26. Ini penderitaan atau kebahagian?

159 13 3
                                    

Perkataan itu menjadi janji untuk mereka berdua untuk bahagia bersama. Aliyah perlahan membuka hatinya untuk Jo begitupun Jo, laki-laki itu harus banyak mengajarkan kepada Aliyah cara mencintai seseorang dengan kesederhanaannya.

Tentang kekasih Aliyah?

Aliyah sudah tidak berniat untuk mencari bahkan menyuruhnya kembali, karena saat ini laki-laki terbaik setelah ayahnya adalah Jo. Laki-laki yang tidak pernah meninggalkan Aliyah sedikitpun bahkan Laki-laki yang tidak ingin Aliyah terluka sedikitpun.

Aliyah sangat percaya jika Jo adalah sosok laki-laki baik yang bisa menjaga dirinya dan calon anaknya hingga dewasa kelak.

Seperti saat ini, Aliyah tidak ada henti-hentinya tersenyum melihat Jo yang terus mengusap perutnya dengan mengobrol bersama calon anaknya itu.

"Sayangnya papah, sehat-sehat didalam ya, jangan rewel. Nanti kalo Dede udah keluar nanti kita main di Playground, main bola, main golf, main tenis, main catur, main apapun itu asalkan Dede senang." Tutur Jo dengan menundukkan kepalanya didepan perut Aliyah.

"Banyak banget, cocok jadi atlet anak gue." Cibir Aliyah.

"Gapapa jadi Atlet asalkan jangan jadi pemalas kaya ibu kamu ya nak."

"Apaan? Pemalas? Siapa coba yang beres-beres kontrakan kalo bukan gue?" Desis Aliyah.

"Terus jangan jadi manusia galak kaya ibu kamu ya." Ucap Jo lagi membuat Aliyah mendesis.

"Jadi apapun itu asalkan kamu bahagia dan sehat terus ya sayang." Ucap Jo lalu mencium perut buncit Aliyah dengan sayang.

"Papah berangkat kerja dulu ya jagoan, jaga ibumu ya, jangan sakitin dia." Tutur Jo kepada calon anaknya itu.

Aliyah mengulaskan senyumnya.

"Kalo kamu sakitin ibumu, papah bakal hukum kamu." Tutur Jo membuat Aliyah mengernyit.

"Caranya?"

"Malam pertama." Enteng Jo dan mendapatkan cubitan kasar dari Aliyah.

"Awss sakit Al." Desis Jo memegang lengannya yang terasa sakit.

"Lagian kalo ngomong suka ngadi-ngadi." Kesal Aliyah.

"Emang kenapa Al? Sejak kita nikah kan, kita belum rasain malam pertama." Ujar Jo terlihat kesal.

"Gue lagi hamil Jo, lo tau sendiri kan gue–"

"Iya sayang, cuma bercanda kok. Maafin ya." Ucap Jo menyela perkataan Aliyah. Jo mencium kepala Aliyah dengan sayang.

"Gue berangkat kerja dulu ya, nanti kalo ada apa-apa segera kabarin gue." Tutur Jo mengusap kepala Aliyah dengan sayang.

Jo beranjak bangkit menarik jaketnya. "Assalamualaikum."

"Jo?"

Jo melihat kearah Aliyah sejenak.

"Lo boleh kenalan kok sama Dede bayi." Ungkap Aliyah terdengar ragu, dan Jo terdiam sejenak mencerna ucapan perempuan itu.

"Kalo lo mau, gue–"

Jo melempar asal jaketnya dan langsung menggendong Aliyah begitu saja membuat perempuan itu terkejut seketika.

"Jo?"

"Gue mau banget kok, mau banget kenalan sama Dede bayi." Ucap Jo sangat antusias.

"Kerjaan lo gimana?"

"Uang bisa dicari, kesempatan gak datang dua kali." Jawab Jo membuat Aliyah tertawa begitu saja.

Jo membawa Aliyah kedalam ruang tengah dan merebahkan perempuan itu diatas kasur. Aliyah mengulaskan senyumnya melihat wajah Jo yang terlihat sangat senang.

JOURNEY OF JO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang