Part ini panjang. 2300 kata. Harusnya 2 bab tapi aku gabung.
Bacanya pelan-pelan aja. Bukan part nyesek tapi tetep ada kesel-keselnya 😂
Akhir pekan kali ini Laras dan Dirga menghabiskan waktunya di rumah singgah. Mereka di sana untuk menghadiri perayaan ulang tahun Daiyan, putra Anye dan Dygta yang hari ini genap berusia lima tahun. Seperti biasa, selain sebagai tamu undangan, Laras juga bertugas membuat birthday cake untuk acara ini.
Acara yang dihadiri oleh komunitas anak jalanan rumah singgah dan beberapa panti asuhan dari daerah sekitarnya itu belum sepenuhnya usai. Tetapi, Dirga dan Laras sudah menepi dari meriahnya suasana.
"Ini tempat favorit aku lho, Mas!" ujar Laras sebelum mendiami bangku panjang dari semen yang berada di tepian sungai.
Dirga tampak manggut-manggut, dengan sepasang mata mengamati sekitar. Pada rimbunnya daun-daun dari pohon bambu yang tumbuh berkelompok di beberapa titik halaman luas rumah singgah itu. Membuat siapapun yang berada di sana seperti merasa dipayungi oleh rindangnya dedaunan di atas sana.
Gemericik pelan aliran air sungai yang tak benar-benar jernih juga menarik perhatian. Ditambah pemandangan beberapa nelayan yang berdiri di atas rakit mereka, menebar jala, membuat Dirga betah memandanginya. Hingga Laras perhatikan lagi, Dirga masih saja memindai sekitarnya, pada deretan ruang kelas, podium lapangan upacara, panggung kreatifitas dan aula tempat acara ulang tahun yang masih tampak meriah.
"Mas, kamu lihat apa?" tanya Laras saat Dirga memusatkan perhatiannya pada satu titik ... yang tampak tidak jelas bagi Laras.
Dirga lantas menoleh, menggeleng pelan dengan senyum tipis terurai di wajah tampannya. "Ini tempat favorit kamu?" tunjuknya pada bangku yang Laras duduki. "Kalau tempat favoritku sih, ini!" serunya kemudian duduk di bangku semen, merebahkan tubuh dengan meletakkan kepalanya di atas paha Laras.
Laras sibuk menggelengkan kepala atas kelakuan Dirga yang kini berbaring di atas bangku yang sebenarnya tak cukup menampung ukuran tubuhnya itu.
"Oh ya, Mas, tau nggak? Tempat ini jadi tempat pertama kali Dygta sama istrinya itu ketemu, lho! Makanya mereka sering jadikan tempat ini tempat perayaan setiap momen istimewa mereka."
Dirga kembali manggut-manggut, kali ini dengan tangan yang bersedekap di atas dada.
"Nggak nyangka sih, dari awalnya nggak sengaja bertemu terus mereka bakalan ketemu lagi, ketemu terus, sampai akhirnya berjodoh." Laras melanjutkan ceritanya.
"Ya ... seperti aku yang nggak nyangka bakal ketemu wanita sebaik kamu, bahkan sampai dicintai setulus ini ... sampai detik ini."
Laras terkekeh seraya menjepit hidung mancung dirga dengan ibu jari dan jari telunjuknya. "Kalau gombal jangan kebangetan ya, Mas! Ini kita lagi di pinggir kali, lho!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Waktu Yang Dinanti
RomanceLarasita Maira pernah hampir kehilangan nyawa karena memulai pernikahan pertamanya dengan cara yang salah. Kejadian itu cukup menggoncang batinnya, yang kemudian membuatnya sadar dan berusaha memperbaiki diri. Waktu berlalu, dan Laras kembali dihada...