Special Bab 1 : The Truth Untold.

60 1 0
                                    

Mungkin saat itu sedang musim semi, Noah yang senggang dari aktivitas kampusnya memilih untuk menghabiskan waktu bersama Summer. Mereka pergi bersama, dan Summer menggunakan kursi rodanya seperti biasa. Perempuan itu nampak senang, senyum selalu terukir indah diwajahnya tiap kali mereka membicarakan hal hal random yang mereka temui disepanjang jalan.

Sampai pada akhirnya, Noah dan Summer tiba didepan sebuah toko bunga. Summer dengan excited langsung menoleh kearah Noah dan memintanya untuk dibelikan satu tangkai.

"Baiklah, akan kubelikan. Kau ini rewel sekali sih," Noah menepuk pelan puncak kepala Summer "Kau tunggu disini dulu ya, telepon aku jika busnya datang."

Anggukan dan senyuman itu terekam jelas dalam ingatan Noah sampai detik ini, hal itu jadi satu satunya kenangan indah yang berubah kelam karena beberapa menit setelah Noah sibuk memilih bunga tercantik didalam sana, sebuah mobil dari berlawanan arah menghantam keras trotoar dan menabrak kursi roda Summer.

Summer terlempar jauh beberapa meter dari tempat terakhir. Perempuan itu bergelimang darah dan merintih kesakitan. Beberapa orang terlihat berlarian menghindari mobil mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi. Riuh panik terdengar bersahutan. Mobil yang menabraknya terlempar kearah bahu jalan dan menyebabkan kebakaran disebagian sisinya.

Mendengar teriakan panik orang orang diluar sana, spontan saja Noah langsung berlari dengan tubuh yang gemetar. Ia merengkuh Summer, berharap jika Summer menyadari kehadirannya. Prasangka buruk mulai menghujami kepalanya karena Summer terus merintih soal kakinya yang mati rasa.

"Bertahanlah Summer, kau akan baik baik saja. Hei hei, tolong yang disini juga! Panggilkan ambulance cepat!"

"Sa-sakit Noah."

Noah menangkup wajah Summer yang memucat. Telapak tangannya yang berkeringat mengelus sayang rambut wanita itu yang dipenuhi darah. Napasnya seolah tercekik sebab Summer terlihat terus mengerjapkan mata guna melawan kesadarannya.

"Bertahanlah Summer, kumohon."

Tapi satu hal yang hanya mampu Summer katakan justru,

"Zoe... Zoe ada didalam mobil itu. Aku melihatnya Noah, tolong bantu arghh bantu dia."

"Apa?"

Rahang Noah mengetat, ia berteriak meminta siapapun untuk mengeluarkan Zoe dari mobil yang hampir terbakar itu. Beberapa orang mendengar, dan langsung ikut menolong. Ketika tiba tiba saja ambulance datang, sontak tanpa pikir panjang dibawanya Summer dan Zoe dalam satu waktu.

Sampai Noah tidak menyadari adanya sosok anak kecil yang duduk di jog belakang mobil itu.

Rupanya saat tiba dirumah sakit, Zoe adalah satu satunya korban yang memiliki luka cukup parah. Perempuan itu sampai koma karena benturan yang terlalu keras, dibandingkan Summer yang hanya mempunyai luka di sekujur kakinya.

"Kita perlu donor hati, nyawa Nona Zoe mungkin tidak bisa diselamatkan jika tidak ditindaklanjuti segera." Tukas dokter yang menangani keduanya kala itu.

Dan hal itu lah yang menjadikan satu satunya tonggak bagaimana rasa benci Noah tidak terkendali sampai detik ini. Sampai kapanpun, dirinya selalu merasa tidak ikhlas ketika Summer dengan sukarela memberikan hatinya untuk sang kakak. Dan justru pergi meninggalkan dirinya seorang diri.

"Noah," panggil Summer ketika dirinya sudah siap memasuki ruang operasi. "Tolong jaga Zoe untukku ya?"

Noah menggenggam erat jemari Summer. Pria itu menggeleng tegas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Us Again [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang