49. Kesedihan Bukan Milik Seorang

4.2K 351 36
                                    

Lintang berjongkok sendirian di lorong sepi nan dingin rumah sakit kala selesai mengantar Alina menuju ruang pemulasaraan jenazah. Dia terdiam dan termenung mencerna keadaan.

Benarkah Alinanya pergi secepat itu--tidak, benarkah Alinanya telah pergi?

Tuhan, kenapa? Alasannya apa? Alina melakukan kesalahan? Atau Lintang yang melakukannya? Apakah ini sebuah teguran untuknya?

Alina anak yang baik, dia tak bersalah atas apa pun, kenapa Tuhan mengambilnya?

Lintang menghela napas. Dia benar-benar bersedih, tetapi air matanya tak mau kembali turun padahal batinnya sedang meraung-raung menangisi kepergian anak semata wayangnya.

Lintang menoleh kala mendengar derap langkah seseorang.

Dia berdiri karena tahu pemilik langkah itu menuju ke arahnya.

Dari sorot mata yang masih tajam dan langkah yang terburu-buru, Lintang tahu orang itu akan kembali menumpahkan amarahnya kepadanya.

Lintang menghela napas sekali lagi, meneguhkan hatinya atas kalimat-kalimat yang akan dimuntahkan padanya.

Sarah berdiri di hadapannya dengan tatapan nyalang dan mata berkaca-kaca. Beberapa detik setelahnya Sarah menampar wajahnya.

"Buat lo yang udah ambil waktu kebersamaan gue, Tomy, dan Alina."

Sarah menampar sisi pipinya yang lain.

"Buat lo yang selalu halangin gue dan Tomy buat bawa Alina."

Lintang terdiam di tempatnya.

Bukan karena terkejut, tetapi dia sedang mengatur amarahnya. Lintang sadar pikiran mereka sedang sama-sama kacau. Dia akan memakluminya, apalagi Sarah adalah orang tua kandung dari Alina. Pasti wanita itu lebih sedih daripada dia.

"Sorry, Sar. Gue tahu gue salah  ...," ujar Lintang dengan penuh penyesalan.

Sarah langsung mengamuk mendengar itu. Dia memukuli dada lintang dan mengeluarkan semua yang mengendap di dalam hatinya.

"Gara-gara lo, Tang. Gara-gara lo gue nggak bisa bareng alina lebih lama! Dia anak gue, tega lu misahin gue ama Alina."

"Lu bajingan! Lu harus nyesel seumur hidup!"

"Lu manusia paling jahat yang pernah gue temuin!"

Lintang sepakat dengan perkataan Sarah. Dia memang manusia jahat.

Andai dia lebih cepat memberikan izin kepada Sarah dan Tomy untuk membawa Alina bersama mereka, mungkin kejadian hari ini tak akan terjadi. Alina akan berada di Singapura sedang menikmati mimpi indahnya bersama kedua orang tua kandungnya.

Sarah terus mencaci Lintang sampai akhirnya Riana datang membela anaknya dan Tomy mencoba menjauhkan Sarah dari Lintang.

"Kita semua berduka di sini, tak ada yang lebih bersedih. Kalau kamu mau mengungkit semua kejadian yang sudah disepakati di masa lalu, ayo saya ladeni. Biar kamu sadar Lintang begitu berjasa di hidup kamu dan kamu ibu paling jahat yang pernah saya temui."

"Ibu nggak tahu apa-apa!"

"Apa yang saya nggak tahu? Perihal Alina masuk rumah sakit dan kamu masih sibuk sama bisnis kamu? Perihal kamu yang baru belajar tentang penyakit Alina beberapa bulan kemarin padahal Alina terkena diabetes di umur lima bulan? Perihal Alina yang harus minum sufor saat masih butuh asi karena kamu lebih mentingin bisnis kamu itu? Mau saya sebutin semua?"

Riana maju selangkah ke arah Sarah.

"Saya berusaha nggak membenci kamu sejak kamu berulah di hari H pernikahan, bahkan setelah ulah-ulah lainnya selama lima tahun belakangan ini. Saya hanya merasa saya nggak berhak membenci kamu sebab Lintang yang lebih berhak saja tidak keberatan. Namun sekarang saya nggak bisa untuk nggak membenci kamu karena kamu malah mengatakan Lintang jahat padahal dia sudah berkorban banyak hal untuk kamu dan suami kamu. Kamu kira, dia dapet keuntungan besar apa setelah menutupi kabar kehamilan kamu dengan Tomy di hari pernikahan yang seharusnya Lintang mempelainya? Yang ada dia dirugikan dengan status duda yang disematkan padanya padahal menikah pun tak pernah. Masih mau bilang dia jahat? Alina sehat sampai beberapa waktu lalu kamu kira itu tanpa penjagaan Lintang? Dia meninggal karena kecelakaan bersama kamu dan Tomy. Harusnya kamu menyalahkan diri kamu sendiri. Kamu yang jahat bikin Alina meninggal."

Jadi Pacar Kakakmu! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang