37. Aliyah bukan boneka

138 12 0
                                    

Suara gebrakan meja cukup keras di ruang meeting. Beberapa orang ada yang terkejut serta takut atas amarah dari seorang CEO dihadapannya.

"Saya datang kesini hanya ingin melihat tingkat peminat pada produk kita. Tapi mengapa produk milik orang lain lebih tinggi daripada kita!" Geram pak Maldrich.

"Dad, kita tidak akan menyerah untuk menawarkan produk milik kita kepada para konsumen bahkan Reksa sudah menyewa para editor ahli untuk membantu mempromosikan." Jawab Reksa.

"Ini bukan karena promosi saja Reksa, tapi karena ketertarikan konsumen kepada produk kita yang semakin menurun. Banyak produk baru yang baru lahir dan mengambil ketertarikan pada konsumen." Balas pak Maldrich membuat Reksa terdiam.

"Ini tender besar, kita tidak bisa kalah hanya karena perusahaan rintisan baru. Saya sudah mewanti-wanti kepada kalian untuk mempertahankan kualitas barang, bukan sibuk promosi sana sini. Promosi berkedok santai." Cibir pak Maldrich.

Reksa mendesis pelan. "Reksa akan mengatasi ini dad."

"Jelas, kamu harus menyelesaikan masalah ini dengan baik." Jawab Pak Maldrich.

"Jangan lupa dengan pengorbanan saya untuk kamu. Jika kamu membuat perusahaan saya hancur, saya gak akan segan-segan mengembalikan kamu menjadi seorang gelandangan!" Tutur Pak Maldrich membuat Reksa bungkam. Dia melirik rekan-rekan kerjanya yang melihat kearahnya.

"Menangkan tender besar ini Reksa." Tutur Pak Maldrich menepuk pundak Reksa dan bergegas pergi.

Reksa tidak ingin berlama-lama diam, dia kembali melanjutkan pekerjaannya dan tidak ingin mempermalukan dirinya sendiri.

****

"Baik pak, akan saya usahakan." Ucap pak Mahdi kepada orang diseberang telfon. Lalu setelah itu sambungan terputus begitu saja.

"Aliyah?" Panggil Pak Mahdi saat mendapatkan anaknya itu ingin bergegas pergi.

"Iya pah?"

"Mau kemana?"

"Mau ketemu Atlas pah, Aliyah ibunya gak seharusnya Jo pisahin Aliyah sama anak Aliyah." Ujar Aliyah merasa tidak terima.

"Papah mau ngomong penting sama Aliyah." Ucap Pak Mahdi membuat Aliyah mengernyit.

"Nanti ya sesudah Aliyah pergi–"

"Sekarang." Paksa Pak Mahdi dengan serius.

Pak Mahdi berjalan kearah sofa untuk duduk tenang disana. Aliyah menghela nafasnya pelan lalu ikut duduk disamping ayahnya itu.

"Mau ngomong apa pah?"

Pak Mahdi menghela nafasnya pelan memandang Aliyah serius. "Aliyah masih cinta gak sama Reksa?"

Aliyah mengernyit. "Kenapa papah tiba-tiba tanya gitu?"

"Cuma mau tau aja." Jawab Pak Mahdi.

"Kalo Cinta Aliyah sudah merasakannya dari pertama kali Reksa bertemu Aliyah di LA ditambah lagi saat ini Reksa adalah ayah kandung dari Atlas." Ungkap Aliyah.

Pak Mahdi menggeleng. "Bukan itu yang ayah maksud."

"Terus?"

"Gimana perasaan kamu sama Reksa saat ini?" Tanya Pak Mahdi.

Aliyah mengedipkan matanya berkali-kali. "Perasaan?"

Pak Mahdi menganggukan kepalanya. "Reksa kan sudah lama tidak bertemu dengan kamu dan kamu juga sudah lama berhubungan dengan Jo. Apakah Aliyah masih mencintai Reksa daripada Jo?"

Aliyah menghela nafasnya pelan. "Aliyah juga gak tahu pah."

"Kenapa gak tahu?"

"Reksa dan Aliyah memang memiliki status hubungan sebagai seorang kekasih, itu tidak terputus sampai sekarang. Tapi Jo, Jo adalah suami Aliyah. Jika papah tanya mengenai perasaan Aliyah kepada mereka? Aliyah mencintai mereka berdua pah. Aliyah mencintai Reksa sedari awal Aliyah dendam kepada Jo dan Aliyah mencintai Jo karena Jo sangat baik kepada Aliyah. Jo adalah defini suami dambaan para wanita diluar sana, dia suami yang hebat, dia rela sengsara demi menghidupi keluarganya." Jelas Aliyah panjang lebar.

JOURNEY OF JO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang