37. Flashback

680 41 12
                                    


hayoo yang udah berprasangka buruk disini siapaaa🤭🤭

Happy reading ❗

bonus






Satu hari setelah Andes, papanya Anlea di penjara. Alfi mendatanginya ke sel tahanan sekedar menjenguknya usai menjenguk papanya.

"Bagaimana dengan rencana kita?" tanya Andes serius. "Apa semua berjalan sesuai dengan rencana awal?"tanyanya lagi.

Alfi pun mengangguk.

"Bersabarlah. anda akan segera bebas. tapi dengan syarat. "

"Katakan saja. apa syaratnya?"

"Jangan halangi hubungan saya dan putri anda. "

"Bagaimana jika saya tidak memenuhinya?"

"Anda akan mati. "

Andes menyanggupinya.

"Tapi, apa saya boleh tau? sejak awal kenapa anda meminta saya berpura-pura jahat dan tidak merestui hubungan anda dan putri saya? lalu mengapa anda menginginkan saya membenci putri saya sendiri?"

Sejak awal, sejak kali pertama, semua sudah di rekaya oleh Alfi. dia sengaja merencanakan hal itu. termasuk menjauhkan Anlea dari keluarganya, serta membuat Anlea bergantung padanya. dia sudah bekerjasama dengan papa Anlea, Andes, sejak lama untuk menjaga Anlea. Alfi menyanggupinya karena dia menyukai Anlea. timbal baliknya Andes diberi keuntungan besar untuk perusahaannya agar tidak bangkrut. perusahaan Andes bekerjasama dengan perusahaan keluarga Alfi dibalik layar secara diam-diam.

Baik tentang papanya Alfi terkena kasus, berselingkuh, bercerai, hingga mempermainkan banyak wanita, semua itu rekaya belaka yang disengaja untuk di publikasikan. hanya demi melancarkan aksi mereka agar terlihat begitu sempurna dan rapih tanpa musuh mereka sadari. yang sebenarnya sekarang ini papanya Alfi dan papanya Anlea sedang berleha-leha duduk tenang di dalam sell menunggu giliran mereka untuk bergerak.

"Bukankah setelah rencana ini berhasil anda akan memutuskan hubungan dengan putri saya? lalu, mengapa sekarang pikiran anda berubah?"

Alfi pun menarik smirknya.

"Manusia memang tak bisa kita tebak. mereka bisa berubah kapanpun dan diwaktu apapun. tergantung kapan, dan bagaimana mereka melakukannya. "Jelasnya fokus menatap wajah bingung lelaki itu.

"Anda mau tahu, tujuan utama saya?"

"Kekuasaan?"

"Salah! "

Alfi mengambil telepon genggam yang telah disediakan kemudian menyambungnya dengan telepon genggam diseberangnya. Andes menerima telepon tersebut sambil melirik Alfi bingung. bertanya-tanya apa ambisi terbesar lelaki berbahaya ini yang sebenarnya?

"Putri anda. "

Andes bungkam seribu bahasa mendengarnya.

"Raganya, hatinya, cintanya, dan semuanya yang dia punya. "

"Tujuan saya adalah menjadi satu-satunya manusia yang bisa memiliki dia dan dimiliki olehnya. dan menyingkirkan siapapun yang berusaha merebutnya dari genggaman saya. "

Andes kehabisan kata untuk itu.

Lalu dia tersenyum bangga. "Baiklah. "

"Aku merestui kau bersamanya. "

___

Alfi kembali ke markas Gravixo usai dari kekepolisian. dia menghampiri Regan, Bintang dan Andre.

"Udah lo nemuin bokapnya Lea?"

"Gimana? kapan kita geraknya? gue udah dapat sinyal sama agen mata mata kita di markas Cobra. Rafael merencanakan penculikan Anlea. "

"Biarin aja. "Ucap Alfi singkat. cowok itu duduk disopa sambil meluruskan pinggang nya.

"Memang itu yang gue inginkan. "

Andre menggeleng gelengkan kepalanya.

"Jadi kapan, lo bebasin bokap lo sama calon mertua lo? huh? bisa bisanya lo menjarain mereka demi rencana gila lo! durhaka tau rasa lo! publik ngiranya papa lo itu brengsek banget anjing. gegara anak kek elo! "

"Bukan Alfi namanya kalau memperdulikan reputasinya. toh semua bisa di atur asal ada uang, kan? begitu dia mengadakan konferensi pers pikiran masyarakat akan berubah sekejab mata. percaya gak percaya, uang memang diatas segalanya, right?"timpal Bintang berucap serius.

"Rafael family benar benar akan tamat. "Regan tak dapat memungkirinya lagi.

Alfi pun menyeringai.

Inilah yang terjadi jikalau ada yang membuatnya murka.

"Kenapa lo sepengen itu keluarga Rafael hancur, Fi?" tanya Andre bingung.

"Simpel, "jawab Alfi. "Karena gue benci mereka. "

Membenci hingga tak ada kebaikan hati didalamnya. tak ada simpati maupun perduli.  Yang Alfi rasakan hanyalah rasa ingin balas dendam kepada mereka.

"Kenapa lo sebenci itu sama mereka?"kini Bintang yang bertanya

Alfi pun mendesah.

"Karena Anlea. Karena mereka menyakiti Anlea. karena mereka ingin mengambil Anlea dari gue. "

"Dan karena adiknya yang menuduh bokap gue sebagai pemerkosanya. hingga gue terpaksa harus mengikuti alur dan membuat papa gue seolah seolah adalah pria brengsek karena mereka selalu mantau kemanapun gue pergi dan gue bertemu siapa disetiap hari. "

Termasuk kejadian kejadian dimana Alfi sering bertengkar dengan papanya. sejak awal dia sudah di awasi dan di ikuti seperti penguntit. mustahil baginya menunjukkan rasa hormat kepada papanya disituasi seperti itu. dia terpaksa melontarkan kata-kata yang tak ingin ia keluarkan, bahkan harus berpura-pura meneteskan air matanya dan berlagak seperti orang gila yang kehilangan akalnya.

Semua hanya demi membuat Rafael percaya. percaya bahwa Alfi benar-benar anak brokenhome dan bermasalah. hingga Rafael melupakan tujuan utama nya dan fokus pada tujuannya untuk mendapatkan Anlea.

"Akhirnya... hari yang gue nanti nanti pun datang juga. "

"Ha... HAHAHAHAHAHA!!"




.

.

.


to be continued

ALFIANLEA {completed}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang