah.
Saat saya sedang menunggu Bumi kembali dari kamar, ponsel saya berdering memperlihatkan nama Latan sebagai peneleponnya.
Saya melirik jam, sudah lewat tengah malam, jika telepon saya berdering di jam segini dan peneleponnya dari staff rumah sakit biasanya hal-hal tak baik sedang terjadi. Namun ini panggilan dari Latan, semoga saja tidak ada hal apapun sebab saya sedang ingin lebih lama menikmati waktu saya dengan Bumi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jadi Pacar Kakakmu! [END]
Teen FictionArbumi Regina menjalani sebuah hubungan spesial dengan tetangganya, yakni Lintang Selatan. Karena mereka ingin tenang menjalani sebuah hubungan, akhirnya keduanya melakukan backstreet relationship. Sayangnya, tiga tahun berpacaran, Selatan berseling...