EPILOG

431 28 8
                                    

Hai-Hai

Al back!!!

selama ini Al memikirkan berbagai hal untuk merevisi cerita ini agar lebih menarik. Namun terkadang Al ada ide tetapi terhalang perasaan yang sangat mager. Maaf😔

kita berjumpa di epilog. jangan lupa untuk follow. Ok?

🍂🍂


"Alfi. Paris sangat romantis kalau ada kamunya."

"Aku bosen banget. Teman disini enggak seasik teman-teman disana. Huhuhu."

"Happy new years love!!!!"

"I miss you."

"Aku sakit, pucat banget, ya? Kayak mayat, Kan?"

"Alfi aku masuk RS lagi. Kecapekan doang kok. Jangan khawatir. Kamu sehat??"

"Alfi aku kangen kamu.."

Alfi menutup labtopnya.

Sudah terhitung dua puluh kali dia memutar video-video Anlea didalamnya.

Enam tahun enggak mudah tanpa sosok Anlea. Alfi memutuskan melanjutkan S2-nya sambil menunggu kapan kepulangan Anlea. Perempuannya itu tidak pernah memberitahunya kapan mereka akan segera berjumpa.

Kadang Alfi bermimpi buruk. Kadang terasa berat. Kadang pula dia seperti merasa semakin hari dia semakin kehilangan Anlea dihidupnya.

Teman-temannya, teman Anlea, adiknya, hingga mamanya. Mereka selalu menyemangati Alfi dan menjadi suporter dalam kondisi-kondisi tertentu cowok itu.

Sebenarnya Alfi pernah ingin menjumpai Anlea dihari liburnya. Tetapi Anlea selalu memberikan alasan-alasan yang membuatnya jadi mengurungkan niatnya.

Sebenarnya kamu kenapa, Anlea?

Alfi mendesah.

"Benar-benar enggak mudah disini tanpa kamu."

"Hidup aku capek banget Lea. Kapan pulang?"

"Aku kangen.."

🍂🍂

"Kalau kamu rindu sama aku, bawa tidur aja. Nanti kita ketemu dari mimpi. Pasti!"

"Fi. Disini ada cowok yang suka aku. Aku risih. Mau balik kesana aja."

"Alfi... kalau aku pulangnya bawa penyakit kamu jangan ikutan sakit. Yaaa??"

Alfi mematikan ponselnya. Voice note dari Anlea dibalas dengan desahan panjangnya. Tak terhitung sudah berapa kali dia melakukan itu.

Pesan berbintang di WhatsApp discroll terus olehnya. Hanya untuk melepas rasa kangennya kepada perempuan itu. Tetapi begitu saja tidak cukup. Semakin hari, semakin melakukan banyak hal, membuka banyak memori, membaca chat lama mereka,  dia semakin tersiksa.

Handphone Alfi penuh akan Anlea didalamnya.

Mungkin bukan cuman disana tetapi di segala kehidupannya ada sosok dia.

"Lea... gue pengen ketemu. Elo dimana? Lagi apa? Sama siapa? Gue beneran bisa gila mikirin elo terus."

Alfi mendongakkan kepalanya menatap kelangit. Awan tampak menghitam dilangit. Tiada cahaya matahari. Burung layang-layang berterbangan diatas sana.

Dia memilih untuk melepas kepenatannya dengan berjalan-jalan santai disekitar taman bermain anak dekat komplek perumahan Anlea.

Dedaunan kering berjatuhan dari pohonnya. Satu daun menutup mata Alfi hingga dia ikut terpejam membiarkannya.

Tersentak.

Tangan seseorang melepaskan daun yang menempel itu kemudian menutup matanya. Sentuhan lembut dan hangat serta wangi yang familiar itu membuat Alfi terpikirkan kesatu sosok. Tapi... mengapa wanginya sedikit berbeda?

Sedikit tercampur bau obat.

Alfi memegangi tangan mungil itu. Bergerak menariknya menjauh dari sisinya.

Alfi membuka matanya pelan. Mengerjab satu kali lalu langsung terhenyak menatap wajah seseorang yang dirindukannya juga tengah menatapnya dengan senyuman. Surai yang panjang menyentuh kulit wajahnya.

Jantung Alfi berpacu dengan cepat.

Dia tak bisa mengeluarkan sepatah katapun saking kagetnya.

Bergerak. Tangan yang makin kurus menggenggam tangannya.

"Hai sayang."










__

vote dulu
komennya dibawah dong????
mau lanjut ekstra partnya atau berhenti disini??

ALFIANLEA {completed}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang