"BANGSAT !!"
Rafael berteriak ketika basecamp utama mereka hancur berantakan dan terbakar. tak lupa pula, ia dikejutkan dengan kedatangan Alfi seorang diri. Alfi berdiri tegap menatap diantara puluhan anak buahnya Rafael.
"Ada nyali juga lo?" kekeh Rafael melangkah maju mendekati Alfi.
Cowok itu tersenyum simpul. ketahuilah bahwa dia sangat marah hari ini. apalagi mendengar kabar kalau salah satu temannya dikeroyok sama geng banci itu.
"Gue memang bukan pecundang. apalagi ngehajar satu orang harus main keroyokan. "Sindir Alfi.
"Lo kira lo mampu, ngalahin kita semua?"
"Kalian bukan apa apanya diantara ribuan orang yang udah pernah habis ditangan gue. "
"Jangan salahin gue kalau lo mati malam ini Alfian. karena gue gak akan pernah kasih lo ampun meskipun lo adalah cowok yang dicintai sahabat gue. "
Alfi menarik smirknya.
Pertarungan sengit itu membuat suasana tegang. satu lawan puluhan anak buah Rafael sangatlah tidak seimbang. tetapi Alfi sama sekali tidak tumbang meski diserang secara bersamaan.
1
2
...
"HABISI DIA!!"teriak Rafael geram kala melihat beberapa anak buahnya sudah terkapar di tanah.
15 menit pun berlalu. tersisa Rafael seorang diri. Alfi yang telah berlumuran darah itu menghela nafasnya ngos-ngosan. dia sedikit kewalahan. Alfi merobek ujung bajunya kemudian mengikat kepalannya yang sudah lecet. Menyapu rambutnya kebelakang dengan dingin menatap nanar Rafael.
"Sekarang giliran lo. "
❗❗❗
Tok! tok! tok!
Anlea membuka mata. ditengah kantuknya itu ia melirik jam dinding sudah pukul 6. adzan Maghrib pun berkumandang.
Tok! tok! tok!
Ketukan pintu kembali terdengar ketelinga nya. Anlea mengikat rambutnya kemudian melangkah keluar kamar membuka pintu kos.
"Ya—"
DAMN—
Tubuh berlumuran darah serta bau amisnya itu mendadak terasa mengerikan. jantung Anlea berhenti berdetak. ia juga menahan napasnya saking shocknya.
"Apa yang..."
Gdbrkkkk!!
"ALFI! ALFI!! ALFIAN BANGUN!! FI!"
Cowok itu jatuh ke pelukan Anlea. tubuh Anlea ikut merosot tak dapat menahan bobot tubuh Alfi. Ditengah kepanikan itu dia pun menelepon ambulance.
Tiba di RS. Alfi langsung ditangani pihak medis. Anlea menghubungi teman teman Alfi dan juga pihak keluarganya untuk memberitahu kalau Alfi dilarikan ke rumah sakit dalam keadaan pingsan dan penuh darah.
Rasa panas di mata dan kepanikan yang luar biasa itu membuat Anlea tak bisa tenang sedikitpun. dia melihatnya dengan jelas wajah kusut Alfi tadi. Daripada rumah sakit cowok itu lebih memilih untuk mendatanginya lebih dahulu. hal itu pula yang membuat Anlea kesulitan untuk marah melampiaskan rasa cemasnya ketika Alfi bangun nanti. tidak! dia lebih menginginkan Alfi membuka mata daripada memarahinya karena sudah ingkar janji.
"Anlea!"
"Kak!!"
Anlea menangkap sosok wanita paruhbaya bersama seorang gadis meneriakinya. mereka berlari dari belokan koridor menghampiri Anlea yang sedang berdiri di depan ruang tunggu UGD.
"Ya, Alfi kenapa? dia kenapa, Ya?!"
"Kak. kak Alfi kenapa hiks.. dia kenapa??"
Mama dan Celsie menangis sambil berpelukan.
"Saya juga gak tau Tante. tiba-tiba saja Alfi tadi mendatangi saya ke kosan saya dalam kondisi yang sudah berlumuran darah dan penuh luka. "Jawab Anlea.
"Saya gak tau... saya benar benar gak tau..." suaranya terdengar parau. sepanjang menemani Alfi kerumah sakit dia tak henti-henti nya menangis sesenggukan saking cemasnya. dunia nya seakan berhenti. kepalanya di penuhi Alfi, Alfi, dan selalu Alfi setiap saatnya.
Mamanya Alfi terduduk lemas mendengarnya.
Ditengah kepanikan itu handphone Anlea berdering. 'Arlang teman kecil (Rafael)' itu panggilan dari temannya.
"Ya, kenapa Arlang?" jawab Anlea menerima panggilan tersebut.
"Lo dimana? gue habis kecelakaan nih! tolongin gue, cepet. "Ucap Rafael diseberang sana.
"A-Apa kata lo? kecelakaan? kok bisa?!"
"Ya gue gak tau. namanya juga kecelakaan? lo gak mau bantuin gue? gue butuh lo nih!"
"Tapi Arlang, gue lagi dirumah sakit, cowok gue masuk rumah sakit. gue gabisa ninggalin dia. "
"Jadi lo lebih mengutamakan pacar lo daripada temen lo? Lo tega banget sih! sama gue? ya dia kan udah di RS harusnya lo gak mesti khawatir lagi dong, Ya? kan ada para perawat disana? sementara gue disini gak punya siapa-siapa di kota ini selain lo yang gue kenal! gue cuman minta tolong jemput gue anterin ke RS, udah itu doang. Lo gak bisa??"
"Arlang. gak gitu. gue cuman—"
"Gapapa kalau lo gabisa. its okay. gue tutup. "
Tut. Tut. Tut.
Anlea benar-benar pusing. dia tidak tau harus melakukan apa. di satu sisi Alfi sedang berjuang di dalam ruangan ICU itu, sedangkan disisi lain sahabatnya yang baru ia temui membutuhkannya.
Dia menjatuhkan tubuhnya kelantai. bersandar di tembok dingin mengusap wajahnya gusar. dia tidak bisa berbohong kalau dia juga mencemaskan Rafael. tapi di sisi lainnya dia juga tidak mau meninggalkan Alfi sendirian.
"Ada apa, nak?"
Anlea menggelengkan kepalanya atas pertanyaan mamanya Alfi.
"Kalau kamu mau pergi karena ada urusan mendadak gakpapa kok. Tante bisa jagain Alfi disini sama Celsie. kamu selesaikan dulu aja urusan kamu, ya? nanti kamu kan bisa kesini lagi? "
"Tapi tan?"
"Gakpapa sayang.."
"Iya kak. kakak pergi aja, biar Celsie sama mama yang jagain kak Alfi. sebentar lagi yang lain bakal datang kok. kakak gak perlu khawatir ya?"
"Makasih ya Cel, buat semuanya?"
"Justru Celsie sama mama yang berterimakasih sama kakak karena udah mau jagain kak Alfi. makasih ya, kak?"
Anlea mengangguk mengiyakan. kemudian dia langsung bangkit berpelukan sama mamanya Alfi.
"Anlea pergi sebentar ya, tan? tolong kabarin Anlea kalau udah ada perkembangan soal Alfi nanti. "
"Iya sayang. "
"Assalamualaikum.."
"Waailaikumsallam..."
to be continued...

KAMU SEDANG MEMBACA
ALFIANLEA {completed}
Подростковая литератураTakdir gak ada yang tahu. Anlea bagi Alfi adalah segalanya. Pun, Alfi bagi Anlea adalah rumahnya. 🔋🔋🔋 :kalau mau baca versi au nya juga bisa cek langsung ke tiktok saya ya❗ 89% beda alur. start:kam, 8 february 2024.