35. Kepang

814 49 5
                                    

bonus









"Gue udah memberikan keadilan sama adik lo atas perlakuan bokap gue. sesuai janji lo. gue harap lo tepatin. "

"Lo gak perlu khawatir. semua bakal terjadi sesuai dengan kesepakatan kita. "

"Good. "

Tut.

Alfi menarik smirknya.

"Rafael, Rafael. "

Dia pun melangkah pergi menaiki motornya lalu mengendarainya dengan kecepatan tinggi.

Anlea sedang menunggunya disekolah. Anlea-nya, dunianya..

Ambisi terbesarnya.

___

"Ikan sepat ikan garfu!"

"Cakep!!"

Eh?

ehhhhh

"Wait wait wait!"Andre menimpali dengan cepat.

Lalu dia melirik kearah Adisca.

"Ikan sepat ikan apa tadi, ikan garfu? memang ada?" tanyanya serius.

Adisca mengangguk mantap.

"Mana? kok, gue gak pernah lihat tuh!"

"Biar gue tunjukin! sini, dekat gue, buru!"

Andre menurutinya saja. kemudian Adisca mematikan hp nya dan menunjukkan layar gelapnya itu kedepan wajah Andre.

"Nah! ini ikan garfunya yang gue maksud!"ujarnya. "Gak funyah hati. "

Andre masih menggaruk tengkuknya tak mengerti. "R nya di kemana'in?"tanyanya lagi.

"Di buang! kayak lo buang gue! puas nanyanya, hahhh????"

Baik Bintang maupun Regan. kedua cowok itu terbahak-bahak mendengarkan nya.

"Ssstt. jangan berisik bisa gak sih!?"ucap Anlea menutup bukunya. "Ini di perpustakaan. "Katanya memperingati mereka.

"Ya sorry lupa,"

Pretty menarik kursi kosong kemudian menempatkan pantatnya sambil membawa beberapa buku untuk dijadikan stock bacaannya.

"Kelas lo masuk jam berapa, Lea?" tanya Bintang.

Anlea melirik jam ditangannya. "Lima menit lagi, "ujarnya.

"Alfi kemana ya? kok, dari tadi gak nongol nongol tuh anak?" beo Regan.

"Mungkin mangkir di warung? "Saut Andre mantap.

Tok Tok..

Semua mata menengadah ke depan pintu perpustakaan. Alfi, yang baru saja di bicarakan muncul dengan senyuman lebarnya.

"Sorry gue telat, "ucapnya langsung melangkah masuk kedalam. "Morning kepang!"sapanya mencolek dagu Anlea.

"Morning sayang. "Anlea menatap fokus ke bukunya.

"Fi. tadi ada pengumuman sebelum lo tiba di sekolah. anak PA sama OSIS mau ngadain study tour ke kebun binatang. mereka juga menawarkan agar seluruh kelas dua belas ikut serta untuk menambah ilmu pengetahuan kita dalam kegiatan belajar mengajar diluar ini. lo gimana?" ucap Regan sambilan bertanya menatap Alfi.

"Wajib?" tanya Alfi balik.

Regan menggeleng.

"Lo ikut mbing?"Alfi beralih menatap kekasih hatinya. Anlea langsung mengerutkan keningnya bingung.

"Mbing?" ulangnya dibalas anggukan kepala sama Alfi.

"Kambing. "Ucapnya memperjelas.

Anlea seketika menggebrak meja kemudian mengulum bibirnya geram.

"Suka ya, lo nyamain gue sama hewan, iya!?"

"Banget!"

"TAI LO!"

Pretty menghembuskan napasnya geram. sementara Adisca memijit pelipisnya.

"Jadi gimana?? lo berdua ikut gak!?!"tanya Pretty meninggikan suaranya saking jengkelnya sama mereka berdua.

"Ikut!"kompak Anlea dan Alfi.

"Apaansih kamu! gak usah ikutan!"

"Apasih? lo kalik, yang ngikutin gue!"

"Dih? geer kamu!"

"Memang! masalah sama lo?"

"Enggak!"

"Udah, tinggalin aja, ayo!" kata Pretty sudah tak tahan menarik lengan Adisca pergi.

"Kan! mereka pergi gegara kamu!"

"Gak usah tunjuk tunjuk gue kalau gak mau jari kecil lo yang segede kelingking gue ini gue patahin!"

"Oh. jadi kamu sekarang tega sama aku, gitu?!"

"Gak usah drama deh lo! ayo buruan cabut!!"

"Ihh gak usah tarik tarik!!!"

"Yaudah gue lempar, mau?"

"TAIK!"

Akhirnya Alfi mengalah. dia merangkul pundak Anlea berjalan beriringan melewati koridor dan lorong-lorong sekolah. sesekali Alfi bertanya mengenai keadaan gadis itu. namun sepertinya Anlea tidak ingin menunjukkan perasaannya kepada Alfi. gadis itu memilih terlihat ceria ketimbang bersedih.

Anlea benar benar sulit sekali dibaca oleh Alfi.

"Fi.."

"Hm?"

"Kamu tau soal papaku masuk penjara?"

Alfi hanya mengangguk.

"Kamu gak sedih liat papamu dipenjara kayak papaku?"

"Kenapa gue harus sedih? dia aja gak mencintai gue sebagai anaknya, Lea. buat apa? mengemis kasih sayang dari seseorang yang hanya memberi luka itu adalah hal terbodoh. "

Anlea bungkam.

"Tapi kan dia papamu?"

"Papa apanya? huh? yang ketika di tanya alasan gue dilahirkan adalah karena keterpaksaan bukan karena cinta? gue benci dia, Lea. tapi gue gak bisa menampakkan kebencian gue ke dia. "

Anlea tetap bungkam.

"Cuman lo, yang gak mau gue benci di dunia ini. "

"Kenapa?" barulah gadis itu bertanya. mengapa demikian?

"Karena gue sayang lo. "

?!







.

.

.

.

to be continued

ALFIANLEA {completed}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang