31. Game Truth or Dare

4.5K 257 4
                                    

Met sarapan ama Ku-Tang🤣🤣
****

Kegiatan malam tiba. Mas Langit dan Mas Lintang dipercayai untuk perdapuran alias masak memasak. Yang lain menghidupkan api unggun dan bengong di sekitarnya menunggui masakan selesai dimasak. Salah satunya adalah aku.

Eh, tapi jangan salah, bengong di depan api unggun tuh enak tahu.

Iya enak, tinggal nunggu kesambet doang.

Engga deng. Beneran enak kok. Cobain aja.

"Cerita dong Mbak Dan, gimana bisa pacaran sama Mas Lang Lang," ujarku yang membuat pacar Mas Langit di samping Mbak Adinda si pacar Pak Galuh, tersenyum malu.

"Nggak tahu, tiba-tiba udah deket aja gitu," katanya malu-malu.

"Nggak ditembak sama Mas Langit?"

Dia menggeleng.

Aku melotot.

"Woi, Mas, jangan HTS-an dong. Cewek butuh kepastian!" teriakku yang membuat Mas Langit menoleh dengan wajah bertanya-tanya karena tak mendengar ucapanku.

"Anak kecil tahu apa hubungan orang dewasa. Di umur-umur segini nih udah nggak jaman i love you i love you-an."

Itu Pak Galuh yang bersuara. Kenapa ketika berbicara kepadaku nadanya selalu terdengar menyebalkan ya di telingaku? Ini dia emang punya dendamkah padaku? Perasaan salty muluh deh.

Kalau bukan dosen, udah gue julidin juga si jukidi satu ini.

"Ya kalo ketemunya sama mas saya yang dijamin setia nggak brengsek kayak mantan saya, ya ... masih bisa tenang Pak. Mantan saya yang nembak aja selingkuh, apalagi HTS. Mungkin saya dianggap cuma salah satu penghuni room chat-nya."

Sindir teroooos.

Ungkit teroooos.

Mungkin jika bisa disuarakan, itulah suara hati Latan yang sekarang sedang menatapku datar.

"Walah cinta-cintaan mulu sih, makanya skripsimu nggak selesai," ujar Pak Galuh yang membuatku melotot.

Dih, tiba-tiba bahas skripsi. Ikan kembung ikan kembung, nggak nyambuuuuuuuung.

"Skripsi gitu doang lama amat sampe nambah semester. Mau dicicil sampe kapan? Sini fiks-in sekarang."

Lagi liburan padahal, tapi hidupku masih aja diuber-uber tugas akhir.

Tolak aja ye kan. Harus itu.

Maunya sih gitu, tapi kenyataannya aku malah mengirim file skripsi yang terakhir kuketik kepada Pak Galuh, lalu berkonsultasi padanya sampai bab akhir. Benar-benar definisi 'difiks-in sekarang'.

Ini the power of orang dalem nggak sih?

Biasanya Pak Galuh kaga mau konsultasi di luar jam kerja, terus dia juga maunya konsultasi step by step, artinya jika aku sedang mengetik bab satu, maka dia akan membahas hanya bab satu. Namun malam ini, dia dengan baik hatinya membahas dari abstrak sampai daftar pustaka.

Waw, waw. Skripsi selesai jalur ngejulidin hubungan orang.

"Terima kasih karena Bapak Galuh sudah mau direpotkan di tengah liburannya."

Pak Galuh hanya iya-iya bae, seperti tak mau melihat ketulusan dari ucapanku.

Ya, karena memang tak tulus, wleeee.

Aku pun pergi dari sana ketika Latan mulai memetik gitarnya dan Pak Galuh mulai menyumbang suaranya.

Mending nemenin mas pacar ye kan daripada dengerin mantan petik gitar.

Jadi Pacar Kakakmu! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang