39

2.3K 302 125
                                    

Rabu pertama Ayas Kitchen mengerjakan pesanan dari Pondok Arum dibantu oleh Andini yang datang berkunjung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rabu pertama Ayas Kitchen mengerjakan pesanan dari Pondok Arum dibantu oleh Andini yang datang berkunjung. Ia bahkan sudah tiba di rumah Laras sejak pagi, menemani putrinya ke pasar, bahkan hingga seluruh pekerjaan selesai.

"Mama nggak nyangka, anak Mama yang dulu taunya cuma makan, sekarang jadi pengusaha kuliner!" seru Andini yang memandang takjub hasil kerjanya. Pada lima puluh kotak berwarna coklat dengan tutup mika transparan berisi empat buah nagasari dengan tampilan kekinian berhasil ia kerjakan bersama Laras hari ini. 

"Ayo, Yas buka toko offline! Soal modal biar jadi urusan Mama. Nanti Mama juga akan dampingi kamu buat mengelola!" ujar Andini lagi. 

Laras yang mulai memasukkan kue-kue dalam kotak itu ke kotak yang lebih besar, tersenyum kecil menanggapi usul ibunya. Saran itu bukan baru ia dengar sekali dua kali, selain Andini, ada ibu mertuanya juga Tante Utari yang lebih dulu memberi saran. Tapi, entah kenapa Laras merasa belum memiliki kemampuan menjalankannya.

"Aneh lho kamu ini, diajak maju nggak mau! Lagian kamu di rumah sibuk apa? Ngurus suami juga off-off-an!"

Laras tak heran lagi dengan ucapan sarkas Andini. Ia hanya menggeleng dengan senyum di wajahnya menanggapi ibunya yang masih belum menerima sang putri menjadi madu.

"Kamu juga jangan diem-diem aja lho, Yas kalau Dirga melanggar hak kamu. Jangan karena ingin menjadi istri yang baik, kamu terima-terima saja sikap nggak baik orang lain ke kamu!"

"Iya, Bu," jawabnya sebagai rasa terima kasihnya pada sang ibu yang tidak berhenti memberinya perhatian.  "Lagipula seminggu kemarin kan memang seharusnya Mas Dirga bersama Tsabitha. Dan, kebetulan Tsabitha sakit jadi Mas Dirga belum pulang kesini sampai sekarang." 

"Tetap saja, Dirga mengabaikan hak kamu!" Andini menggerutu. Tidak tahu saja Andini tentang insiden dinner gagal Dirga dan Laras yang disebabkan oleh Tsabitha. Kalau tahu, sudah dipastikan Dirga tidak selamat dari murka Andini.

***

Laras tiba di Pondok Arum tepat pada pukul sepuluh. Ia meminta maaf pada Bu Arum karena terlambat lima belas menit dari waktu seharusnya ia mengantarkan pesanan.

"Duh, kayak sama siapa aja Mbak Ayas, nih!" balas Bu Arum dengan senyum lebar. Seolah-olah benar-benar tidak merasa keberatan dengan keterlambatan Laras. "Kemarin ditemani suami, sekarang ditemani siapa nih, Mbak Ayas?" Atensi Bu Arum beralih pada Andini yang ikut bersamanya.

"Ini Mamaku, Bu," ucap Laras.

"Walahh, pantes sama cantiknya! Ibunya Mbak Ayas rupanya!" seru Bu Arum lagi lalu mengulurkan tangan ke Andini.

"Terima kasih sudah memesan di Ayas Kitchen, Bu!" ucap Andini ramah.

"Saya yang berterima kasih, Bu! Karena sudah dibantu!" balas Bu Arum kemudian tergelak sendiri.

Waktu Yang DinantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang