Komen wajib.
Alfi mengisap rokoknya kemudian menghembusnya dengan pandangan kosong ke langit.
"Anlea dan Rafael punya hubungan dimasalalu. mereka bisa dibilang temanan. dan kemungkinan Rafael adalah orangnya. "
Ucapan itu terngiang-ngiang di kepalanya. dia terkejut begitu tau kalau Rafael musuhnya dan Anlea adalah teman dekat. jika begini, akankah Anlea membenci atau justru masih mencintainya? mengapa dunia berputar diporos yang membosankan? haruskah Alfi melakukan sesuatu yang membuat ia tetap pada pendiriannya?
"Yang jelas gue gak bakal mencintai oranglain selain lo, Lea. "gumamnya berbicara pada semesta.
"Dan gue gak bakal ninggalin lo meskipun cowok brengsek itu bilang lo tunangannya dan minta gue putus sama lo. sampai mati gue gak mau lo sama si muka gepeng itu titik!"
"Gue gak akan ninggalin lo sekalipun gue harus mati. "
Awan tampak menghitam tanpa ada bintang satupun.
"KAKAK!!!"
Senyum Alfi pudar dengan datangnya Celsie ke apart cowok itu.
"Apa gue ubah aja ya, password apartemen gue?" gumamnya.
"Kak! dari tadi gue ngebell masa lo gak dengerin sih?! gue kan mau disambut sesekali!! gue kesini nganterin lauk buat lo dari mama tahu! effort dikit dong buat adik lo! jangan sama kak Anlea meluluh yang effornya gede. gue kan adek lo!! adik sematawayang lo, tahu! huffft!"
Alfi mengangguk. dia keluar dari balkon samping kemudian mendatangi Celsie. matanya melirik jam dinding sudah pukul 1 malam. cowok itu berdecak memperhatikan Celsie menaruh lauk dan beberapa sayuran kedalam kulkas.
"Lo udah makan?"
"Ya belum lah! gue mau makan disini bareng lo. "
"Yaudah. kenapa malah lo simpan semua lauknya? kita makan apa?"
"Ada kok. gak gue simpen semuanya. itu diatas meja. "
Alfi mengangguk mengeceknya. dia langsung tergiur melihat sayap rendang.
"Siapa nganter lo kesini? mustahil mama suruh lo naik taxi jam segini? lo itu anak cewek Cel. bahaya keluar jam segini apalagi jalan menuju apart gue ini sepi. jangan di ulangi!"
"Ya habisnya tadi mau nganterin kerumah kakak gue lupa karena gue ketiduran. "
"Siapa nganter?"
"Ah? anu, itu, em... temen. "
"Cowo lo? mana dia?"
"Bukan! temen!! udah dibilangin temen. plis deh, jangan nyebelin dulu? "
"Yang pengecut itu?"
"Kakak! "
Alfi berdecak kagum. adiknya sudah dewasa ternyata?
"Lo nginap aja. "
"Gak! gue mau pulang habis makan. lo anter gue pulang. "
"Ogah. "
"Mama pengen ketemu! "
Akhirnya Alfi mengalah. dengan paksa ia menganggukkan kepalanya.
🦋🦋🦋
"Morning bebeb Abrian!!" sapaan Pretty dipagi buta itu amat menjengkelkan buat Abrian, si ketua kelas Anlea.Sekarang Pretty tampak terang-terangan mendekati Abrian. bukan hanya itu, setiap pagi Pretty dan Adisca rutin mengantar Anlea ke kelas hanya untuk menyapa Abrian. dan ini sudah satu minggunya Pretty menunjukkan rasa sukanya terhadap Abrian.
"Sabar ya? di cuekin hari ini, perjuangin lagi besok. "Kekeh Adisca menepuk bahu Pretty.
"Bebeb. ini buat bebeb. aku buatin spesial loh beb!"
Abrian menatap lurus kotak bekal bewarna ungu tersebut. ia memejamkan mata geram menggertakkan giginya. andai... andai Anlea tidak ada dikelas, mungkin dia akan menolaknya habis habisan.
"Udahlah, terima aja, hm? masakan Pretty itu enak banget loh! "
Abrian luluh ketika melihat tatapan permohonan dari Anlea. ia pun langsung berterimakasih mengambilnya. Pretty sangat girang. kemudian dia berpamitan meninggalkan kelas Anlea bersama Adisca.
"Lo ngapain senyam senyum gitu?" tanya Abrian melirik Anlea yang fokus pada hp nya.
"Biasa. cowok gue. kangen gue, katanya?" Anlea kembali melebarkan senyumnya berbalas pesan sama Alfi.
Dia gak tau saja kalau tatapan Abrian jadi amat datar karenanya.
Dikelas Pretty dan Adisca.
Ezhar menatap nanar sosok Pretty. entah mengapa cewek itu tidak tahu penyebabnya apa? Ezhar sudah semingguan disekolah ini sebagai murid baru. selama itu pula dia sering memperhatikan Pretty. Dan terkadang menjadi pertanyaan besar oleh siswa yang menyadarinya. Ezhar kenapa?
"Beda banget ya, yang lagi jatuh cinta?" goda Adisca menyenggol lengan Pretty sampai ia tersipu malu.
"Gue seneng banget deh, akhirnya Abrian mau menerima pemberian gue! oh my god!!"
Adisca mengangguk sambil tertawa jenaka.
"Ngapain sih, lo ngejar ngejar cowok yang gak mencintai elo, gitu? murahan tau gak! "
Rasanya seperti ditampar berulangkali oleh sesuatu yang tak kasat mata. sindiran pedas dari Ezhar itu langsung membuat senyuman bahagia diwajah Pretty luntur seketika. gadis itu diam menatap Ezhar yang mengejeknya.
"Lo kenapa sih, Zhar? sewot banget sama urusan Pretty? "sinis Adisca berdecak pinggang.
"Lo sendiri kenapa?"tanya Ezhar balik. "Lo tau tapi lo pura-pura gak tau. tolol. "
Adisca mengepalkan tangannya geram. "Lo—"
"Udah. "Pretty menggelengkan kepalanya pelan menahan lengan Adisca. "Jangan cari masalah sama dia, oke? inget pesan Alfi sama Lea. "bisiknya ditelinga Adisca.
"Gue cuman gak suka aja dia bicara seolah dia tau semuanya, Ty?"
"Gue emang tau. "Final Ezhar.
"Lo gak usah ikut campur, bisa gak sih?! jadi anak baru gak usah songong!" tegur Adisca jengkel. dia pun menarik Pretty ke tempat duduk mereka.
"Gak usah di dengerin. cuekin aja. "katanya dibalas anggukan kepala sama Pretty.
Sementara Ezhar cuman berdecak tak suka mendengarnya.
"Bangsat. "umpatnya mengepalkan tangannya geram.
Diam-diam Pretty meliriknya. Ezhar memutarkan bola matanya jengah mengabaikan tatapan Pretty.
"Dia kenapa, ya?"
to be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFIANLEA {completed}
Teen FictionTakdir gak ada yang tahu. Anlea bagi Alfi adalah segalanya. Pun, Alfi bagi Anlea adalah rumahnya. 🔋🔋🔋 :kalau mau baca versi au nya juga bisa cek langsung ke tiktok saya ya❗ 89% beda alur. start:kam, 8 february 2024.