Vote before reading ! Rye in pic :)
********
"Maafkan aku Rye, aku panik kemarin. Pasien ku tiba tiba saja hilang dan aku malah meninggalkanmu begitu saja."
Pria dengan pakaian santai dan sebuah topi bertengger diatas kepalanya itu tampak mengangguk tenang.
"Bukan masalah besar Zoe, aku hanya khawatir kau belum sempat makan saat itu. Jam berapa kamu bisa makan setelah kejadian itu?"
Zoe tampak mengaduk teh nya bosan. "Pukul 3 atau 4 pagi? Entahlah."
"Syukurlah kau tidak pingsan."
Zoe sedikit tertawa mendengarnya "Tentu saja tidak, aku makan bersama Noah. Jadi tidak perlu khawatir."
"Ngomong ngomong," Rye dengan tatapan matanya yang penasaran tampak memajukan sedikit tubuhnya, sebuah senyum kecil tercipta. "Berapa lama lagi kau selesai praktek disana? Kau ini sibuk sekali, sih. Kuliah, magang lalu kerja. Kau jangan memforsir dirimu terlalu keras Zoe. Ingat, kau masih harus banyak banyak istirahat. Penyakit sakit kepalamu itu bisa datang kapan saja."
Ah iya...
Untuk masalah itu, memang Zoe sempat khawatir dengan keadaan tubuhnya yang begitu rentan. Ia tidak bisa melupakan fakta kalau dirinya memang masih perlu istirahat sewaktu waktu.
Tapi tentu saja tidak, Zoe bukan orang yang seperti itu. Dia tidak suka membuang-buang waktu.
Zoe mendedikasikan hidupnya untuk bekerja. Untuk belajar. Untuk bisa memahami semua yang berada disekitarnya. Time is money, klasik tapi itu sudah menjadi mottonya sejak ia hidup sendirian di kota sebesar London. Peluangnya terbuka lebar dimana mana. Tentunya Zoe punya hobi, ia terkadang suka melukis di waktu senggang. Berkat bakatnya itu ia bisa menjual lukisannya melalui internet. Dan tentu itu adalah hal yang bagus untuk keuangannya juga.
Bisa menolong banyak orang dan berguna, maka lingkungan dan semesta akan mendukung semua itu.
"Entahlah, sepertinya sisa dua minggu. Doakan saja semuanya lancar. Aku juga masih rutin minum obat ku, kau tak perlu khawatir."
"Syukurlah kalau begitu."
Keduanya sempat ada hening beberapa saat. Sebelum akhirnya Rye memutuskan untuk bercerita tentang keadaan kampus saat ini dan apa saja yang sudah Zoe lewatkan.
Pria dengan rambut pirangnya yang acak acakan itu nampak antusias menceritakan bagaimana ia dan kawannya berhasil mengadakan pertemuan yang mengharuskan acara tersebut menggunakan hall kampus.
Terkadang Zoe tertawa menanggapinya, ekspresi putus asa yang pria itu tunjukkan nampak begitu lucu.
Jujur saja, banyak perempuan yang terang terangan mendekati pria itu di kampus. Zoe sudah paham tabiat cewek cewek disana yang awalnya modus ingin berteman dengannya agar bisa dekat juga dengan Rye. Namun nampaknya, banyak dari mereka yang harus menelan rasa kecewa bulat bulat karena Rye tidak akan bisa menyukai mereka karena fakta yang ada.
Ditengah tengah perbincangan hangat mereka, tiba tiba saja ponsel Zoe berdering. Perempuan itu mengangkat sebelah tangannya, mengintrupsi agar Rye bisa menghentikan kalimatnya sebelum ia akhirnya mengangkat panggilan dari Dokter Ann tersebut.
"Halo, selamat siang Nona Zoe."
"Siang Dokter Ann, ada yang bisa kubantu?"
"Apa aku mengganggu waktu liburmu Nona Zoe?"
Zoe yang mendengar itu mengernyit bingung. Mendapati hal itu, didepannya Rye nampak penasaran namun Zoe hanya bisa menaikkan kedua bahu,
"Tentu saja tidak Dokter Ann. Ada apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Us Again [M]
RomanceKisah seorang mahasiswi yang magang di sebuah rumah sakit ternama. Hidupnya penuh dengan teka teki yang terkadang membuatnya sulit menemukan tujuannya. Sampai suatu saat hidupnya berubah total ketika sebuah fakta membanting ingatannya kedalam memori...