Kejadian tak terduga yang mengguncang jiwa Laras itu membuatnya terpaksa tidak lanjut bekerja. Kue yang ia bawa diambil alih oleh Dygta beserta para pegawai Katering.
Sepanjang perjalanan pulang bersama Dirga, Laras sibuk menunduk dengan tetap mengunci bibirnya. Ia sebenarnya tidak memiliki wajah lagi di hadapan sang suami.
Hingga Dirga menghentikan mobilnya di sisi jalan yang sepi. Ia mengambil kotak P3k mini di belakang mobilnya. Ia menurunkan sedikit sandaran bangku yang Laras duduki. Ia mengangkat kaki Laras yang terluka ke pangkuannya dan mulai membersihkan luka sang istri.
"Sebelum pulang, kita mampir beli pakaian baru untuk kamu. Aku khawatir ibu sudah di rumah. Nggak mungkin ibu harus melihat kamu dalam keadaan seperti ini."
Laras menunduk memeriksa penampilannya. Rupanya selain celananya yang bolong karena jatuh, bagian pundak blousenya juga terkoyak hingga terlihat luka bekas kuku Sekar di kulitnya.
Dirga kemudian ikut memeriksa pundak Laras itu, merobek lengan blouse yang dipakai Laras untuk memudahkannya membersihkan luka tak seberapa di sana. Tepat saat Dirga berhasil merobeknya, Laras dan Dirga bersitatap. Cukup lama sampai Dirga mengelus kepala Laras dengan lembut dan melanjutkan membersihkan luka itu.
"Maaf," ucap Laras akhirnya.
"Maaf kenapa?" tanya Dirga yang kini sedang memeriksa sikut Laras yang juga terluka.
"Merepotkan kamu."
"Kebetulan kamu jarang merepotkan. Jadi, nggak masalah," jawab Dirga yang direspon Laras hanya dengan senyum tipis.
"Terima kasih ya, Mas," ucap Laras setelah Dirga selesai memberikan obat pada luka-lukanya.
"Ras," panggil Dirga setelah hening beberapa saat.
"Ya?"
"Soal permasalahan tadi, aku dengar kalau yang wanita itu lakukan ke kamu bukanlah yang pertama. Agar kejadian ini tidak terulang, aku berpikir apa sebaiknya kita lapor polisi?"
"Nggak! Nggak, Mas! Itu sama sekali nggak perlu!" ucap Laras tegas.
"Kenapa?" Dirga tak mengerti. "Aku melihat wanita tadi sangat angkuh, dan tidak menyesali perbuatannya pada kamu. Jadi, menurutku biarkan pihak berwajib yang mengadilinya."
"Nggak, Mas. Aku nggak apa-apa. Jangan diperbesar. Aku sudah memaafkan dia, aku nggak masalah."
"Tapi untukku, ini masalah, Ras!" sahut Dirga yang mengejutkan Laras. "Bagaimana kalau tadi tidak ada Dygta yang menolong kamu? Sedangkan aku sendiri sebagai suami kamu, tidak tahu kalau kamu sedang mendapat penganiayaan dari orang lain," tutur Dirga.
"Kamu pergi tanpa bilang apa-apa. Bodohnya, aku tetap berdiam diri di dalam mobil tanpa berusaha mencari kamu. Baru setelah kamu tidak juga kembali, aku akhirnya turun untuk mencari. Dan, benar saja aku terlambat melindungi kamu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Waktu Yang Dinanti
RomanceLarasita Maira pernah hampir kehilangan nyawa karena memulai pernikahan pertamanya dengan cara yang salah. Kejadian itu cukup menggoncang batinnya, yang kemudian membuatnya sadar dan berusaha memperbaiki diri. Waktu berlalu, dan Laras kembali dihada...