"Mohon maaf atas perilaku anak saya, saya berjanji akan mendidiknya dengan baik lagi." Ucap orang tua pelaku pembullyan itu.
"Tidak apa-apa tapi saya ingin sedikit hukuman untuk anak anda." Ucap Ibu Riko.
"Baik, saya akan menerima hukuman sekolah untuk anak saya. Asalkan jangan keluarkan anak saya dari sekolah."
Ibu Riko menganggukan kepalanya. "Iya, bapak kepala sekolah tidak akan mengeluarkan anak anda."
"Baik, saya anggap masalah ini selesai. Riko sudah mendapatkan pertanggung jawaban dari ibu Amar."
"Iya pak." Jawab Ibu Riko dan akhirnya mereka bersalaman dengan baik.
Setelah acara perbincangan penting mereka, ibu Riko keluar dan bertemu dengan Jo yang setia menunggunya diluar ruang kepala sekolah. Ya, Jo memenuhi janjinya akan datang ke sekolah Riko untuk menyelesaikan masalah anak itu.
"Terimaksih banyak atas bantuan anda kepada Riko, kalo tidak ada anda mungkin anak saya sudah meminum-minuman keras itu dan juga menjadi perokok sejak dini." Ucap Ibu Riko kepada Jo.
"Sama-sama Bu. Riko tidak merokok kok, dia cuma disuruh oleh temannya." Ucap Jo yang sangat tahu akan itu.
"Sekali lagi saya Terimakasih ya mas."
"Iya Bu, dimohon didikan yang baik untuk Riko ya, dia anak penurut kok, kalo gak mana mau dia disuruh-suruh sama temannya apalagi sampai diancam begitu." Tutur Jo dianggukan ibu Riko.
Jo menghela nafasnya pelan. "Yaudah Bu, saya pulang dulu ya."
"Iya mas, hati-hati ya, sekali lagi saya berterimakasih."
Jo mengangguk dengan mengulaskan senyumnya. Lalu, dia bergegas pergi meninggalkan ibu-ibu itu berjalan di koridor sekolah itu dengan santai.
"Bang?" Panggil seseorang membuat Jo menoleh. Ternyata itu adalah Riko, bocah SMP yang terpaksa akan membeli rokok di mini marketnya.
"Makasih ya Bang lo udah bantu gue, Amar dan yang lain udah di DO bahkan dia diancam akan dikeluarkan dari sekolah kalo membully gue ataupun siswa yang lain." Ucap Riko terlihat senang.
"Sama-sama." Ucap Jo menepuk pundak Riko.
"Bang?" Panggil Riko lagi.
"Doain gue ya, semoga gue bisa sukses kaya adik lo, lo bilang adik lo berani melawan orang-orang yang udah merundung dia terus sekarang dia sukses. Kalo gitu gue akan ikutin jejak dia, Doain gue ya Bang." Ucap Riko membuat Jo terdiam bungkam.
"Bang?" Panggil Riko menyadarkan lamunan Jo.
Jo mengangguk dengan menghela nafasnya panjang. "Gue Doain lo semoga sukses ya, semangat sekolahnya, jangan bolos apalagi ikut pergaulan bebas."
"Iya Bang."
"Gue balik ya, jaga diri baik-baik lo Riko, kasihan ibu lo." Tutur Jo dianggukan oleh Riko.
"Makasih Bang." Ucap Riko lalu Jo bergegas pergi dari hadapan bocah itu. Entahlah, perkataan Riko membuat Jo teringat dengan Reksa, bohong jika Jo tidak merindukan adiknya itu.
Mau bagaimanapun Reksa adalah bagian keluarganya, sejauh apapun Reksa yang ada dipikiran Jo adalah kesehatan adiknya itu. Apakah Reksa baik-baik saja, apa dia makan dengan teratur, apa dia kesulitan diluar sana? Jo selalu memikirkan itu.
Perasaan sedih itu seketika berubah saat Jo melihat senyum manis terpancar dari wajah istrinya itu. Jo melihat Aliyah bermain bersama anak-anak kecil di depan kontrakan dengan sangat gembira.
"Hahaha kamu turun!" Cibir Aliyah dengan tertawa keras menertawakan anak kecil didepannya bermain ular tangga dan dia malah turun.
"Bismillah semoga aku naik keatas." Ucap Aliyah seraya mengocok dadu nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JOURNEY OF JO [END]
RandomMuhammad Jordie atau kerap dipanggil Jo, adalah seorang laki-laki sekaligus seorang kakak yang memiliki jiwa yang tangguh dan berani. Bagaimana tidak? Disaat yang lain bersekolah untuk mencapai cita-citanya, Jo lebih memilih bekerja untuk menghidupi...