6. Ezhar, murid baru 🦋

1.2K 53 1
                                    

🦋

selamat membaca

gua bingung mau bilang apa sama lu semua yang jelas makasi karena udah nyempetin mampir kesini.

🦋🦋🦋🦋🦋




Alfi  menelisik sekitar kelas dimana sejak pagi belum menemukan sosok Anlea disana. sebenarnya gadis itu kemana? kenapa tidak aktif begitu dia telpon? apa dia masih marah karena semalam Alfi tidak mengabarinya sama sekali?

Pertanyaan itu Alfi telan sendiri hingga sorot matanya menangkap salah seorang siswa yang tak asing berada di sekolahnya mengenakan seragam yang sama dengannya.

"Ngapain dia disini?" gumamnya. beberapa detik kemudian Regan muncul entah darimana merangkul pundak Alfi ikut menatap kearah yang sama.

"Oh. si cupu ada nyali juga, ternyata? "katanya.

Lalu Regan bersandar di tembok itu sembari bersedekap menatap lurus kedepan sana.

"Lo tau?"

"Soal dia jadi anak baru di SMA kita?"

Alfi berdehem mengiyakan.

"Gue baru tahu tadi pagi sih, karena dikasih tau sama Bintang dan Andre. kita nyariin elo tapi ternyata lo disini? "

"Kenapa?"

"Ada informasi baru mengenai Rafael. "

"Oh? kita pindah tempat. "

Regan mengikuti langkah kepergian Alfi.

🦋🦋🦋

Gdbrkkk!!!

Anlea meringis terjatuh ke lantai begitu tubuhnya ditabrak oleh tubuh kekar seseorang.

Dia mengumpat geram menggertakkan giginya sambil mengusap-usap pantatnya yang sakit.

"Permisi. lo gakpapa?"

Anlea mendongak.

Dia berkacamata, tersenyum hangat. mengulurkan tangannya untuk membantu Anlea. Anlea menolak niatan baik cowok itu kemudian berdiri sendiri.

"Maaf. gue gak liat. apa ada yang sakit? "katanya bertanya penuh perhatian.

Mood Anlea sangatlah buruk. dia bisa saja melampiaskan hal itu kepada cowok yang baru dilihatnya ini. akan tetapi, Anlea bukanlah tipe gadis yang egois seperti itu.

"Gue gakpapa. "Jawabnya mengibaskan roknya.

"Tunggu. kayaknya gue gak asing sama lo?"Anlea menyadarinya.

Cowok itu tersenyum mengangguk. "Ahhh! Lo yang wak—"

"Lea!!"

"Lea? Andre? mereka punya hubungan?"

Anlea menoleh kesumber suara. samar dia mendengar gumaman cowok dihadapan saat ini. namun dia tidak menggubrisnya begitu Andre muncul seperti tuyul.

"Ngapain lo disini?! selingkuh lo?"

"Mau gue gebuk lo, Ndre? bicara sembarangan di depan cowok gue habis lo!"

Andre nyengir kuda menggaruk tengkuknya. "Sorry. bercanda. "

"Kenapa?" jawab Anlea to the point.

Andre menghela napas. "Pa-car lo nyariin tuh! "

Sengaja Andre menekankan kata 'pacar' sambil menatap dingin orang asing yang tadinya membuat Anlea jatuh tersungkur ke lantai. itu menjadi tanda tanya buat Anlea. apa Andre mengenalnya? apa mereka akrab? tapi... kenapa ekpresinya semengerikan itu untuk seorang yang disebut akrab?

"Gih samperin sana! lo tau kan, cowok lo sensian, posesif, dan terlebih, dia GILA. "

"Itu sih gue gak bisa ngelak karena ucapan lo memang benar. so, dia dimana?"

"Hffft. kayaknya lo berdua lagi berantem ya? biasanya selalu tau satu sama lain ada dimana. sekarang lo bahkan gak tau kalau Alfi sedang nyari lo sejak pagi lo ngehindarin dia. "

"Mangkanya cepet!"

"Kelas. "

Anlea mengangguk menepuk bahu Andre. "Thanks!"

Andre tersenyum mengiyakan kepergian Anlea. lalu dia kembali menatap lelaki yang masih setia berdiri bak patung dihadapannya saat ini. ekspresi Andre seketika menjadi dingin.

"Apa motif lo masuk ke SMA ini? apa karena perintah Rafael, atasan lo yang pecundang itu, hm?" selidiknya.

Cowok bernama Ezhar itu hanya tersenyum meremehkan.

"Gue gak punya waktu buat jawab pertanyaan dari sang pengkhianat kayak lo. "jawabnya balik menatap Andre dingin.

"Pengkhianat kata lo? gak salah? bukannya yang gak tau terimakasih itu atasan lo?"

"Lo gak berhak ngehina Rafael yang udah pernah nyelamatin lo kayak gitu, Andre!"

"Lo pun gak berhak ngatur hidup gue, cupu. "

Ezhar geram setengah mati.

Andre menggertakkan giginya. "Apa yang lo bicarakan sama Anlea tadi?"

Ezhar berpikir sejenak.

Anlea...

Anlea, ya?

"Ohh. gue ingat. jadi dia, gadis yang malam itu?" gumamnya membuat Andre kebingungan. Ezhar mengingat malam lalu dimana Rafael berbincang-bincang dengan seorang gadis di warung tempat mereka nongkrong. dan gadis itu adalah Anlea. pantas saja Ezhar sedikit familiar tadi saat melihat Anlea dan mencium wangi maskulinnya.

"Ketemu. " Ezhar tersenyum smirk.

"Malam itu apa maksud lo?! lo pernah ketemu dia dimana, huh?!"

"Itu pula gak ada urusannya sama lo. "

Ezhar membuang napas panjang.

Andre mengepalkan tangannya kuat.

"Jangan pernah, libatin dia dalam urusan kita. " ancam Andre menepuk pundak Ezhar. "Kalau sampai lo nyakitin dia, tamat riwayat lo!"

Ezhar tersentak ikut mengepalkan tangannya kuat. ia sebisa mungkin terlihat tenang walau sebenarnya ia ingin mengamuk. tapi mustahil, dia baru menjadi murid resmi di SMA itu hari ini. dan lagi pun dia tidak bisa mengikuti egonya.

"Segitu berarti nya gadis itu buat lo? "

"Mungkin bukan hanya bagi gue. "

Andre meninggalkan Ezhar usai mengucapkan kata singkat tersebut. Ezhar pun tersenyum membuang napasnya lagi.

"Benar. "Ezhar sendiri tidak bisa mengelaknya. "Karena dia pun juga berarti bagi seseorang,"ujarnya berjalan dengan arah yang berlawanan.

"Ahhhh. sayang sekali, padahal gue bisa jadikan dia pion yang paling penting untuk menghancurkan leader GRAVIXO. bangsat!"






🦋🦋🦋🦋

TBC.

ALFIANLEA {completed}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang