BAB 39

79 4 0
                                    

TW : /suicide/

*********

"Berita mengejutkan awal tahun, seorang pria ditemukan tewas bunuh diri di dalam kediamannya pada tanggal 31 Desember lalu. Berita ini sontak mengundang pertanyaan publik atas motif penyebab kematian. Karena tidak ditemukannya surat terakhir atau wasiat di sekitar TKP. Kecuali beberapa obat tersebar dibeberapa sudut kamar, seolah sedang diracik. Saat ini polisi tengah mengamankan daerah tersebut dan mendalami kasus. Dilaporkan, keluarga terdekat juga tidak mengetahui berita ini sebelumnya. Kasus ini menjadi sangat memperihatinkan. Pihak berwenang menghimbau kepada masyarakat untuk saling mendukung dan peduli pada lingkungan sekitarnya."

******

Rintik rintik hujan yang dingin seakan ikut merasakan duka yang menyelimuti semua pelayat dipemakaman hari itu. Suasana berkabung yang hening dan suara isak tangis dari orang orang yang selama hidupnya begitu dekat dengan Noah seakan menjadi saksi seberapa penting eksistensinya dalam kehidupan mereka masing masing.

Begitupula dengan Zoe, wanita itu sudah letih menangis. Wajahnya sembab memerah. Ia bahkan tak peduli dengan mascaranya yang luntur mengotori pipi. Melihat beberapa orang yang ia kenal, datang dan menangis untuk Noah sungguh sangat menyakitkan.

Setelah mendengar kabar itu, tanpa pikir panjang Aaron dan Zoe langsung kembali ke London dan membubarkan pesta. Mereka sudah tidak bisa berpikir jernih, selama perjalanan hampir keduanya tidak berbicara satu sama lain kecuali saat mengingatkan jam makan. Aaron sendiri hanya memalingkan wajah tiap kali Zoe meliriknya, hingga detik ini Zoe tidak melihat pria itu menangis walaupun bahunya sudah terlihat rapuh.

Aaron begitu terpukul, dan Zoe tidak tahu harus melakukan apa.

Disebelah Zoe ada Ann dan Keenan, pasangan itu saling merangkul untuk menguatkan satu sama lain. Dibelakang Zoe ada Hans yang terus menunduk dengan topi army khas miliknya. Sedangkan Aaron berdiri satu langkah didepan mereka dengan tangan kanan memegang sebuah buket anyelir merah muda dan tangannya yang lain ia masukkan kedalam coat, fokus menatap kerumunan didepan sana, tengah menyampaikan eulogi mereka.

Ketika Zoe ingin memastikan Aaron baik baik saja, didepan kerumunan terdengar suara pria berteriak lantang. Keadaan sekitar semakin riuh, Zoe menoleh kearah Keenan.

"Lucas Ackerley, pria itu ada disini." ungkapnya yang sontak membuat Zoe tertegun.

"Bocah sialan! Kenapa kau mati duluan sebelumku huh? Kau menyerah begitu saja dan memilih untuk bertemu Jessica?! Dasar, kau ternyata sama saja dengan dia. Kalian terlalu terobsesi dengan obat. Tidak pernah berkabar tiba-tiba aku harus datang kepemakamanmu sebagai saksi? Manusia egois, bertemulah kalian di neraka!"

Zoe benar benar terkejut mendengar teriakan itu, tatapannya menyisir kesekitar dan ia kembali dibuat terpaku melihat beberapa orang tak peduli dengan tindakan Lucas. Seolah mereka sudah paham dengan 'perilaku aneh' pria tua itu.

"Kalian sungguh mengganggu waktuku, sial, disini dingin. Tolong ambilkan tongkatku, aku akan pergi sekarang."

Beberapa orang menyingkir untuk memberi jalan, sampai tiba dimana Lucas menghentikan langkah karena Aaron berdiri tepat dihadapannya. Zoe yang panik langsung pasang badan dan mendorong sedikit tubuh Aaron, namun sayang Aaron tidak bergeming. Pria itu menatap dingin Lucas tanpa takut.

Ditatap seperti itu, sudah pasti Lucas yang notebanenya sumbu pendek langsung merasa terhina. Pria itu mengangkat tongkatnya kehadapan wajah Aaron. Wajah galaknya kembali terpampang.

"Anak muda, kau ingin mati juga seperti Noah huh?"

Aaron melangkah satu langkah mendekat. "Kau tahu dimana Lee Sona berada?"

Us Again [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang