7. Pernikahan mendadak

307 15 4
                                    

Delapan tahun kemudian...

Perjalanan hidup Jo saat ini masih terlihat sama, dirinya masih tinggal di kontrakan kecil dengan pekerjaannya yang masih menjadi tukang servise barang elektronik.

Jika kalian bertanya mengapa Jo tidak melanjutkan sekolahnya dengan uang yang dia dapat? Jawabannya tidak, karena Jo sudah tidak memikirkan itu semua, meskipun Reksa sudah memiliki hidup sendiri.

Yang dibutuhkan Jo saat ini adalah hidup tenang, tanpa memikirkan apapun dan Jo hanya ingin bersenang-senang dengan usaha yang dia dapatkan sendiri. Dirinya tidak perduli dengan perkataan orang bahkan ejekan orang tentangnya, Jo hanya berusaha menjadi dirinya sendiri.

Tring...

Jo mengangkat ponselnya yang berdering, dia segera mengangkatnya.

"Halo?"

"Apa benar ini pak Jordie tukang service barang elektronik?"

"Iya benar pak, apa bapak memerlukan Jasa saya?" Tanya Jo sopan.

"Benar sekali pak Jo, saya membutuhkan jasa bapak, saya ingin bapak membantu membenarkan AC dirumah saya yang rusak."

"Oh gitu, baik pak, saya akan membantu bapak. Tolong beri alamat yang jelas ya dan saya akan segera kesana hari ini juga."

Jo mencatat alamat yang seseorang itu berikan. Setelah berbincang-bincang dengan seseorang itu, Jo bergegas berkemas membawa mini box yang terdapat alat-alat miliknya, sesudah itu Jo bergegas pergi menggunakan motornya ke alamat tersebut.

Selang hampir setengah jam Jo mencari alamat pelanggan itu, kini akhirnya dia dapat menemukan rumah tersebut. Rumah yang cukup besar dengan pagar yang menjulang tinggi dan terdapat dua lantai itu.

"Ini bukan ya?" Gumam Jo.

Jo memarkirkan motornya didepan gerbang rumah itu, dia berjalan menghampiri seorang satpam yang sadar akan kehadirannya.

"Permisi pak, apa benar ini rumah pak Mahdi?" Tanya Jo.

"Benar sekali, tukang servise AC ya?" Ucap Satpam itu yang sepertinya sudah tahu.

"Iya pak."

"Oh iya mas, masuk aja, bapak sudah menunggu didalam." Ucap satpam itu langsung membuka gerbangnya.

"Makasih pak." Ucap Jo sopan lalu bergegas masuk kedalam dengan menjinjing mini boxnya.

Jo masuk kedalam rumah itu saat seorang pembantu menyuruhnya untuk masuk. Dia nampak sedikit canggung karena tidak enak dengan pemilik rumah besar itu.

"Mas Jo ya?" Suara bariton itu seketika muncul dari lantai atas dan berjalan santai menghampiri Jo.

"Iya pak."

"Naik aja mas, AC nya ada di atas." Suruh pak Mahdi dianggukan oleh Jo.

Jo berjalan mengikuti arah Pak Mahdi dengan sesekali melihat seisi rumah besar itu. Entah mengapa dari sudut ruangan bahkan barang-barang mahal itu mengingatkan dirinya kepada keluarganya 8 tahun silam.

"Saya tahu dari teman saya kalo Jasa mas Jo itu gak mengecewakan, jadi saya lebih baik memanggil mas Jo daripada langganan saya, buktinya lagi-lagi AC anak saya rusak." Ucap Pak Mahdi mengajak Jo mengobrol.

"Beli lagi aja pak." Sahut Jo membuat pak Mahdi tertawa.

"Kenapa harus beli yang baru kalo yang lama masih bisa di benerin." Ucap Pak Mahdi membuat Jo tertawa pelan.

"Semoga aja bisa ya pak."

"Aamiin."

Grekk!

Pak Mahdi membuka salah satu pintu kamar disana. Seketika mereka berdua terkejut saat melihat seorang gadis bergantung dengan tali tambang kesusahan bernafas.

JOURNEY OF JO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang