Mohon kebijakannya !
*******
Panas.
Entah apa yang ada dipikirannya sekarang, tetapi Zoe merasa jika saat ini Aaron terlihat jauh lebih...bersemangat? Dirinya hampir kewalahan saat pria itu mengecupi sepanjang leher dan tulang selangkanya. Meninggalkan bekas kemerahan yang membuat Zoe malu untuk melirik kebawah.
Tangan besar pria itu menahan pahanya, sedangkan sebelah tangannya yang lain mencengkram erat leher belakang Zoe. Sesekali perempuan itu bisa merasakan belaian halus jemari Aaron yang mengusap tengkuk juga rambut pendeknya. Menenangkan desahannya yang nampak tertahan ditenggorokan. Aaron terlihat sibuk sehingga ruangan ini hanya diisi dengan gumaman serta kecupan basah yang ditimbulkan dari permainannya.
"Aaron..."
Mulut Aaron turun membuka kemeja yang Zoe kenakan dengan giginya. Satu persatu pria itu melepas kaitan kancing sembari menatap Zoe. Meremang, Aaron nampak lapar dan menyeramkan, perutnya kini terasa mual sebab kupu kupu yang berterbangan didalam sana. Sampai kancing terakhir, barulah Aaron melepasnya dengan jarinya sendiri. Kemeja itu dibiarkan jatuh kebawah. Zoe yang menyadari itu langsung bergidik karena udara dingin mampir menyentuh kulit polosnya Mata hazel yang semula menatapnya kini perlahan mengabsen setiap lekuk tubuh Zoe. Sangat memesona, sangat cantik, perempuannya sangat anggun hanya dengan mengenakan cup bra berenda hitam rendah.
Aaron sangat amat memuji wanitanya, tanpa bisa dihindarkan lagi memang pada kenyataannya Zoe jadi jauh terlihat lebih cantik dan panas dari semenjak ia menghilang. Tubuhnya kini terlihat lebih padat dan terbentuk. Hal tersebut spontan meninggalkan tanda tanya besar dibenaknya, apakah selama ini Zoe bahagia jika tidak ada dirinya?
Pria itu menatap Zoe, tidak, Zoe akan jauh lebih bahagia jika bersamanya.
Ia akan membuktikannya malam ini.
Aaron hampir setengah gila, pria itu menggigit bibir bawahnya saat menyentuh sebuah bekas luka samar yang kali pertama ini ia lihat secara langsung. Jari panjangnya menyentuh sepanjang luka dari bawah payudara sampai ketengah perut. Hal itu spontan membuat Zoe kesulitan untuk mengambil napas.
"Zoe..." panggil Aaron tanpa menatapnya.
"Yeah?" tanya Zoe gugup, pasalnya ia takut jika mungkin saja luka bekas operasi itu akan mengganggu Aaron. Atau lebih parah lagi Aaron tidak menyukai tubuhnya yang seperti ini.
"This is beautiful. I love this scar most. Maybe this one is my favorite after your tattoes." Aaron menatapnya lalu tersenyum "You know what? It's hard to sit here and be close to you but not kiss you."
Zoe menundukkan kepalanya, bagaimana bisa pria itu terlalu berterus terang? Mereka memang tidak merancanakan ini akan terjadi, tetapi bagaimana bisa Aaron melewati hal itu? Wanita itu pun kini mendorong bahu tegap Aaron menyender ke kepala kursi. Lalu mendekatkan mulutnya ke telinga Aaron dan berbisik.
"Just shut up and kiss me already."
Aaron terkekeh, ia kembali membawa wajah Zoe kehadapannya dengan merangkum kedua pipi kemerahan perempuan itu. Sepertinya Zoe sedang merasa malu karena ucapannya sendiri.
"Aku menunggumu mengatakannya, tetapi sepertinya kau terlalu jujur sampai kau jadi semerah ini," Zoe memukul bahunya main main, Aaron dengan cekatan menangkap pergelangan tangannya, lalu menarik lengannya sehingga kedua dahi mereka menempel satu sama lain. Dari tempatnya Zoe bisa melihat jika Aaron sempat tersenyum miring sebelum mengatakan "First, should I take off your bra or you wanna take it off by yourself?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Us Again [M]
RomanceKisah seorang mahasiswi yang magang di sebuah rumah sakit ternama. Hidupnya penuh dengan teka teki yang terkadang membuatnya sulit menemukan tujuannya. Sampai suatu saat hidupnya berubah total ketika sebuah fakta membanting ingatannya kedalam memori...