"Gua nggak tau, apa yang Anye bicarakan ke lo sampai lo memilih batal bercerai."
"Aku batal bercerai bukan karena istri kamu, Kak!" sanggah Laras. "Kita cuma ngobrol biasa aja waktu di rumah singgah."
"Gua berpikir kalau lo bahkan nggak punya alasan buat mempertahankan suami lo, Yas. Tapi, sebagai keluarga lo, gua menghargai apapun keputusan lo."
"Terima kasih, Kak," ucap Laras "Salam buat Anye!"
Setelahnya panggilan dimatikan. Laras tersenyum kecil menyadari nada kekhawatiran sangat kentara ia dapati dalam setiap kalimat Dygta. Ia bersyukur memiliki orang-orang baik di sekitarnya seperti Anye dan Dygta.
Laras menyimpan ponsel di nakas sisi kanan tempat tidurnya. Ia menunda untuk berbaring saat tak sengaja melihat satu pesan masuk dalam fitur notifikasi ponselnya.
Mahadirga : Sudah tidur, Ras?
Laras : Belum. Kamu?
Entah mengapa merasa malu sendiri sesaat setelah pesannya bertanda centang dua. Wajahnya terasa hangat ketika centang dua itu berubah warna menjadi biru.
Mahadirga : Aku di depan.
Rona malu-malu di paras cantiknya perlahan memudar. Ia mencoba menerka maksud dari pesan yang Dirga kirimkan. Hingga butuh beberapa detik untuk Laras mengerti. Ia menyibak selimut, dan turun dari tempat tidur, kemudian melesat cepat keluar dari rumah.
Benar saja mobil hitam Dirga terparkir di depan rumah, sedikit mundur dari pagar. Laras berlari kecil menghampiri Dirga di sana. "Mas, ada apa?" tanyanya dari kaca jendela mobil Dirga yang terbuka.
Lelaki itu tidak menjawab. Dengan gerakan kepala, ia memberi isyarat pada Laras untuk menaiki mobil. Laras pun menuruti permintaan sang suami.
"Mas, ada apa kesini?" tanya Laras lagi.
"Kalau aku bilang ada pesanan brownies lagi kamu percaya?" tanyanya.
Laras terkekeh. "Sudah kuduga pesanan brownies kemarin fiktif, kan? Itu cuma alasan Mas Dirga yang khawatirin aku dan cari alasan buat mendatangi aku. Benar begitu?"
"Pura-pura nggak tau aja, nggak bisa gitu, Ras? Ini namanya sengaja mempermalukan suami!" Dirga berlagak kesal.
Laras tergelak, tetapi hanya sebentar karena ia akhirnya menyadari ada yang berbeda dari sang suami. "Ada apa?" tanyanya seraya menyentuh lengan Dirga.
"Boleh, aku tau apa yang mengganggu kamu?" tanya Laras lagi.
Dirga mengulas senyum tipis. Meski sudah coba menenangkan diri sejak tadi, dan bisa sedikit bergurau dengan Laras, tetap saja persoalannya dengan Tsabitha masih sangat mengganggu pikirannya. Lalu, mengalirlah cerita Dirga tentang Tsabitha yang belum bisa menerima kenyataan atas keputusan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Waktu Yang Dinanti
RomanceLarasita Maira pernah hampir kehilangan nyawa karena memulai pernikahan pertamanya dengan cara yang salah. Kejadian itu cukup menggoncang batinnya, yang kemudian membuatnya sadar dan berusaha memperbaiki diri. Waktu berlalu, dan Laras kembali dihada...