4. Kehancuran Reksa

202 14 1
                                    

Ternyata benar, kehidupan Reksa hancur seketika karena berita buruknya tentang Jo. Tatapan buruk dari semua orang di sekolahnya membuat Reksa sangat tidak nyaman bersekolah, bahkan beberapa kali dia mendapatkan perkataan pedas dari temannya mengenai kehidupan Reksa dan Jo sekarang.

Semuanya tidak ada yang berani memukul bahkan merundung Reksa, karena mereka takut akan berujung seperti Daniel yang masuk rumah sakit karena ulah Jo. Sebenarnya Reksa sangat bersyukur akan itu, tapi dia juga sangat membenci dengan perkataan mereka yang mengejeknya terus menerus.

"Aliyah?" Panggil Reksa saat melihat gadis itu baru saja keluar dari ruang kepala sekolah.

"Reksa?"

Reksa mengulaskan senyumnya dan melihat seorang paruh baya berdiri disamping Aliyah.

"Ibu lo?" Tanya Reksa dianggukan oleh Aliyah. Reksa dengan sopan menyalami ibu Aliyah itu.

"Oh ini nak Reksa yang Yaya ceritakan sama mamah?"

Aliyah mengangguk. "Iya mah, gimana? Lucu kan orangnya."

"Ganteng sekali kamu." Sanjung Bu Erli membuat Reksa tersipu malu.

"Biasa aja tante." Jawab Reksa merasa malu membuat Aliyah dan Bu Erli tertawa.

"Oh iya Sa, kebetulan gue ketemu lo disini, gue mau pamit sama lo, gue mau pindah sekolah." Ucap Aliyah membuat wajah Reksa seketika berubah.

"Pindah?"

Aliyah menganggukan kepalanya. "Iya, gue mau sekolah di LA sekaligus melanjutkan kuliah gue disana. Kebetulan bokap gue mendapatkan pekerjaan tetap disana dan gue dan mamah harus ikut bokap." Ungkap Aliyah membuat Reksa terdiam sedih.

Aliyah menepuk pundak Reksa. "Lo gak usah khawatir, kita masih bisa chatingan seperti biasa, lo akan tetap menjadi teman gue."

"Tapi lo tega biarin gue sendiri disini? Kalo gue di bully lagi? Siapa yang akan bela gue kalo bukan lo?" Ucap Reksa sangat merasa takut akan itu.

"Itu semua gak akan terjadi kecuali kalo lo berani melawan, sa. Mereka gak pantas membully lo, karena mereka dan lo itu sama saja, hanya seseorang dengan segala kekurangan." Tutur Aliyah membuat Reksa menghela nafasnya gusar.

"Jangan sedih, nanti kita pasti akan bertemu Lagi kok." Tutur Bu Erli menepuk pelan pundak Reksa.

Reksa menganggukan kepalanya hanya bisa pasrah. "Iya ya, gue harap lo gak lupa sama gue ya."

"Itu gak akan terjadi, gue gak akan lupain lo." Jawab Aliyah seraya tersenyum.

Reksa terdiam dan tiba-tiba Aliyah memeluknya dengan erat. Bu Erli ikut tersenyum dengan pertemanan mereka berdua.

"Semangat dong, jangan sedih begitu." Tutur Aliyah dianggukan oleh Reksa dengan senyuman.

"Terimakasih ya selama ini lo udah mau berteman sama gue dan mau menjadi teman ngobrol gue, gue senang bisa kenal lo, Aliyah." Ucap Reksa dianggukan oleh Aliyah.

"Iya Reksa sama-sama."

Bu Erli melirik arlojinya itu. "Sudah belum nih pamitannya? Papah udah nungguin di mobil."

Aliyah mengangguk. "Udah mah."

"Yaudah ayo." Ajak Bu Erli dianggukan oleh Aliyah.

"Gue pergi dulu ya, fighting Reksa." Ucap Aliyah bergegas pergi dengan melambaikan tangannya membuat Reksa semakin bersedih.

Hingga dimana dia teringat sesuatu. Dia berteriak memanggil gadis itu.

"Aliyah!"

Aliyah memberhentikan langkahnya. "Iya?"

JOURNEY OF JO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang