18. 🔥

1.2K 48 0
                                    












komen up.


Ketukan pintu dilarut malam sudah biasa Anlea alami. tapi ini belum larut. jam masih menunjukkan pukul delapan malam. artinya, bukan Alfi yang datang ke kos Anlea. gadis itu tahu betul jadwal cowoknya berkunjung ke kosannya.

Dengan siaga tingkat waspada. Anlea berdiri di depan pintu yang masih terkunci.

"SIAPA!!" jeritnya dengan sengaja.

"Ini Celsie kak!" sautan cempreng diluar sana tak kalah nyaringnya dari suara Anlea barusan.

"Astaga, Celsie?!" Anlea buru-buru membuka kunci pintu kos nya kemudian menarik Celsie masuk dengan gesit. "Astaga, Astaga. lo ngapain malam malam begini ke kos gue? sendirian lagi. ntar kalau lo di jahatin orang, gimana?!!"omelnya menjewer telinga gadis yang lebih mudah satu tahun darinya itu.

Mata Anlea menangkap bantal guling bersarung pink yang dibawa Celsie.

"Celsie mau nginap disini kak, malam ini. boleh,kan?"

"APA?!"

.

.

...

Anlea mendengar semua cerita dan keluh kesah Celsie. gadis itu habis bertengkar hebat sama kakaknya dikarenakan ketahuan jalan sama Andrian, cowok yang Celsie suka. Celsie mengatakan kalau Alfi memberhentikan mereka di tengah jalan dan memarahinya habis-habisan dihadapan anak-anak Gravixo yang sedang berpatroli. bukan cuman itu, Alfi juga memukul wajah Andrian karena berani mengajak Celsie keluar tanpa pamit kepada orang rumah. tepatnya mereka keluar diam-diam. Parahnya, Alfi membentak Celsie saking murkanya dia melihat sang adik keluyuran tanpa berpamitan dengan orang rumah terlebih dengannya. jadinya Celsie melarikan diri ke kos Anlea karena ngambek gak mau pulang.

"Jadi gitu, masalahnya?" Anlea mengangguk paham. dia ikut berbaring diatas kasur yang sama. menyelimuti tubuh dingin dan pucat Celsie. mata gadis itu terlihat sembab sehabis menangis ketakutan.

"Tapi Cel, yang kakak lo bilang itu ada benarnya. gue tau menurut lo Alfi itu berlebihan sama lo. tapi dia kayak gitu karena dia takut lo kenapa-kenapa. lo itu adik Alfi satu-satunya. ya mungkin dia agak berlebihan sama lo selama ini? cuman Cel, kalau gue di posisi Alfi gue bakal ngelakuin hal yang sama ke elo. apalagi lo adalah anak cewek. "

"Gue tau lo marah karena dia bersikap kasar sama cowok yang lo suka. tapi wajar kok, dia kayak gitu. seorang kakak mana coba, yang gak marah pas tahu adik ceweknya di bawa keluar rumah tanpa izin dari orang rumah? kalau misal cowok itu niatnya buruk sama lo, gimana?"

Celsie diam menafsirkan perkataan Anlea.

"Ya tapi kan kak, gak mesti bentak-bentak gitu hiks. Gak bisa apa, bicaranya lembut? gue kan adiknya. memangnya, kalau kak Alfi marah kakak gimana?"

Anlea tersenyum menyeka air mata Celsie. lalu menarik gadis itu ke pelukannya.

"Dia kayak gitu juga kok, sama gue, "ujarnya. "Dan itu udah biasa buat gue. "jelasnya mengusap pelan puncak kepala Celsie.

"Bes—"

TOK! TOK! TOK!

"ANLEA BUKA!"

Celsie menahan Anlea. dia menggelengkan kepalanya melarang gadis itu membukakan pintu untuk Alfi.

"Udah. gakpapa. hm? "

"Tapi kak—"

"Lo mau, liat kosan gue pintunya hilang?"

"Ya enggak sih. tapi?"

"Udah. percaya sama gue. oke?"

Celsie mengangguk pasrah membiarkan Anlea keluar dari kamar itu.

Alfi terlihat sinis bersama para pasukannya. "Mana dia?"

"Di kamar. udah, lo jangan marah-marah dulu dong. gak enak sama tetangga. "

"Gue harus nasehatin dia biar dia ngerti, Ya!"

"Iya, tapi gak gitu juga, Alfiannn. Redakan dulu emosi lo. oke?"

"Tapi?"

"No bacot bacot klub. mending lo ajak pasukan lo masuk dan kita makan malam bareng. gimana?"

"SETUJU!!" Anak Gravixo berseru gembira.

"Kebetulan gue laper, "beo Bintang.

"Perut lo mah selalu rakus, soal makan!" cibir Regan.

"Kebetulan gue masak banyak. ayo Afi, masuk cintaku, "ajaknya menarik lengan Alfi pelan.

Oh sial! Alfi ingin menciumnya habis-habisan.

"Gunakan kewarasan lo. "Andre berbisik memperingatinya sebelum Alfi aneh-aneh nantinya.

"Sirik!"

Andre mendengus kala Alfi mengusap wajahnya.

"Bangke. "

Anlea merapikan rambut berantakan kekasihnya itu.

"Gantengnya duniaku, "pujinya tersenyum lebar.

"Sialan! gue gak kuat liatnya, Ya! kecup dikit, boleh, gak?"

Anlea tertawa jenaka melihat tingkah Alfi yang menurutnya lucu. Cowok itu mengajak teman-temannya nongkrong di depan kos Anlea. soalnya tempatnya gak cukup menampung anak-anak Gravixo di dalam.

"Dasar setan !" umpat Regan geram melihat kebucinan dua orang itu yang makin hari makin meresahkan kaum jomblo.

"Andai gue gak putus, "cicit Andre.

"Sadar! Adisca udah bukan milik lo lagi," cibir Bintang membuat Andre geram.

"Guys! malam ini kita jaga disini. "titah Alfi kepada anak-anak Gravixo. mereka serempak menyahutinya dengan anggukan.

"Kayaknya kalau mau makan masakan cewek gue buat kita semua nasi nya gak cukup, deh? Gan! pesen nasi kotak aja, kita makan bareng disini. "

Regan mengangguk langsung melakukan perintah bosnya.

Anlea mengajak Celsie keluar dari kamar. gadis itu malu-malu takut untuk menampakkan dirinya. untunglah Anlea yang pengertian menyisirkan rambut dan membantu Celsie membersihkan wajahnya. dia juga meminjamkan baju tidurnya untuk gadis itu karena baju Celsie basah terkena air mata dan keringatnya sebab berlari dari rumah menuju kos Anlea tadi.

"Nah. ayo duduk disini, Cel. "

Celsie mengangguk mengikuti interupsi Anlea. dia tidak berani melirik Alfi. dia hanya duduk menunduk sambil memeluk boneka beruang bewarna coklat milik Anlea. itu boneka pemberian Alfi untuk Anlea di kala Alfi mengajaknya berpacaran. bisa di bilang hadiah pertamanya.

"Awas lo kotorin tuh boneka cewek gua! jangan sampai hilang wangi parfumnya, singkirkan ingus lo itu, pegang baik baik nanti jatuh. "

Celsie langsung manyun. ia ingin sekali berteriak mengatakan kalau kakaknya ini gila. hanya saja dia bisanya cuman pasrah dan menurut. nyalinya tidak sebesar itu untuk meneriakinya.

"Denger gak?!"

"Iyaaaaa. "

"Jawab yang bener!"

"Hiks... i-iya... huaaa kak Alfi jahat huaa..."

"Afiiiii. astagaaa kamu, ya!" Anlea memijit pelipisnya. perdebatan dua saudara itu sungguh menguras energi para penontonnya.

T-Tunggu... apa tadi, katanya? kamu? sejak kapan? monolog Alfi

beberapa menit nasi kotak yang Regan pesan tiba. mereka pun menyantapnya bersama-sama sambil sesekali bercerita hal random. lalu tertawa, dan di bumbui lelucon dan kekonyolan Andre Bintang yang berebut pucuk ubi rebus di nasi kotak Regan yang tak suka sayuran.

"Woiiiiii udah woiiiiii!!"

"Biarin aja. kambing emang suka gitu. sayuran aja di rebutin, apalagi terong? "

"Nih, sekalian, ambil punya gua biar gak rebutan kayak anak TK. "

"HAHAHAHAHA. "

"Mbekkkkkk. "

"BANGKE LO SEMUA!"







to be continued..

ALFIANLEA {completed}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang